Mahasiswa Indonesia Ungkap Alasan Tolak Evakuasi dari Lebanon

Minggu, 13 Oktober 2024 18:18 WIB

Warga negara Indonesia yang dievakuasi dari Lebanon akibat permusuhan antara Hizbullah dan Israel, saat tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, dekat Jakarta, 7 Oktober 2024. REUTERS/Willy Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang warga negara Indonesia (WNI) Muhammad Ali Musthofa mengungkap dirinya masih bertahan di Lebanon usai serangan Israel terhadap negara itu dua pekan lalu. Dia mengaku menolak tawaran pulang ke Tanah Air meski pemerintah Indonesia telah mengadakan enam gelombang evakuasi.

"Saya mengambil keputusan untuk sampai saat ini tidak ikut evakuasi," kata Ali dalam pesan tertulisnya kepada Tempo melalui aplikasi WhatsApp, Ahad, 13 Oktober 2024.

Mahasiswa Beirut Islamic University itu menuturkan bahwa pemerintah Indonesia lewat Kedutaan Besar Republik Indonesia atau KBRI Beirut telah mensosialisasikan evakuasi itu kepada para WNI si Lebanon.

"Akan tetapi, 100 persen keputusan untuk evakuasi atau tidaknya kami pribadi yang menentukan," ujarnya.

Ali mengungkap setidaknya ada dua pertimbangan saat dirinya menolak dievakuasi. Pertama, dia tinggal di Halba, Akkar, Lebanon utara yang jauh dari lokasi konflik. Dia juga menyebut bahwa jarak tempat tinggalnya ke Beirut cukup jauh, dengan memakan waktu tempuh sekitar 3-4 jam.

Advertising
Advertising

"Bahkan bisa sampai 5 jam ketika jalanan macet," ujarnya.

Selanjutnya, Ali menuturkan alasan kedua penolakan evakuasi itu karena Hizbullah berpusat di Lebanon selatan sehinggakan tak ada operasi kelompok itu di kawasan Lebanon utara.

"Daerah Lebanon bagian Utara steril dari kelompok Hizbullah," tuturnya.

Lebih lanjut, Ali mengatakan bahwa aktivitas perkuliahan di Lebanon untuk saat ini belum berjalan normal secara menyeluruh. Tetapi, jelas Ali, Kementerian Pendidikan Lebanon telah mengeluarkan pengumuman soal kelanjutan perkuliahan.

"Pendidikan pada tahun ajaran baru tahun 2024/2025 akan dimulai pada 4 November 2024," ucapnya.

Dia juga menyebut bahwa hingga saat ini kampusnya masih beroperasi seperti biasa. "Kondisi saya di asrama kampus memang masih aman oleh karena itu saya tetap memutuskan untuk bertempat tinggal di asrama kampus," ujarnya.

Tak sampai di situ, Ali menyebut masih ada tiga mahasiswa lain selain dirinya yang bertahan di Lebanon. Satu orang berada di Bekka sementara dua orang lainnya tinggal di Beirut.

"Saya masih tetap sering berkomunikasi dengan mereka," katanya.

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Lebanon, Ariq Fadhlur Cahyanto, mengungkap ada empat mahasiswa asal Indonesia yang memilih bertahan di Lebanon usai serangan Israel terhadap negara itu pada pekan lalu.

Alasannya, keempat mahasiswa itu memilih melanjutkan perkuliahan meski Indonesia telah menawarkan enam kali gelombang evaluasi.

"Empat mahasiswa yang tidak bersedia dievakuasi itu karena masih melanjutkan perkuliahan," kata Ariq kepada Tempo, Jumat, 11 Oktober 2024.

Ariq mengatakan keempat rekannya yang masih tinggal di Lebanon tetap mengikuti perkuliahan dengan normal, terlebih kuliah tatap muka telah kembali diterapkan sejumlah kampus. Salah satunya, kampus di kawasan Tripoli yang telah kembali kuliah daring sejak 7 Oktober lalu.

