Jelang Pemilihan Presiden Iran, Negeri Persia Bergelut dengan Krisis Internal dan Ketidakpuasan Publik

Selasa, 25 Juni 2024 02:45 WIB

Ada 80 kandidat yang memasuki persaingan untuk menduduki posisi pemilihan presiden Iran ke-14.

TEMPO.CO, Jakarta - Pemilihan Presiden Iran dijadwalkan digelar Jumat, 28 Juni 2024. Kampanye yang makin memanas telah menciptakan dinamika politik yang intens di tengah masyarakat, mencerminkan ketegangan internal rezim. Serta perbedaan pandangan di kalangan pemilih muda yang memainkan peran krusial dalam pesta demokrasi ini.

Pernyataan Para Pejabat

Pada 21 Juni, pemimpin shalat Jumat di Arak, Ghasem Abdollahi, menyampaikan kritik keras terhadap apa yang disebutnya "munafik" yang merujuk pada Organisasi Mujahidin Rakyat Iran (PMOI/MEK).

"Diskusi singkat mengenai para munafik: Jika bukan karena mereka, Revolusi Islam, sebagaimana yang dirancang oleh Imam Khomeini, akan berjalan sesuai rencana. Namun, musuh telah menyerang, dan tentu saja pukulan dari para munafik kadang-kadang menghentikan jalur yang dinamis yang kita mulai," kata Ghasem Abdollahi seperti dikutip dari NCRI.

Abdollahi mengklaim bahwa PMOI bertanggung jawab atas kematian 176.000 pasukan rezim dan terus beroperasi hingga hari ini. Ia mengimbau masyarakat untuk waspada dan mengenali ancaman ini menjelang pemilu. Abdollahi juga menekankan pentingnya partisipasi dalam pemilu, menolak narasi yang menyatakan bahwa pemilu telah direkayasa.

Advertising
Advertising

Di Ilam, pemimpin shalat Jumat, Allahnoor Karimitabar, menegaskan bahwa "munafik" berusaha menyusup ke markas pemilu dan menciptakan polarisasi.

"Para munafik berupaya untuk menyusup ke markas kampanye pemilu dan menciptakan polarisasi. Kita perlu meningkatkan kampanye iklan dan motivasi untuk pemilu," ujarnya.

Ia mengajak pendukung setiap kandidat untuk memperkuat kampanye mereka tanpa merendahkan kandidat lain. Karimitabar menyebut bahwa presiden selanjutnya harus melanjutkan jalur yang telah ditempuh oleh presiden syahid, Ebrahim Raisi.

Perwakilan Khamenei di Mashhad, Ahmad Alamolhoda, menekankan bahwa kedekatan dengan kepemimpinan adalah kriteria terpenting dalam proses pemilu. Ia mengajak masyarakat untuk memilih kandidat yang mendukung kepemimpinan dan memastikan publik juga menyadari pentingnya hal ini.

"Apa yang harus kita perhatikan adalah kelanjutan dan pengembangan mazhab pemikiran Haji Qassem (Komandan Pasukan Quds IRGC Qassem Soleimani) setelah kesyahidannya, yang terlihat jelas dalam manajemen eksekutif dan kemajuan Syuhada Ayatullah Raisi," tegas Alamolhoda.

Kritik Terhadap Kandidat

Di tengah ketegangan ini, media pemerintah seperti surat kabar Ebtekar mengkritik slogan kandidat presiden, menyebutnya sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari kenyataan pahit yang dialami rakyat Iran. Kritik tajam ini mencerminkan ketidakpuasan publik terhadap janji-janji yang dianggap tidak realistis dan hanya muncul saat kampanye.

Surat kabar Shargh juga mengkritik perdebatan pemilu untuk Presiden Iran baru yang dianggap mempromosikan model politik yang salah kepada pemuda religius, mengajarkan bahwa dalam politik, tindakan sembrono dan fitnah adalah hal yang wajar. Hal ini memperkuat sentimen bahwa para kandidat hanya memperburuk situasi dengan janji-janji kosong dan retorika berlebihan.

Bentrokan Dalam Kampanye

Di Kashan, pidato mantan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif menjadi sorotan setelah terjadi bentrokan fisik saat ia berbicara mendukung Masoud Pezeshkian. Pendukung faksi saingan mengganggu pidato Zarif dengan mengangkat gambar Ebrahim Raisi, menyebabkan keributan. Zarif, yang menghadapi tuduhan sebagai "pembohong", dengan tegas membela dirinya dan menegaskan dukungannya kepada pemimpin tertinggi.

Pemilu dan Generasi Muda

Di sisi lain, pengaruh pemilih muda semakin tampak jelas. Seperti yang diungkapkan dalam laporan Reuters, perbedaan pendapat antara Atousa dan Reza, dua pemuda Iran yang memilih jalan yang berbeda setelah protes tahun 2022, mencerminkan perpecahan dalam masyarakat yang akan mempengaruhi hasil pemilu ini.

Atousa memilih untuk tidak memberikan suara, menganggap pemilu sebagai lelucon yang tidak memiliki makna nyata. Atousa, yang kehilangan mimpinya menjadi arsitek setelah diusir dari universitas karena ikut dalam protes, merasa bahwa pemilu tidak akan membawa perubahan yang diinginkannya.

"Mengapa saya harus memilih ketika saya ingin rezim ini digulingkan?" kata Atousa kepada Reuters.

Sebaliknya, Reza, anggota milisi Basij, merasa bahwa memberikan suara adalah tugas religiusnya untuk memperkuat sistem yang ada. Ia bertekad untuk mendukung kandidat garis keras yang mendukung ekonomi "perlawanan" Khamenei, meskipun perekonomian negara dilanda mismanajemen, korupsi, dan sanksi internasional.

REUTERS | NCR.IRAN.ORG
Pilihan editor: Ini Enam Kandidat Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad Gagal Lolos

Berita terkait

Pemimpin Iran Ali Khamenei Minta Umat Islam Hadapi Israel

19 menit lalu

Pemimpin Iran Ali Khamenei Minta Umat Islam Hadapi Israel

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyerukan kepada umat Islam untuk mendukung rakyat Lebanon dan Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Reaksi atas Pembunuhan Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah

4 jam lalu

Reaksi atas Pembunuhan Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah

Pembunuhan Hassan Nasrallah mengejutkan banyak pihak, begini reaksi mereka.

Baca Selengkapnya

Pimpinan Hizbullah Dilaporkan Tewas, Iran Amankan Pemimpin Tertinggi

7 jam lalu

Pimpinan Hizbullah Dilaporkan Tewas, Iran Amankan Pemimpin Tertinggi

Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei telah dipindahkan ke lokasi yang aman menyusul klaim kematian pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah oleh Lebanon

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Iran Klaim Ledakan Pager Hancurkan Helikopter Eks Presiden Raisi

4 hari lalu

Anggota DPR Iran Klaim Ledakan Pager Hancurkan Helikopter Eks Presiden Raisi

Mendiang Presiden Iran Ebrahim Raisi disebut oleh anggota Parlemen meninggal karena ledakan pager.

Baca Selengkapnya

Presiden Iran Salahkan Standar Ganda Barat sebagai Akar Penyebab Perang

5 hari lalu

Presiden Iran Salahkan Standar Ganda Barat sebagai Akar Penyebab Perang

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian mengkritik standar ganda Barat yang mendorong pertumpahan darah dan peperangan global.

Baca Selengkapnya

Jelang Sidang Umum PBB ke-79, Presiden Iran Sebut Israel Sengaja Memperluas Konflik

5 hari lalu

Jelang Sidang Umum PBB ke-79, Presiden Iran Sebut Israel Sengaja Memperluas Konflik

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan Israel berupaya memperluas konflik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Irak Menjadi Negara Pertama dalam Lawatan Luar Negeri Presiden Iran

17 hari lalu

Irak Menjadi Negara Pertama dalam Lawatan Luar Negeri Presiden Iran

Presiden Iran Masoud Pezeshkian memilih negara tetangganya, Irak, sebagai tujuan dalam lawatan luar negeri pertamanya.

Baca Selengkapnya

Hasil Investigasi: Helikopter Mendiang Presiden Iran Raisi Jatuh karena Cuaca

27 hari lalu

Hasil Investigasi: Helikopter Mendiang Presiden Iran Raisi Jatuh karena Cuaca

Penyebab jatuhnya helikopter mendiang Presiden Iran Ebrahim Raisi akhirnya terungkap.

Baca Selengkapnya

Presiden Iran Sebut Negaranya Butuh Investasi Asing Lebih dari US$100 Miliar

27 hari lalu

Presiden Iran Sebut Negaranya Butuh Investasi Asing Lebih dari US$100 Miliar

Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan pada Sabtu bahwa negaranya memerlukan investasi asing sebesar US$100 miliar

Baca Selengkapnya

Presiden Iran: Jika Umat Islam di Dunia Bersatu, Israel Tak Akan Berani Berulah di Gaza

35 hari lalu

Presiden Iran: Jika Umat Islam di Dunia Bersatu, Israel Tak Akan Berani Berulah di Gaza

Presiden Iran menyatakan pentingnya persatuan umat Islam dalam melawan kejahatan Israel dan Barat di kawasan.

Baca Selengkapnya