Palestina Bidik Posisi Kepemimpinan di PBB, Ingin Buktikan Kemampuan sebagai Negara

Kamis, 4 Juli 2024 19:51 WIB

Biro Komite Pelaksanaan Hak-Hak yang Tidak Dapat Dicabut dari Rakyat Palestina (CEIRPP) melakukan kunjungan ke Jakarta, Indonesia pada 3 - 5 Juli 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.

TEMPO.CO, Jakarta -Palestina mengincar posisi-posisi kepemimpinan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membuktikan kemampuannya sebagai negara, dua bulan setelah Majelis Umum PBB mengesahkan resolusi yang memberinya hak-hak istimewa. Hal itu disampaikan Pengamat Tetap Palestina untuk PBB Riyad H. Mansour dalam konferensi pers di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat pada Kamis, 4 Juli 2024.

“Kami sedang belajar dan kami ingin bersaing dengan negara-negara lain, karena semua negara ingin menduduki posisi-posisi kepemimpinan ini. Dan kami punya pemilu. Kami juga ingin menguji diri kami sendiri dan menantang diri kami sendiri, apakah kami bisa terpilih untuk posisi-posisi tersebut atau tidak,” kata dia.

Resolusi yang diadopsi pada 10 Mei 2024 dengan dukungan dari 143 negara akan memberikan Palestina hak-hak istimewa, yang berlaku mulai sesi ke-79 Sidang Majelis Umum PBB pada 10 September 2024.

Palestina akan bisa duduk di kursi dalam aula pertemuan bersama anggota PBB lainnya, mengajukan mosi prosedural, berpartisipasi secara penuh dalam berbagai pertemuan yang diselenggarakan di bawah naungan Majelis Umum, dan hak-hak lainnya.

Mansour memberikan lebih banyak contoh. Kini, dengan hak-hak istimewa itu, Palestina berhak mencalonkan diri sebagai presiden Sidang Majelis Umum, juga sebagai salah satu dari 21 wakil presiden yang dipilih untuk tiap sesi sidang. Palestina juga dapat menjadi ketua komite di Majelis Umum, yang memiliki total enam komite dalam berbagai bidang.

“Fakta bahwa kami diberikan hak-hak seperti itu membuat kami semakin dekat untuk menjadi anggota penuh (PBB),” ucapnya.

Resolusi yang mengatur hak-hak istimewa bagi Palestina itu sejatinya berjudul “Penerimaan Anggota baru ke PBB”. Berdasarkan naskah tersebut, ditetapkan bahwa Negara Palestina memenuhi syarat untuk menjadi anggota PBB sesuai dengan Pasal 4 Piagam PBB dan oleh karena itu, harus diterima menjadi anggota organisasi tersebut.

Namun, Majelis Umum sendiri tidak dapat memberi keanggotaan penuh PBB kepada Palestina. Permohonan keanggotaan memerlukan lampu hijau dari Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara, kemudian dua pertiga suara mayoritas di Majelis Umum PBB.

Sedangkan, Amerika Serikat sebagai salah satu negara anggota permanen di Dewan Keamanan menggagalkan permohonan Palestina pada 18 April dengan menggunakan hak veto.

Resolusi yang diusulkan Uni Emirat Arab (UEA) itu hanya menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB untuk “mempertimbangkan kembali masalah ini dengan baik.”

Palestina saat ini menyandang status pengamat non-anggota di PBB, sebuah pengakuan de facto atas status kenegaraan yang diberikan oleh Majelis Umum pada 2012. Pada 2011, Dewan Keamanan sempat mempertimbangkan permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB, tetapi tidak berhasil mencapai suara bulat untuk mengirimkan rekomendasi kepada Majelis Umum.

Palestina Ingin Memimpin dan Melayani

Menurut Mansour, dengan resolusi tersebut Majelis Umum “memberikan pelajaran” kepada Dewan Keamanan.

Majelis beranggotakan 193 itu seolah-olah berkata, “Kami tidak hanya bergantung pada Anda saja untuk memutuskan pengakuan Negara Palestina; kami menunjukkan kepada Anda bahwa kami siap dan bersedia memberi mereka (Palestina) hak dan keistimewaan tambahan”, menurut duta besar itu.

