Hillary Clinton Minta Aung San Suu Kyi Segera Dibebaskan

Reporter

Editor

Kamis, 23 Juli 2009 13:26 WIB

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, saat menghadiri pertemuan regional para menteri luar negeri negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN, di Thailand (23/7). Foto: AP /Sukree Sukplang, Pool
TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, Rabu (22/7), secara eksplisit meminta Burma untuk segera membebaskan tokoh prodemokrasi Aung San Suu Kyi, dan menawarkan akan memberikan balasan berupa prospek investasi langsung dari Amerika Serikat terhadap negara yang dipimpin oleh junta militer itu.

Pembebasan Suu Kyi adalah titik penting yang menentukan dalam hubungan antara Burma dengan Amerika Serikat, demikian kata Clinton, dari Phuket, Thailand. "Jika dia dibebaskan, itu akan membuka kesempatan, setidak-tidaknya bagi negara kami, untuk memperluas hubungan kami dengan Burma, termasuk investasi di Burma," ujar Clinton yang tengah berada di Phuket, Thailand, untuk menghadiri pertemuan regional para menteri luar negeri Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN.

Presiden Barack Obama telah memperpanjang kebijakan sanksi ekonomi dan isolasi terhadap Burma selama satu tahun lagi, sejak 15 Mei yang lalu, untuk mendorong negara perubahan negara junta militer itu menuju kearah yang lebih demokratis dan terbuka terhadap dunia internasional.

Pemerintah Obama juga telah membuat upaya-upaya serius untuk mendorong perubahan di Burma, negara yang sejak awal 1990-an dalam status mendapat sanksi ekonomi dari Amerika Serikat. Burma sejak lama dikenal sebagai negara yang penuh dengan tindak pelanggaran hak-hak asasi manusia, diktator militer yang kejam terhadap minoritas, kelompok oposisi politik, kelompok sipil, dan dalam waktu bersamaan junta militer juga menguasai seluruh kekayaan dari negara yang kaya minyak, gas, sumberdaya alam, dan batu permata itu untuk kepentingan kelompoknya sendiri.

Suu Kyi, penerima nobel perdamaian, telah berada dalam status tahanan politik junta militer sejak tahun 1990, menyusul kemenangan partainya National League Democratic (NLD) dalam Pemilu 1990, yang tidak diakui oleh junta militer. Sejak tahun itu ia berada dalam penjara Insein, Yangon, namun sejak 1996 statusnya berubah menjadi tahanan rumah hingga kini. Pada bulan Mei lalu, ia seharusnya akan mengakhiri status tahanan rumahnya, tetapi kemudian ia terancam hukuman penjara 5 tahun lagi, menyusul insiden masuknya seorang warga Amerika Serikat kedalam rumahnya setelah merenangi danau Inya Lake tanpa diundang. Peristiwa yang dianggap telah melanggar peraturan tahanan rumah. Kini ia dalam peradilan atas kasus ini, yang mengancamnya dengan 5 tahun hukuman penjara.

Pernyataan tajam dari Clinton ini untuk memberikan pilihan kepada junta militer Burma agar segera membebaskan San Suu Kyi, namun pada hari Rabu (22/7) kemarin, dalam waktu bersamaan, Kejaksaan Agung Burma mengeluarkan sikap yang melarang Suu Kyi yang kini berada dalam penjara Insein, Yangon, untuk bertemu dengan siapapun sampai sidang penentuan pada hari Jumat (24/7) besok.

Masalah ini sempat membuat beberapa agenda pertemuan dalam ASEAN Ministerial Summit di Phuket tertunda beberapa kali, karena ketidaksetujuan kedua delegasi dari Amerika Serikat dan Burma untuk saling bertemu dalam forum pertemuan. Kedua delegasi, akhirnya sempat bertemu dalam sebuah pertemuan khusus antara kedua belah pihak pada Rabu (23/7) malam, yang dihadiri para pejabat delegasi dibawah menteri, namun sampai kini tidak jelas apa hasil dari pertemuan itu.

Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan, bahwa pemerintahnya telah secara khusus menawarkan ide-ide tentang bagaimana untuk memulai sebuah dialog bersama yang dimulai dengan membicarakan masalah Aung San Suu Kyi, termasuk pembicaraan tentang kemungkinan partisipasinya dalam Pemilu 2010 yang akan diselenggarakan tahun depan. Pemerintah Amerika Serikat juga meminta agar Burma segera membebaskan para tahanan politik yang lain, ujar pejabat yang tak mau disebutkan namanya itu. "Ini adalah tuntutan yang berat. Kami tidak naif tentang ini, dan sudah memperkirakan Junta akan mengatakan, tidak, terima kasih," ujar pejabat tersebut seperti dikutip Washington Post.

Kepada para mitra dialognya negera-negara ASEAN diluar Burma, Clinton juga menekankan," apa yang ASEAN lakukan terhadap Burma adalah terserah kepada ASEAN sendiri, tetapi kami ingin tekankan bahwa perhatian kami adalah adanya perubahan secara langsung di Burma, keluar dari isolasi, dan adanya praktek demokrasi yang benar di negara tersebut," ujar Clinton.

Clinton juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap semakin dekatnya hubungan Burma dengan Korea Utara, dan kemungkinan terjadinya transfer teknologi nuklir diantara dua negara tersebut, menyusul insiden berlabuhnya sebuah kapal berbendera Korea Utara pada awal bulan Juli ini, di Yangon, yang diduga membawa sejumlah senjata.

WASHINGTONPOST l ASIAONE l WAHYUANA

Berita terkait

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

9 April 2019

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

Ular piton betina ini memiliki panjang lebih dari lima meter dengan bobot lebih dari 63 kilogram di temukan di Florida, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

8 September 2018

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

Facebook menghapus fitur terjemahan bahasa Burma untuk mengatasi ujaran kebencian terhadap suku Rohingya di Myanmar

Baca Selengkapnya

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

2 April 2013

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

Pada 1964, sejumlah media massa swasta, berbahasa Inggris atau lokal, ditutup paksa oleh militer.

Baca Selengkapnya

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

3 Desember 2012

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

Menurut Kalla, bantuan PMI-OKI untuk warga Rohingya bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

17 September 2012

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

Aung San Suu Kyi akan jadi pembicara di Universitas Yale dan Louisville. Kunjungannya ke Amerika untuk menjelaskan kondisi politik Burma.

Baca Selengkapnya

Era Sensor Media di Burma Berakhir

20 Agustus 2012

Era Sensor Media di Burma Berakhir

Pemerintah Myanmar menghapus penyensoran atas media. Apa komentar pekerja media?

Baca Selengkapnya

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

18 Agustus 2012

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

PMI juga akan mengajak palang merah dari negara-negara Islam ke Myanmar.

Baca Selengkapnya

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

Indonesia memahami kesulitan Myanmar menyelesaikan konflik Rohingya.

Baca Selengkapnya

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

Selama ini, warga Rohingya yang minoritas memang kerap jadi korban perlakuan diskriminatif.

Baca Selengkapnya

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

29 Juli 2012

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

Desakan ini datang dari Tunisia dan didukung sejumlah negara Arab.

Baca Selengkapnya