Demonstran Palestina: '7 Oktober Bawa Kami dari Penghinaan Menjadi Martabat'

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Rabu, 9 Oktober 2024 04:05 WIB

Demonstran membawa foto mendiang pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, mendiang pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah, dan pemimpin Hamas Yahya Sinwar, selama protes untuk mendukung Lebanon dan Gaza pada peringatan satu tahun serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, di Tunis, Tunisia, 7 Oktober 2024. REUTERS/Jihed Abidellaoui

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Palestina berdemonstrasi di Ramallah untuk menegaskan dukungan mereka kepada Perlawanan di seluruh wilayah pada peringatan pertama Operasi Banjir al Aqsa.

Warga Palestina berkumpul di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki, untuk mengenang Operasi Banjir al-Aqsa, yang dilaksanakan setahun yang lalu, pada 7 Oktober 2023.

Sambil mengibarkan bendera Gerakan Perlawanan Islam - Hamas, Hizbullah, Yaman, dan Irak, serta membawa potret pemimpin besar Perlawanan, martir Sayyed Hassan Nasrallah, warga Palestina berbaris di Ramallah, ibu kota administratif wilayah yang diduduki.

Di bawah slogan "Kami tidak akan kehilangan kepercayaan pada revolusi", warga Palestina dari berbagai faksi politik menegaskan kembali dukungan mereka kepada Gerakan Perlawanan pada Senin.

Para demonstran juga meneriakkan "salam dari Ramallah untuk para pejuang Hizbullah," dalam sebuah pertunjukan solidaritas lintas batas antara rakyat Palestina dan Lebanon.

Advertising
Advertising

"Kami datang untuk mengenang para syuhada kami, mendoakan kesembuhan bagi mereka yang terluka, dan mengucapkan selamat kepada para pejuang, baik dari Palestina, Lebanon, Irak, dan Yaman, atas perjuangan mereka selama setahun terakhir," kata Jamila Johar kepada Agence France-Presse (AFP).

"Kami datang untuk menyuarakan suara kami dan mengatakan bahwa perjuangan Palestina terus berlanjut dan bahwa 7 Oktober telah membawa kami dari fase penghinaan ke fase martabat dan kebanggaan," kata demonstran lainnya.

Terlepas dari kebijakan "tekanan maksimum" yang digunakan oleh rezim Israel di wilayah pendudukan, warga Palestina terus menunjukkan dukungan kepada rekan-rekan mereka di Jalur Gaza.

Israel telah lama memperlakukan warga Palestina tidak manusiawi. Pengacara internasional Lara Elborno mengatakan bahwa pernyataan-pernyataan yang disampaikan secara terbuka oleh para pejabat Israel mengenai warga Palestina di Gaza "sangat penting dalam membuktikan unsur niat genosida" dalam kasus yang diajukan ke Mahkamah Internasional.

"Ketika kita mendengar para pemimpin Israel ini menyebut warga Palestina sebagai binatang, bahwa tidak ada warga sipil yang tidak terlibat, bahwa anak-anak Gaza melakukan hal ini atas diri mereka sendiri, kita dapat memahami bahwa ini adalah teknik yang digunakan untuk membenarkan pembantaian berskala industri terhadap warga Palestina," kata Elborno kepada Al Jazeera.

Pengacara keturunan Palestina-Amerika ini mengatakan bahwa terlepas dari apa yang dikatakan oleh para pejabat Israel, "kami sudah tahu bahwa ini adalah genosida".

"Kami telah menyaksikannya setiap hari selama satu tahun terakhir," katanya, seraya menambahkan bahwa warga Palestina "telah mengalami proses dehumanisasi selama 76 tahun terakhir."

<!--more-->

Penderitaan di Gaza

Ketika gerakan perlawanan mendapat dukungan dari warga Tepi Barat, di Jalur Gaza sikap terhadap Hamas telah terbelah.

Warga Gaza menganggap Israel adalah musuh dan sumber dari segala penyakit mereka. Namun, beberapa menyesali apa yang telah dilakukan oleh pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, pada 7 Oktober 2023.

"Apa yang dia pikirkan? Apakah dia tidak menyangka bahwa Israel akan menghancurkan Gaza?" kata Samira, yang sebelum perang adalah seorang guru Bahasa Arab.

Reuters berbicara dengan puluhan penduduk Gaza, yang semuanya meminta untuk tidak disebutkan nama lengkapnya untuk menghindari pembalasan. Bagi sebagian orang, Hamas adalah pahlawan atas serangan 7 Oktober, ketika para militan Palestina melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel, sesuatu yang tidak pernah mereka duga akan terjadi.

Namun beberapa orang mengatakan bahwa kelompok militan yang didukung Iran - yang telah memerintah Gaza sejak tahun 2007 - tidak memikirkan penderitaan mereka, dan beberapa orang mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan sebuah kesalahan besar.