Mansour berujar, Palestina ingin menunjukkan kepada mereka yang masih meragukan kualifikasi dan kesiapan mereka untuk menjadi anggota penuh PBB bahwa mereka ingin memimpin dan melayani.

Salah satunya adalah dengan menduduki kursi presiden Sidang Majelis Umum dan posisi-posisi lainnya. Ia percaya bahwa Palestina mampu, berpengalaman, dan memenuhi syarat untuk memimpin.

“Ini bukan sesuatu yang ingin kami peroleh, namun kami juga ingin membalas budi dengan menduduki berbagai posisi kepemimpinan di PBB,” ucapnya.

Pilihan Editor: Indonesia dan Malaysia Ingin Kirim Pasukan Perdamaian, Palestina: Belum Saatnya

Advertising
Advertising

Berita terkait

Puisi Sha Ine Febriyanti untuk Palestina Dibacakan di Pembukaan Madani IFF 2024

1 hari lalu

Puisi Sha Ine Febriyanti untuk Palestina Dibacakan di Pembukaan Madani IFF 2024

Sha Ine Febriyanti membacakan puisi dibuatnya untuk Palestina dalam pembukaan Madani International Film Festival 2024.

Baca Selengkapnya

Dilempari Tomat dan Bawang Merah, Menlu Swedia Kabur dari Parlemen saat Debat Palestina

1 hari lalu

Dilempari Tomat dan Bawang Merah, Menlu Swedia Kabur dari Parlemen saat Debat Palestina

Aktivis pro-Palestina dengan tangan bercat merah menuduh Menlu Swedia yang baru diangkat mendukung genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

PBB Pastikan UNIFIL Lanjutkan Misi di Lebanon, Siapkan Skenario Terburuk

1 hari lalu

PBB Pastikan UNIFIL Lanjutkan Misi di Lebanon, Siapkan Skenario Terburuk

PBB memastikan pasukan perdamaian di Lebanon (UNIFIL)akan melanjutkan misinya.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Ungkap Alasan Masih Ada WNI di Lebanon usai Serangan Israel

1 hari lalu

Retno Marsudi Ungkap Alasan Masih Ada WNI di Lebanon usai Serangan Israel

Retno Marsudi mengungkap alasan sejumlah WNI lebih memilih untuk bertahan di Lebanon.

Baca Selengkapnya

Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

1 hari lalu

Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

Presiden AS Joe Biden mengatakan tidak percaya akan ada "perang habis-habisan" di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Tetap Bertahan Meski Diusir Israel

1 hari lalu

Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Tetap Bertahan Meski Diusir Israel

Pasukan perdamaian PBB di Lebanon selatan tetap bertahan, meskipun diusir Israel

Baca Selengkapnya

Lebanon Ajukan Pengaduan Resmi terhadap Israel di PBB karena Invasi Darat

1 hari lalu

Lebanon Ajukan Pengaduan Resmi terhadap Israel di PBB karena Invasi Darat

Beirut menuduh Israel melanggar kedaulatan Lebanon, melanggar Garis Biru dengan serangan darat

Baca Selengkapnya

Tokoh Partai Republik AS Desak Biden Percepat Pengiriman Senjata ke Israel

1 hari lalu

Tokoh Partai Republik AS Desak Biden Percepat Pengiriman Senjata ke Israel

Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS Michael McCaul desak Biden segera kirim senjata ke Israel, termasuk bom 1 ton

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia ; Amerika Serikat Tak Dukung Antonio Guterres Saat Dilarang Masuk Wilayah Israel

1 hari lalu

Top 3 Dunia ; Amerika Serikat Tak Dukung Antonio Guterres Saat Dilarang Masuk Wilayah Israel

Top 3 dunia pada 3 Oktober 2024, didominasi berita soal konflik Israel dengan Hizbullah di Lebanon yang kini tampak mulai menyeret Iran.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Sebut Israel Ingin Lawan Narasi Kemerdekaan Palestina Lewat Media Sosial

2 hari lalu

Retno Marsudi Sebut Israel Ingin Lawan Narasi Kemerdekaan Palestina Lewat Media Sosial

Retno Marsudi menyebut Israel ingin mengubah narasi perjuangan kemerdekaan Palestina lewat media sosial.

Baca Selengkapnya