Putin Pimpin Latihan Senjata Nuklir Prajurit Rusia, Siap Perang dengan AS?

Reporter

Tempo.co

Rabu, 30 Oktober 2024 16:18 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat sebelum bertemu dengan Dilma Rousseff, Ketua Bank Pembangunan Baru dan mantan presiden Brasil, di sela-sela KTT BRICS di Kazan, Rusia, 22 Oktober 2024. (Alexander Nemenov/Pool via REUTERS)

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin pada Selasa, 29 Oktober 2024 memulai latihan senjata nuklir Rusia saat perang dengan Ukraina berada di titik kritis. Ini adalah Latihan kedua yang diadakan di Moskow dalam dua pekan terakhir.

Perang Rusia Ukraina telah berlangsung selama 2,5 tahun. Perang ini memasuki fase paling berbahaya karena pasukan Rusia terus maju di Ukraina timur. Sebagai gantinya, negara-negara Barat mempertimbangkan cara untuk memperkuat Ukraina.

Rusia telah memberi isyarat selama berminggu-minggu kepada Barat bahwa Moskow akan menanggapi jika Amerika Serikat dan sekutunya membantu Ukraina menembakkan rudal jarak jauh ke dalam Rusia. Di sisi lain NATO menyatakan bahwa Korea Utara telah mengirim pasukan ke Rusia barat.

"Kami akan menyusun tindakan para pejabat untuk mengendalikan penggunaan senjata nuklir dengan peluncuran praktis rudal balistik dan jelajah," ujar Putin dalam video yang beredar saat mengumumkan latihan tersebut.

Dalam video yang dirilis oleh Kremlin, Putin mengatakan penggunaan senjata nuklir akan menjadi tindakan yang sangat luar biasa. Namun senjata itu harus tetap siap digunakan.

Advertising
Advertising

"Kami akan terus meningkatkan semua komponennya. Sumber daya untuk ini tersedia. Saya tegaskan bahwa kami tidak akan terlibat dalam perlombaan senjata baru, tetapi kami akan mempertahankan kekuatan nuklir pada tingkat kecukupan yang diperlukan,” katanya.

Latihan ini menyusul latihan pada 18 Oktober 2024 di wilayah Tver, barat laut Moskow, yang melibatkan unit yang dilengkapi dengan rudal balistik antarbenua Yars. Rudal ini mampu menyerang kota-kota di Amerika Serikat.

Putin bulan lalu menyetujui perubahan pada doktrin nuklir resmi. Perubahan itu menetapkan kondisi di mana Rusia dapat mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir.

Berdasarkan perubahan tersebut, Rusia akan menganggap setiap serangan terhadap negara itu yang didukung oleh kekuatan nuklir sebagai serangan Bersama. Ini adalah peringatan yang jelas bagi Amerika Serikat untuk tidak membantu Ukraina menyerang Rusia dengan senjata konvensional.

Rusia dan Amerika Serikat adalah dua negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia. Keduanya mengendalikan 88 persen hulu ledak nuklir dunia.

AL ARABIYA | NY POST

Pilihan editor: Profil Pemimpin Hizbullah Naim Qassem, Baru Terpilih Diancam Israel

Berita terkait

Ada Pasukan Korea Utara dalam Perang Rusia-Ukrainia, Berikut Temuannya

19 menit lalu

Ada Pasukan Korea Utara dalam Perang Rusia-Ukrainia, Berikut Temuannya

Pasukan Korea Utara ditengarai bergabung dengan Rusia untuk melawan Ukraina yang disokong Amerika Serikat. Berikut beberapa temuannya.

Baca Selengkapnya

Jenderal Korea Utara Diterjunkan Bantu Rusia dalam Perang Ukraina

7 jam lalu

Jenderal Korea Utara Diterjunkan Bantu Rusia dalam Perang Ukraina

Korea Utara menerjunkan ribuan tentara yang diawasi oleh petinggi militer dalam perang Rusia Ukraina.

Baca Selengkapnya

ICC Tunda 5 Bulan untuk Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu, Standar Ganda?

13 jam lalu

ICC Tunda 5 Bulan untuk Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu, Standar Ganda?

ICC menghadapi tuduhan kemunafikan karena menunda permintaan surat penangkapan PM Israel Benjamin Netanyahu dan Menhan Yoav Gallant

Baca Selengkapnya

Terlibat Konflik Ukraina-Rusia, Pejabat Militer dan Pasukan Korea Utara Ditempatkan di Garis Depan

1 hari lalu

Terlibat Konflik Ukraina-Rusia, Pejabat Militer dan Pasukan Korea Utara Ditempatkan di Garis Depan

Pejabat Rusia dilaporkan mengajarkan terminologi militer kepada pasukan Korea Utara

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Putin, Dubes Rusia Dorong Kerja Sama Ekonomi dengan Indonesia

1 hari lalu

Prabowo Bertemu Putin, Dubes Rusia Dorong Kerja Sama Ekonomi dengan Indonesia

Dubes Rusia mendorong kerja sama ekonomi antara Rusia dan Indonesia, menindaklanjuti pertemuan antara Prabowo dengan Putin pada Juli lalu.

Baca Selengkapnya

21 Warga Ukraina Luka-luka Akibat Serangan Udara Rusia

1 hari lalu

21 Warga Ukraina Luka-luka Akibat Serangan Udara Rusia

Sebanyak 21 warga Ukraina luka-luka akibat serangan Rusia. Serangan itu menyasar dua kota, yakni Kharkiv dan Chuhuiv

Baca Selengkapnya

IAEA: Fasilitas Nuklir Iran Tak Terdampak Serangan Israel

3 hari lalu

IAEA: Fasilitas Nuklir Iran Tak Terdampak Serangan Israel

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada Sabtu mengatakan bahwa fasilitas nuklir Iran "tidak terdampak" dalam serangan Israel

Baca Selengkapnya

Zelensky Tolak Kunjungan Sekjen PBB ke Kyiv Usai Hadiri KTT BRICS di Rusia

4 hari lalu

Zelensky Tolak Kunjungan Sekjen PBB ke Kyiv Usai Hadiri KTT BRICS di Rusia

Zelensky menolak kunjungan Antonio Guterres ke Ukraina menyusul partisipasi Sekjen PBB itu dalam KTT BRICS di Rusia

Baca Selengkapnya

Dukung AS dan Ukraina, Intelijen Belanda Sebut Rusia Kerahkan Pasukan dari Korea Utara

5 hari lalu

Dukung AS dan Ukraina, Intelijen Belanda Sebut Rusia Kerahkan Pasukan dari Korea Utara

Intelijen Belanda mengkonfirmasi bahwa Rusia telah mengerahkan setidaknya 1.500 tentara dari Korea Utara untuk berperang dalam perang Ukraina.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Disebut Kirim Pasukan ke Rusia, Putin Angkat Bicara

5 hari lalu

Korea Utara Disebut Kirim Pasukan ke Rusia, Putin Angkat Bicara

Presiden Putin mengabaikan klaim itu meski AS mengaku melihat bukti bahwa 3.000 tentara Korea Utara telah dikirim

Baca Selengkapnya