Hamas dan Fatah Bertemu di Mesir, Bahas Rencana Pasca-Gaza
Editor
Ida Rosdalina
Kamis, 10 Oktober 2024 02:04 WIB
Penyeberangan Perbatasan
Seorang pejabat Palestina yang mengetahui perundingan tersebut mengatakan bahwa jika tidak ada pemerintahan persatuan yang disepakati, kelompok-kelompok tersebut mungkin akan mencoba membentuk sebuah komite untuk mengelola Gaza dan membantu mengelola penyeberangan perbatasan.
Bentuk dan tanggung jawab komite yang diusulkan masih belum jelas, kata pejabat tersebut, yang tidak mau disebutkan namanya.
Para pejabat keamanan Mesir mengatakan bahwa Mesir mendesak kedua belah pihak untuk menyepakati sebuah mekanisme untuk mengelola penyeberangan di perbatasannya dengan Gaza, yang ditutup sejak bulan Mei.
Kairo mengatakan bahwa kehadiran Palestina harus dibangun kembali di perbatasan. Mesir telah mendiskusikan rencana untuk perbatasan dengan Amerika Serikat, di samping negosiasi gencatan senjata yang lebih luas yang kini terhenti.
Sebelum Mei, Rafah adalah satu-satunya perlintasan Gaza yang tidak dikontrol secara langsung oleh Israel. Rafah telah menjadi pintu masuk yang penting bagi bantuan kemanusiaan dan pintu keluar bagi para pengungsi medis.
Rafah menjadi pintu gerbang menuju dunia luar bagi 2,3 juta penduduk Gaza, meskipun Mesir dan Israel mengontrol dengan ketat pergerakan yang melaluinya.
Tepi Barat dan Gaza telah terpecah secara politik sejak Juni 2007 karena perbedaan pendapat yang tajam antara Fatah dan Hamas.
Hamas menguasai Jalur Gaza pada tahun 2007, satu tahun setelah memenangkan pemilihan legislatif 2006, sementara Fatah telah memerintah Tepi Barat.
REUTERS | ANADOLU
Pilihan Editor: Serangan Darat Israel terhadap Hizbullah Tidak Sesuai Ekspektasi, Ini Faktanya