Ribuan Bantuan Kemanusiaan Menumpuk di Kerem Shalom, Terhambat Masuk Gaza
Reporter
Nabiila Azzahra
Editor
Suci Sekarwati
Kamis, 11 Juli 2024 11:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 1.150 muatan truk bantuan kemanusiaan masih menunggu dijemput dari sisi Palestina penyeberangan Kerem Shalom antara Israel dan Jalur Gaza selatan, kata pihak Israel pada Rabu, 10 Juli 2024. PBB mengatakan mereka sedang berupaya semaksimal mungkin untuk mengangkut bantuan yang ada.
COGAT, badan di bawah Kementerian Pertahanan Israel yang bertugas mengoordinasikan pengiriman bantuan ke wilayah Palestina, mengatakan ada 50 truk bantuan yang juga menunggu penjemputan di penyeberangan Erez sisi Palestina di Gaza utara.PBB telah mengatakan pihaknya kesulitan mendistribusikan bantuan kepada 2,3 juta populasi Gaza, ketika serangan Israel di wilayah kantong itu telah berlangsung selama sembilan bulan dan ketertiban umum telah rusak.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan pihaknya sedang melakukan yang terbaik untuk menjemput bantuan kemanusiaan yang disalurkan dari sisi Israel. Ia menjelaskan, bantuan kemanusiaan tersebut ditinggalkan di suatu area untuk kemudian diambil oleh PBB dan beberapa entitas sektor swasta.
“Truk-truk PBB yang mengangkut bantuan sering kali melakukannya dengan risiko besar, karena mereka dijarah atau diserang oleh unsur-unsur kriminal. Beberapa bantuan berhasil disalurkan, namun sangat sedikit,” katanya dalam pengarahan pers, seperti dikutip dari website PBB.
Menanggapi pertanyaan wartawan tentang kabar 1.500 truk bantuan menunggu dijemput ke Gaza, ia mengaku tidak mengetahui angka yang pasti. Ada banyak jumlah bantuan kemanusiaan dan truk-truk PBB sering kali masuk ke Gaza, katanya.
“Mereka kemudian dijarah, atau diserang. Ada juga konvoi yang ditembaki oleh pasukan Israel,” kata Dujarric.
Kecuali ada gencatan senjata yang memungkinkan akses bantuan kemanusiaan penuh dan tidak terbatas, maka “setiap hari adalah tantangan untuk menjemput bantuan dan menyalurkannya”, kata jubir itu.
“Kami menjalankan operasi bantuan oportunistik – ketika kita melihat sebuah jendela, kita mengambilnya, dan kita menjemput bantuan itu. Intinya Gaza terus menjadi zona perang. Jadi, kami melakukan apa yang kami bisa. Saya tidak meragukan fakta bahwa COGAT dan Israel telah mengirimkan bantuan ke pos pemeriksaan Kerem Shalom. Itu hanya setengah dari cerita,” ujar Dujarric.
PBB telah lama mengeluhkan bahaya dan hambatan dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza – yang terlebih dahulu harus diperiksa dan disetujui Israel – dan mendistribusikannya di wilayah kantong tersebut. Sementara, pemantau kelaparan global bulan lalu mengatakan ada risiko kelaparan yang tinggi di Gaza.
Ketertiban umum di Gaza terganggu
Dalam pengarahan pers, Dujarric menyampaikan kabar situasi terbaru di Gaza dari Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Wilayah Pendudukan Palestina Muhannad Hadi yang memberi pengarahan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kemarin. Hadi masuk dan keluar melalui perlintasan Kerem Shalom.
“Apa yang Hadi sampaikan kepada kami adalah dia melihat secara langsung konsekuensi dari terganggunya ketertiban dan keamanan publik saat dia masuk dan keluar Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom,” katanya.
Ia menyampaikan ada sekelompok laki-laki dengan tongkat yang menunggu untuk mencegat truk-truk yang meninggalkan Kerem Shalom ke Gaza. Semua truk yang dilihat Hadi tampak rusak parah, dengan kaca depan, kaca spion, dan kap mesin pecah, katanya.
Dalam observasinya di lapangan, koordinator kemanusiaan itu juga mengamati kantong-kantong tepung dari Program Pangan Dunia (WFP) dan badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) berserakan di sepanjang jalan keluar dari penyeberangan.
“Dia juga melihat kota Khan Younis sebagian besar telah menjadi pasir dan puing-puing. Setiap bangunan yang dilihatnya telah rusak,” tutur Dujarric.
Di Gaza utara, WFP mengatakan aktivitas militer telah membatasi operasinya. Pasukan Israel terus melancarkan serangan mereka di Gaza utara dan tengah kemarin, menjatuhkan selebaran yang mendesak evakuasi Kota Gaza.
WFP belum mengirimkan makanan apa pun dari penyeberangan Erez Barat selama beberapa hari, kata juru bicara WFP Shaza Moghraby. “Tempat distribusi telah dievakuasi dan ditutup, orang-orang ketakutan kembali mengungsi dan setiap kali hal ini terjadi, semakin sulit bagi kami untuk menjangkau mereka sehingga berdampak besar pada operasi kami,” katanya.
REUTERS
Pilihan editor: Volodymyr Zelensky Akui Suplai Senjata ke Ukraina Sangat Kurang
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini