Korea Utara Ubah Undang-undang, Resmi Sebut Korea Selatan Musuh

Kamis, 17 Oktober 2024 21:41 WIB

Tumpukan tanah di dekat sebuah bangunan di jalan Jalur Gyeongui di wilayah utara Zona Demiliterisasi (DMZ), yang memisahkan kedua Korea, dalam gambar yang diambil dari Paju, Korea Selatan, 14 Oktober 2024. Yonhap/via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara resmi mengamendemen konstitusinya untuk secara resmi menyebut Korea Selatan sebagai negara yang bermusuhan dengan mereka. Perubahan konstitusi itu dilakukan karena alasan ancaman keamanan dan meningkatnya ketegangan antara kedua negara.

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), media yang dikelola Korea Utara, melaporkan bahwa langkah itu tidak dapat dihindari dan sah secara konstitusional.

"Karena keadaan keamanan yang serius yang mengarah ke ambang perang yang tidak dapat diprediksi karena provokasi politik dan militer yang serius dari pasukan yang bermusuhan," kata KCNA, dilansir dari Anadolu, Kamis, 17 Oktober 2024.

Pengumuman tersebut menandai pertama kalinya Korea Utara secara eksplisit menyebut Korea Selatan sebagai negara yang bermusuhan sejak Majelis Rakyat Tertinggi (SPA), badan legislatif Korea Utara, bertemu minggu lalu dan mengubah konstitusi.

Meskipun KCNA melaporkan perubahan konstitusional setelah pertemuan SPA, mereka masih enggan rincian spesifik.

Advertising
Advertising

Pada Januari lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengajukan usulan untuk mendefinisikan ulang status Korea Selatan, dengan menyatakan bahwa kedua negara tidak dapat menempuh jalan menuju reunifikasi nasional bersama-sama.

<!--more-->

Dalam pidatonya di SPA, Kim menyerukan amandemen, dengan menggambarkan Korea Selatan sebagai musuh utama dan "musuh utama yang tidak berubah-ubah".

Keputusan untuk mengubah konstitusi dan menyatakan Korea Selatan sebagai negara yang bermusuhan menyusul serangkaian eskalasi.

Tahun lalu, Korea Utara membatalkan perjanjian antar-Korea tahun 2018 yang telah menetapkan zona penyangga di sepanjang perbatasan darat dan laut serta zona larangan terbang di atas zona demiliterisasi. Penangguhan perjanjian ini memulihkan aktivitas militer skala penuh di dekat perbatasan antar-Korea.

Menanggapi meningkatnya ketegangan, Korea Utara melaporkan pada Rabu ini bahwa lebih dari 1,4 juta anak muda dan pelajar telah mengajukan diri untuk bergabung atau bergabung kembali dengan militernya.

Pengumuman tersebut menyusul tuduhan Pyongyang bahwa pesawat tanpa awak Korea Selatan memasuki wilayah udara Korea Utara di dekat ibu kota, sebuah klaim yang belum dikonfirmasi oleh Korea Selatan.

Korea Utara juga mengumumkan bahwa mereka telah memutus hubungan darat dengan Korea Selatan lewat penutupan jalur jalan raya dan rel kereta api di bagian timur dan barat perbatasan.

ANADOLU

Pilihan editor: Berapa Jumlah Kementerian di India, Rusia, Cina, dan Amerika?

Berita terkait

Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Putaran Ketiga: Iran, Jepang, Korea, Uzbekistan Belum Terkalahkan

1 hari lalu

Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Putaran Ketiga: Iran, Jepang, Korea, Uzbekistan Belum Terkalahkan

Sebanyak 18 tim di Asia sudah menyelesaikan laga keempat di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026. Di mana posisi Timnas Indonesia?

Baca Selengkapnya

Sederet Drama Korea yang Singgung Hubungan Korut dan Korea Selatan

1 hari lalu

Sederet Drama Korea yang Singgung Hubungan Korut dan Korea Selatan

Meskipun masih dalam keadaan perang, industri Drama Korea di Koresl tidak ragu untuk mengangkat tema hubungan dengan Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Klaim 1,4 Juta Anak Muda Bergabung dengan Militer, Siap Perang?

1 hari lalu

Korea Utara Klaim 1,4 Juta Anak Muda Bergabung dengan Militer, Siap Perang?

Hubungan antara Korea Utara dengan Korea Selatan kian tegang setelah dihancurkannya jalan dan kereta api di perbatasan.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Ledakkan Jalan Perbatasan dengan Korea Selatan

2 hari lalu

Korea Utara Ledakkan Jalan Perbatasan dengan Korea Selatan

Korea Utara telah meledakkan beberapa ruas jalan dan jalur kereta api di sisi perbatasan yang dijaga ketat kedua negara

Baca Selengkapnya

Warga Korea Selatan Terima Lonjakan Pesan Spam Berkedok Investasi dan Layanan Kencan

3 hari lalu

Warga Korea Selatan Terima Lonjakan Pesan Spam Berkedok Investasi dan Layanan Kencan

Warga Korea Selatan alami peningkatan signifikan dalam penerimaan pesan spam yang menyamar sebagai tawaran investasi dan layanan kencan.

Baca Selengkapnya

Festival Budaya Kerajaan Korea 2024, Menghidupkan Warisan Sejarah di 4 Istana Ikonik Seoul

3 hari lalu

Festival Budaya Kerajaan Korea 2024, Menghidupkan Warisan Sejarah di 4 Istana Ikonik Seoul

Festival Budaya Kerajaan Korea 2024 menghidupkan kembali warisan Dinasti Joseon di empat istana ikonik Seoul

Baca Selengkapnya

Han Kang Tolak Konpers Soal Nobel Sastra karena Konflik Gaza dan Ukraina

4 hari lalu

Han Kang Tolak Konpers Soal Nobel Sastra karena Konflik Gaza dan Ukraina

Han Kang, penulis Korsel pemenang Hadiah Nobel Sastra 2024, menolak mengadakan konferensi pers akibat perang Ukraina-Rusia dan genosida Israel ke Gaza

Baca Selengkapnya

Karina aespa Puncaki Melon HOT100, Jadi Solois Generasi 4 Petama yang Rajai Melon Chart

5 hari lalu

Karina aespa Puncaki Melon HOT100, Jadi Solois Generasi 4 Petama yang Rajai Melon Chart

Kesuksesan ini menunjukkan pengaruh besar yang dimiliki Karina aespa di kalangan penggemar dan industri musik.

Baca Selengkapnya

Mengenal Han Kang, Perempuan Asia Pertama Penerima Nobel Sastra

6 hari lalu

Mengenal Han Kang, Perempuan Asia Pertama Penerima Nobel Sastra

Han Kang menerima Nobel Sastra 2024 atas karya-karya prosa puitis yang mengekspos trauma historis dan kerapuhan manusia.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Kecam Penghancuran Jalan dan Rel Kereta oleh Korea Utara di Perbatasan

7 hari lalu

Korea Selatan Kecam Penghancuran Jalan dan Rel Kereta oleh Korea Utara di Perbatasan

Korea Selatan mengecam dengan keras tindakan militer Korea Utara yang memutus semua jalan dan jalur kereta api yang terhubung ke Korea Selatan

Baca Selengkapnya