Serangan Drone di Perbatasan Myanmar Menargetkan Etnis Rohingya

Reporter

Tempo.co

Minggu, 11 Agustus 2024 07:00 WIB

Seorang pemberontak, tentara Kemerdekaan Kachin berdiri di garda terdepan di luar Laiza, markas kelompok bersenjata di negara bagian Kachin utara, Myanmar, 20 Maret 2018. Sementara dunia terfokus pada serangan terhadap umat Muslim Rohingya, di Myanmar juga terdapat konflik dengan militer Myanmar yakni pemberontak Kachin yang kebanyakan beragama Kristen. (AP Photo/Esther Htusan)

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah drone menyerang etnis Rohingya Myanmar yang sedang berusaha melarikan diri. Serangan itu menewaskan puluhan orang, termasuk anak-anak. Saksi mata menggambarkan orang-orang yang selamat dalam serangan itu berjalan diantara tumpukan mayat untuk mengidentifikasi korban tewas dan menyelamatkan sanak-saudara mereka.

Empat saksi mata, sejumlah aktivis dan seorang diplomat menggambarkan serangan drone itu terjadi pada Senin, 5 Agustus 2024, yang menewaskan satu keluarga etnis Rohingya yang sedang menunggu untuk melintasi perbatasan Myanmar-Bangladesh. Seorang ibu hamil dan balita usia 2 tahun menjadi korban tewas dalam serangan yang disebut sebagai salah satu serangan mematikan pada warga sipil di negara bagian Rakhine, Myanmar, dalam beberapa pekan terakhir. Di wilayah itu, sedang terjadi pertempuran antara tentara Myanmar dan sejumlah kelompok pemberontak.

Tiga saksi mata mengatakan pada Reuters, Jumat, 10 Agustus 2024, militer Arakan bertanggung jawab atas serangan drone tersebut. Namun tuduhan itu dibantah kelompok bersenjata tersebut. Kelompok Arakan dan militer Myanmar saling menyalahkan atas serangan tersebut. Reuters belum bisa memverifikasi berapa banyak orang yang tewas dalam serangan tersebut atau secara independen harus bertanggung jawab atas hilangnya korban jiwa dalam serangan itu.

Sejumlah rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan potongan tubuh manusia terletak di tanah berlumpur dengan koper dan tas-tas mereka berhamburan di dekat mereka. Tiga korban selamat menyatakan ada lebih dari 200 orang tewas. Sedangkan saksi mata lainnya menyatakan mereka melihat setidaknya 70 jenazah digotong.

Reuters memverifikasi lokasi video kejadian diambil memperlihatkan terjadi diluar bibir pantai Kota Maungdaw, Myanmar. Namun Reuters belum bisa memverifikasi secara independen kapan tanggal pengambilan video kejadian ini.

Advertising
Advertising

Mohammed Eleyas, 35 tahun, saksi mata, mengatakan istrinya yang sedang hamil dan putrinya, 2 tahun, luka-luka dalam serangan ini, namun tak lama kemudian istri dan anaknya tersebut meninggal. Saat kejadian serangan drone, Eleyas berdiri bersama keluarganya di bibir pantai

Sumber: Reuters

Pilihan editor: Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Cabut Larangan Penjualan Senjata ke Arab Saudi

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Serangan Israel Menargetkan Perbatasan Lebanon Suriah

1 hari lalu

Serangan Israel Menargetkan Perbatasan Lebanon Suriah

IDF menuduh Iran menggunakan wilayah perbatasan untuk mengirimkan peralatan militer ke Lebanon.

Baca Selengkapnya

Situasi Semakin Memanas, Lebanon Siap Kerahkan Pasukan ke Perbatasan dengan Israel

5 hari lalu

Situasi Semakin Memanas, Lebanon Siap Kerahkan Pasukan ke Perbatasan dengan Israel

"Kami berjanji untuk segera menerapkan gencatan senjata dengan Israel," kata Perdana Menteri Lebanon sementara Najib Mikati

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Singkat Israel Menyerang Lebanon

11 hari lalu

Ini Alasan Singkat Israel Menyerang Lebanon

Tel Aviv menyerang Lebanon karena Israel telah lama menganggap Hizbullah sebagai ancaman utama di perbatasannya.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel Tewaskan 270 Orang dalam Sehari, Warga Lebanon di Perbatasan Melarikan Diri

12 hari lalu

Serangan Israel Tewaskan 270 Orang dalam Sehari, Warga Lebanon di Perbatasan Melarikan Diri

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan lebih dari 270 orang tewas dalam pengeboman Israel, hari paling mematikan sejak perang saudara pada 1990

Baca Selengkapnya

Hizbullah dan Tentara Israel Saling Serang, Tel Aviv Janji Tak akan Mundur

12 hari lalu

Hizbullah dan Tentara Israel Saling Serang, Tel Aviv Janji Tak akan Mundur

Pperasi militer Israel akan berlanjut sampai kondisi aman bagi warga diperbatasan Israel Lebanon untuk kembali

Baca Selengkapnya

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

16 hari lalu

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

Sebanyak 49 petugas Departemen Imigrasi Malaysia ditangkap oleh lembaga antirasuah terkait sindikat perdagangan orang yang bawa pekerja asing ilegal

Baca Selengkapnya

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

17 hari lalu

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

Serangan drone Ukraina dalam skala besar yang menyerang Rusia telah memicu ledakan besar seperti kekuatan gempa bumi

Baca Selengkapnya

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

18 hari lalu

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

Imigrasi Soekarno Hatta melakukan pengetatan untuk cegah pekerja migran ilegal ke 3 negara tujuan itu karena marak kasus judi online.

Baca Selengkapnya

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

18 hari lalu

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

Topan Yagi yang berupa hujan lebat telah mengoyak sejumlah provinsi di wilayah tengah Myanmar.

Baca Selengkapnya

Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

19 hari lalu

Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

Kementerian Luar Negeri mengungkap akar masalah WNI mau bekerja menjadi online scammer di Myanmar.

Baca Selengkapnya