Sinwar, 62 tahun, belum pernah terlihat di depan umum sejak serangan 7 Oktober, di mana orang-orang bersenjata menewaskan 1.200 orang dan menculik 251 orang lainnya, termasuk wanita dan anak-anak, menurut perhitungan Israel.

Dia telah menjalankan Hamas dari bayang-bayang jaringan terowongan labirin di bawah Gaza dan, menurut orang-orang yang berhubungan dengannya, tetap yakin bahwa perjuangan bersenjata adalah satu-satunya cara untuk memaksa berdirinya sebuah negara Palestina.

Pilihan Editor: Israel Sebut Hizbullah 'Babak Belur dan Hancur' sejak Hassan Nasrallah Terbunuh

Berita terkait

Setahun Perang Gaza, Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Palestina, Yaman, dan Sudan

1 jam lalu

Setahun Perang Gaza, Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Palestina, Yaman, dan Sudan

Setahun perang Gaza, Indonesia akan kirim bantuan kemanusiaan antara lain ke Palestina dengan nilai 1 juta dolar AS, pada 14 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Setahun Perang Gaza, Paus Fransiskus Mengecam Ketidakmampuan Dunia Hentikan Perang di Timur Tengah

1 jam lalu

Setahun Perang Gaza, Paus Fransiskus Mengecam Ketidakmampuan Dunia Hentikan Perang di Timur Tengah

Setahun perang Gaza menelan korban jiwa. Paus Fransiskus mengecam ketidakmampuan memalukan warga internasional menghentikan perang di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Satu Tahun Genosida Israel ke Gaza, Kronologi Konflik Israel-Hamas yang Menyebar sampai Jauh

1 jam lalu

Satu Tahun Genosida Israel ke Gaza, Kronologi Konflik Israel-Hamas yang Menyebar sampai Jauh

Setahun perang Israel-Hamas, telah menelan banyak korban jiwa. Terbaru, Israel gunakan bom fosfor putih untuk melancarkan serangan di Beirut, Lebanon.

Baca Selengkapnya

Anggota Parlemen Inggris: Tidak Ada Harapan Damai jika Netanyahu Berkuasa

6 jam lalu

Anggota Parlemen Inggris: Tidak Ada Harapan Damai jika Netanyahu Berkuasa

Mantan Perdana Menteri Prancis juga mengkritik Netanyahu yang menyelesaikan situasi dengan kekerasan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Akan Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 15 Miliar untuk Palestina hingga Vietnam

9 jam lalu

Indonesia Akan Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 15 Miliar untuk Palestina hingga Vietnam

Indonesia akan mengirim bantuan kemanusiaan untuk Palestina hingga Vietnam masing-masing senilai US$ 1 juta atau Rp 15 miliar.

Baca Selengkapnya

Iqbaal Ramadhan Peringati Setahun Serangan ke Gaza, Kecam Pihak Netral dan Bungkam

10 jam lalu

Iqbaal Ramadhan Peringati Setahun Serangan ke Gaza, Kecam Pihak Netral dan Bungkam

Iqbaal Ramadhan mengecam kembali serangan Israel ke Palestina. Ia juga mengutuk pihak yang memilih netral dan bungkam.

Baca Selengkapnya

Israel Tangkap Lagi 30 Warga Palestina di Tepi Barat

15 jam lalu

Israel Tangkap Lagi 30 Warga Palestina di Tepi Barat

Setidaknya 11.200 warga Palestina ditahan oleh tentara Israel di Tepi Barat sejak tahun lalu, menurut data Palestina

Baca Selengkapnya

Setahun Perang Gaza, Ikon Olahraga Dunia Bersatu dalam Solidaritas untuk Palestina

15 jam lalu

Setahun Perang Gaza, Ikon Olahraga Dunia Bersatu dalam Solidaritas untuk Palestina

Serangan brutal Israel atas warga Gaza menarik dukungan dan simpati untuk Palestina dari berbagai kalangan, termasuk olahragawan dan penggemarnya.

Baca Selengkapnya

Setahun Genosida Israel, 1 dari 55 Warga Palestina di Gaza Tewas Terbunuh

15 jam lalu

Setahun Genosida Israel, 1 dari 55 Warga Palestina di Gaza Tewas Terbunuh

Selama setahun terakhir, serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 41.615 warga Palestina yang tinggal di Gaza, setara dengan 1 dari setiap 55 orang

Baca Selengkapnya

AS Beri Israel Senjata Senilai Rp280,5 Triliun sejak Serangan 7 Oktober

21 jam lalu

AS Beri Israel Senjata Senilai Rp280,5 Triliun sejak Serangan 7 Oktober

Dana sebanyak US$4,86 miliar lainnya telah dihabiskan AS untuk mencegah serangan Houthi di Laut Merah

Baca Selengkapnya