Tak hanya itu, Ariq menyebut keempat mahasiswa yang masih bertahan itu berkuliah di kampus di kawasan Lebanon utara yang relatif lebih aman dari serangan Israel.

Pilihan Editor: WNI Ungkap Kondisi Lebanon Terkini usai Serangan Israel

Berita terkait

52 Warga Palestina Tewas Diserang Israel, Jumlah Korban Jiwa di Gaza Tembus 42.200 Orang

1 jam lalu

52 Warga Palestina Tewas Diserang Israel, Jumlah Korban Jiwa di Gaza Tembus 42.200 Orang

Hampir 98.500 warga Palestina terluka akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023, kata Kementerian Kesehatan Gaza

Baca Selengkapnya

Netanyahu: Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Jadi 'Perisai Manusia' bagi Hizbullah!

2 jam lalu

Netanyahu: Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Jadi 'Perisai Manusia' bagi Hizbullah!

Netanyahu menuduh pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan bertindak sebagai "perisai manusia" bagi Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Netanyahu Desak PBB Pindahkan Pasukan Perdamaian di Lebanon dari Zona Tempur

2 jam lalu

Netanyahu Desak PBB Pindahkan Pasukan Perdamaian di Lebanon dari Zona Tempur

5 personel pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) terluka akibat serangan pasukan Israel

Baca Selengkapnya

AS Kerahkan Sistem Pertahanan Udara THAAD ke Israel, Tangkal Serangan Rudal Iran?

3 jam lalu

AS Kerahkan Sistem Pertahanan Udara THAAD ke Israel, Tangkal Serangan Rudal Iran?

Militer Israel pada Sabtu mengatakan bahwa Amerika Serikat mengerahkan sistem pertahanan antirudal balistik THAAD di Israel

Baca Selengkapnya

KSAD: Belum Ada Perintah Tambah Pasukan TNI di Lebanon

3 jam lalu

KSAD: Belum Ada Perintah Tambah Pasukan TNI di Lebanon

Panglima TNI belum menginstruksikan untuk menambah pasukan militer yang ditugaskan dalam United Nations Interim Force in Lebanon atau UNIFIL.

Baca Selengkapnya

WNI Ungkap Kondisi Lebanon Terkini usai Serangan Israel

4 jam lalu

WNI Ungkap Kondisi Lebanon Terkini usai Serangan Israel

Salah seorang WNI mengungkap kondisi Lebanon usai serangan Israel dua pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Badai Milton yang Menerjang Florida, Mengenali Bahaya dan Risikonya

4 jam lalu

Badai Milton yang Menerjang Florida, Mengenali Bahaya dan Risikonya

Badai Milton menerjang Florida, Amerika Serikat, pada Jumat 11 Oktober 2024, mengakibatkan 14 korban meninggal

Baca Selengkapnya

Iran Larang Pager dan Walkie-Talkie dalam Penerbangan Komersial

8 jam lalu

Iran Larang Pager dan Walkie-Talkie dalam Penerbangan Komersial

Iran mengumumkan pelarangan membawa perangkat komunikasi elektronik, seperti pager dan walkie-talkie, dalam penerbangan penumpang komersial

Baca Selengkapnya

34 Negara Tuntut Jaminan Keamanan bagi Personel UNIFIL di Lebanon

11 jam lalu

34 Negara Tuntut Jaminan Keamanan bagi Personel UNIFIL di Lebanon

Sebanyak 34 negara yang berkontribusi kepada UNIFIL menyerukan perlindungan bagi pasukan perdamaian PBB di Lebanon

Baca Selengkapnya

Pemenang Nobel Perdamaian 2024 Sebut Kehancuran Gaza seperti Jepang 80 Tahun Silam

11 jam lalu

Pemenang Nobel Perdamaian 2024 Sebut Kehancuran Gaza seperti Jepang 80 Tahun Silam

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2024 memperingatkan bahwa kondisi Gaza saat ini seperti Jepang 80 tahun yang lalu.

Baca Selengkapnya