Qaddafi Kuasai Panggung Majelis Umum PBB  

Reporter

Editor

Kamis, 24 September 2009 09:57 WIB

AP Photo/Richard Drew
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemimpin eksentrik dari Libya, Muammar Qaddafi, untuk pertamakali tampil berpidato di Majelis Umum PBB di New York, Kamis (23/9). Pidato itu sangat nyeleneh, bukan cuma waktunya tapi juga cara, gaya, dan isinya.

Tiap pemimpin negara sering kali melebihi waktu jatah pidato yang hanya 15 menit. Presiden Amerika Barack Obama, misalnya, berpidato 36 menit atau lebih dari dua kali jatah yang diberikan.

Tapi Qadhafi luar biasa molornya. Ia berpidato sepanjang 126 menit alias lebih dari enam kali jatah waktu yang diberikan.

Terakhir kali ada yang berpidato begitu lama di Majelis Umum PBB adalah Presiden Fidel Castro dari Kuba pada 1960. Saat itu tema pidatonya menyebut semua negara lemah menghadapi ancaman agresi Amerika Serikat.

Sebagian besar pemimpin dunia tampil dengan pakaian resmi barat--dengan jas dan dasi--yang tidak mencolok. Tapi Qadhafi tampil dengan pakaian tradisional Libya. Jubah itu masih ditambah pin berbentuk benua Afrika yang mengkilap.

Sebelum Qadhafi, yang mendapat jatah berpidato adalah Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Saat Obama berpidato, ruangan sidang Majelis Umum PBB itu pnuh.

Tapi saat Qadhafi menyelesaikan pidato, separuh orang di dalam sudah keluar duluan. Separuh sisanya yang didalam tampak bertanya-tanya, marah, kelelahan, atau malah tertawa.

Termasuk yang meninggalkan ruang sidang dari awal adalah delegasi Amerika. Mereka meninggalkan ruang sehingga yang mendengarkan Qaddafi tinggal staf rendahan yang bertugas mencatat pidato.

Presiden Majelis Umum yang kebetulan sedang di tangan orang Libya, Ali Treki, mempersilahkan Qaddafi naik ke panggung dan memperkenalkan sebagai "raja di raja".

Meski namanya sudah disebut, Qaddafi tidak juga naik ke panggung, ia berada di kursinya selama 15 menit untuk bersalaman dan berbicara dengan beberapa orang sehingga hadirin yang lain terdiam bingung.

Akhirnya ia naik ke podium dengan membawa lembaran kertas catatan warna kuning dengan huruf-huruf Arab besar. Ia juga memegang buku kecil Piagam PBB.

Banyak pemimpin menyiapkan naskah pidato dengan serius. Tapi Qaddafi agaknya tidak. Jelas, lembaran kertas kuning itu adalah ringkasan tema yang ia meski bicarakan dan baru saja ia buat. Mungkin saat Obama berpidato.

Dalam pidatonya, ia mengkritik struktur PBB termasuk di dalamnya adalah lima anggota tetap Dewan Keamanan yang memiliki hak veto. Mestinya, kata Qaddafi, Dewan Keamanan tunduk pada Majelis Umum PBB karena ini adalah "parlemen dunia".

"Itu mestinya tidak diberi nama Dewan Keamanan tapi "Dewan Teror"," kata Qaddafi.

Saat mengecam PBB ini ia sedikit menyobek Piagam PBB. Perdana Menteri Inggris Gorden Brown yang tampil belakangan memulai pidato dengan mengatakan, "Saya berdiri di sini untuk mendukung Piagam PBB, bukan untuk menyobeknya."

Patut diingat, Inggris termasuk diuntungkan dengan Piagam PBB karena menjadi satu dari lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Jika waktunya sudah molor terlalu lama, meski presiden Majelis Umum menghentikannya. Tapi yang menjadi presiden adalah orang Libya, Treki, jadi Qaddafi bisa jalan terus.

Ia juga meminta mereka yang menyebabkan pembantaian massal di Irak diadili. Taliban mestinya berhak membangun negara Islam. Ia curiga flu babi itu sengaja dibuat di laboratorium sebagai senjata rahasia. Malah, ia sempat menuntut agar pembunuhan John F. Kennedy dan Martin Luther King diusut sampai tuntas.

Qaddafi juga mengusulkan markas PBB dipindah ke Libya karena sebagian besar para pemimpin dunia mengalami jet lag saat terbang. Ia kembali mengusulkan pemecahan masalah Israel-Palestina dengan membentuk negara bernama Isratina--Israel dan Palestina digabung menjadi satu.

AP/NYT/NURKHOIRI

Berita terkait

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

10 September 2018

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

Sejumlah pria bersenjata menyerang kantor pusat perusaahan minyak nasional Libya, NOC, di Tripoli, Senin 10 September 2018.

Baca Selengkapnya

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

18 Mei 2018

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

Trump mengatakan penyelesaian denuklirisasi Korea Utara tidak akan menggunakan model Libya, seperti disuarakan penasehat Keamanan AS, John Bolton.

Baca Selengkapnya

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

11 Juni 2017

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

Saif al-Islam, putra kedua Muamar Khadafidiktator Libya yang telah dijungkalkan, dilaporkan bebas dari penjara.

Baca Selengkapnya

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

28 Februari 2017

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

Staf kesehatan Filipina bekerja di rumah sakit utama di Sirte, Libya, yang digunakan ISIS untuk mengobati militan yang terluka.

Baca Selengkapnya

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

22 Februari 2017

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

Kemungkinan masih ada korban yang tenggelam ke dalam laut.

Baca Selengkapnya

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

5 Februari 2017

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

Di antara pengungsi yang berada di perahu tersebut berasal dari Suriah, Tunisia, Libya, dan wilayah otoritas Palestina.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

21 November 2016

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

Keluarga siswa SMA yang menjadi korban serangan monyet yang dilepaskan tiga pemuda, membalas dendam hingga terjadi perang suku di Shaba,Libya.

Baca Selengkapnya

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

3 Oktober 2016

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

"Mayat Oerlemans dibawa ke rumah sakit Misrata, 200 kilometer sebelah barat Sirte."

Baca Selengkapnya

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

17 Agustus 2016

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

"Distrik Dua berhasil dibebaskan," kata Reda Issa, juru bicara pasukan pro-pemerintah, kepada kantor berita Reuters.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

2 Agustus 2016

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

Menurut keterangan Pentagon, serangan udara yang dilancarkan pada Senin kemarin untuk menjawab permintaan Otoritas Pemerintah Nasional (GNA).

Baca Selengkapnya