Koalisi Partai Benjamin Netanyahu Terancam Pecah Setelah Siswa Seminari Yahudi Harus Wajib Militer

Reporter

Selasa, 25 Juni 2024 21:35 WIB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri rapat kabinet di Bible Lands Museum di Yerusalem pada 5 Juni 2024. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi partai pemerintah pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terancam bubar setelah Mahkamah Agung Israel menetapkan bahwa siswa seminari Yahudi ultra-ortodoks harus ikut wajib militer pada Selasa, 25 Juni 2024. Mahkamah menyatakan bahwa tidak ada undang-undang yang membedakan antara siswa seminari Yahudi dan peserta wajib militer lainnya sehingga sistem wajib militer Israel berlaku untuk mereka seperti warga negara lainnya.

Di Israel, penduduk berusia 18 hingga 40 tahun yang memenuhi syarat harus ikut wajib militer selama dua hingga dua setengah tahun. Namun, selama Perang Kemerdekaan tahun 1948, Perdana Menteri David Ben-Gurion membuat kesepakatan dengan para pemimpin Yahudi Haredi, komunitas Yahudi ultra-ortodoks, bahwa anggotanya yang bekerja penuh waktu mempelajari Taurat dikecualikan dari wajib militer. Mekanisme ini memungkinkan laki-laki Haredi untuk “menunda” wajib militer dengan belajar di seminari Yahudi. Pengaturan mengenai hal ini hanya ditetapkan dalam regulasi Kementerian Pertahanan, sedangkan Undang-Undang Dinas Militer tetap mewajibkan setiap penduduk untuk masuk wajib militer.

Protes sudah dilakukan berkali-kali sejak 2014, tapi pemerintah tetap bergeming. Keputusan Mahkamah Agung kali ini menjadi tonggak pertama yang mewajibkan pemerintah untuk menghapus pengecualian itu. Pengecualian itu menjadi masalah besar sekarang karena angkatan bersenjata Israel, yang sebagian besar terdiri dari remaja wajib militer dan warga sipil lanjut usia yang dimobilisasi sebagai tentara cadangan, kewalahan akibat perang Israel-Hamas di Gaza dan Libanon, yang telah menewaskan 600 tentara Israeli.

“Pada puncak perang yang sulit, beban ketidaksetaraan menjadi semakin akut,” demikian keputusan pengadilan yang diambil dengan suara bulat itu, seperti dikutip Al Arabiya.

Dua partai Yahudi ultra-ortodoks, Shas dan Yudaisme Torah Bersatu (UTJ), menganggap pengecualian wajib militer bagi siswa seminari Yahudi yang sudah berlangsung lama itu sebagai kunci untuk menjaga konstituen mereka tetap berada di seminari dan menjauh dari militer, yang mungkin akan mempengaruhi sikap konservatif mereka.

Advertising
Advertising

Masalahnya, Netanyahu menggantungkan kelangsungan hidup pemerintahannya pada dua partai itu. Saat ini, “kamp nasional”, koalisi partai yang dipimpin Netanyahu lewat Partai Likud, juga beranggotakan kedua partai tersebut. Koalisi ini sekarang menguasai parlemen dengan 64 dari 120 kursi. Shas memegang 11 kursi dan UTJ 7 kursi.

Bila Netanyahu menjalankan putusan Mahkamah Agung dengan menghapus pengecualian siswa seminari Yahudi dari wajib militer, dua partai tersebut sangat mungkin keluar dari koalisi. Bila ini terjadi, maka Netanyahu harus membubarkan pemerintahannya karena koalisinya tak lagi mendominasi parlemen dan segera menggelar pemilihan umum.

Yitzhak Goldknopf, pemimpin UTJ yang menjadi Menteri Perumahan dan Pembangunan, menyatakan bahwa putusan Mahkamah itu “disayangkan dan mengecewakan”. “Negara Israel didirikan untuk menjadi rumah bagi orang-orang Yahudi yang Tauratnya menjadi landasan keberadaannya. Taurat Suci akan menang,” tulisnya di X tanpa menyebut soal langkah partainya selanjutnya.


