Presiden Terpilih Iran Siap Dialog Konstruktif dengan Eropa
Reporter
Tempo.co
Editor
Sita Planasari
Minggu, 14 Juli 2024 07:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Iran Masoud Pezeshkian berharap dapat meningkatkan hubungan dengan negara-negara Eropa, meskipun dia menuduh mereka mengingkari komitmen untuk mengurangi dampak sanksi Amerika Serikat.
Menulis pada Jumat malam di surat kabar berbahasa Inggris Tehran Times, Pezeshkian mengatakan bahwa setelah AS menarik diri dari perjanjian tahun 2015, negara-negara Eropa berkomitmen untuk mencoba menyelamatkan perjanjian tersebut dan mengurangi dampak sanksi AS.
“Negara-negara Eropa telah mengingkari seluruh komitmen ini,” tulis Pezeshkian.
“Meskipun ada kesalahan langkah, saya berharap dapat terlibat dalam dialog konstruktif dengan negara-negara Eropa untuk mengatur hubungan kita pada jalur yang benar, berdasarkan prinsip saling menghormati dan pijakan yang setara.”
Pezeshkian pada 6 Juli memenangkan pemilu putaran kedua melawan Saeed Jalili yang ultrakonservatif.
Pria berusia 69 tahun itu menyerukan “hubungan konstruktif” dengan negara-negara Barat untuk “mengeluarkan Iran dari isolasi”. Ia juga mendukung menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara besar.
Washington secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut pada 2018, menerapkan kembali sanksi dan menyebabkan Iran secara bertahap mengurangi komitmen terhadap perjanjian tersebut. Kesepakatan itu bertujuan untuk mengekang aktivitas nuklir, yang menurut Teheran bertujuan damai.
Juru bicara Uni Eropa Nabila Massrali sebelumnya mengucapkan selamat kepada Pezeshkian atas terpilihnya dia. Massrali menambahkan bahwa blok beranggotakan 27 negara itu "siap untuk terlibat dengan pemerintahan baru Iran sejalan dengan kebijakan keterlibatan kritis Uni Eropa".
Pezeshkian adalah seorang ahli bedah jantung yang satu-satunya pengalaman pemerintahan sebelumnya adalah sebagai menteri kesehatan sekitar dua dekade lalu.
Kematian presiden ultrakonservatif Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter mengharuskan pemilihan presiden, yang baru dijadwalkan pada 2025.
Pilihan Editor: Presiden Terpilih Iran Yakin Palestina Akan Menang Lawan Israel
CNA