Bagaimana rakyat dan politikus Israel menentang kebijakan Netanyahu atas perang Gaza? Baca selengkapnya: Ancaman dari Dalam: Masa Depan Pemerintahan Netanyahu Setelah Invasi ke Gaza

Pilihan editor: Partai Kongres India: PM Narendra Modi Berlakukan Keadaan Darurat Diam-diam

Berita terkait

Israel Larang Pertemuan Lebih dari 1.000 Orang Usai Pembunuhan Pemimpin Hizbullah

20 menit lalu

Israel Larang Pertemuan Lebih dari 1.000 Orang Usai Pembunuhan Pemimpin Hizbullah

Tentara Israel mengumumkan larangan pertemuan lebih dari 1.000 orang menyusul pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.

Baca Selengkapnya

Jenderal Garda Revolusi Iran Turut Tewas Bersama Pemimpin Hizbullah

6 jam lalu

Jenderal Garda Revolusi Iran Turut Tewas Bersama Pemimpin Hizbullah

Jenderal terkemuka di Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) tewas dalam serangan udara Israel yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah

Baca Selengkapnya

Siapakah Hashem Safieddine, Calon Pemimpin Baru Hizbullah?

8 jam lalu

Siapakah Hashem Safieddine, Calon Pemimpin Baru Hizbullah?

Hashem Safieddine adalah sepupu mendiang pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah yang tewas dibunuh Israel

Baca Selengkapnya

Israel Siaga 1 setelah Bunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah

9 jam lalu

Israel Siaga 1 setelah Bunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah

Militer Israel mengatakan negara zionis itu berada dalam kewaspadaan tinggi atau siaga 1 setelah membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah

Baca Selengkapnya

Pimpinan Hizbullah Dilaporkan Tewas, Iran Amankan Pemimpin Tertinggi

9 jam lalu

Pimpinan Hizbullah Dilaporkan Tewas, Iran Amankan Pemimpin Tertinggi

Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei telah dipindahkan ke lokasi yang aman menyusul klaim kematian pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah oleh Lebanon

Baca Selengkapnya

BREAKING NEWS: Hizbullah Resmi Umumkan Kematian Hassan Nasrallah

10 jam lalu

BREAKING NEWS: Hizbullah Resmi Umumkan Kematian Hassan Nasrallah

Hizbullah Lebanon secara remsi mengumumkan kematian pemimpin mereka selama tiga dekade, Hassan Nasrallah.

Baca Selengkapnya

Profil Hassan Nasrallah, Pemimpin Tiga Dekade Hizbullah Lebanon

13 jam lalu

Profil Hassan Nasrallah, Pemimpin Tiga Dekade Hizbullah Lebanon

Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok Hizbullah Lebanon sejak 1992, dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel di Beirut.

Baca Selengkapnya

BREAKING NEWS: Israel Klaim Bunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah

13 jam lalu

BREAKING NEWS: Israel Klaim Bunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah

Militer Israel mengklaim pada Sabtu 28 September 2024 telah membunuh pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah

Baca Selengkapnya

Benjamin Netanyahu Mengutuk Iran di Sidang Umum PBB

18 jam lalu

Benjamin Netanyahu Mengutuk Iran di Sidang Umum PBB

Benjamin Netanyahu beralasan serangan yang dilakukannya pada Hizbullah di Lebanon adalah bentuk pertahanan.

Baca Selengkapnya

1.500 Orang Tewas akibat Serangan Israel, PBB: Lebanon Alami Kekerasan Paling Mematikan dalam Beberapa Dekade

21 jam lalu

1.500 Orang Tewas akibat Serangan Israel, PBB: Lebanon Alami Kekerasan Paling Mematikan dalam Beberapa Dekade

Koordinator Kemanusiaan PBB, Imran Riza, mengatakan Lebanon telah mengalami beberapa kekerasan paling mematikan dalam beberapa minggu terakhir

Baca Selengkapnya