Ribuan Rohingya Dikhawatirkan Terjebak dalam Pertempuran Myanmar Barat

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Senin, 17 Juni 2024 17:40 WIB

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan ribu warga minoritas Muslim Rohingya dikhawatirkan terjebak dalam pertempuran di Myanmar bagian barat, ketika kelompok etnis bersenjata yang kuat menggempur posisi junta di sebuah kota pesisir di perbatasan dengan Bangladesh, yang enggan menerima mereka.

Tentara Arakan (AA), yang memperjuangkan otonomi untuk wilayah Rakhine, mengatakan pada hari Minggu malam, 16 Juni 2024, bahwa penduduk kota Maungdaw, yang sebagian besar dihuni oleh Rohingya, harus meninggalkan kota tersebut pada pukul 21.00 (1430 GMT) menjelang serangan yang direncanakan terhadap pemukiman tersebut.

Serangan AA di Maungdaw adalah yang terbaru dalam serangan pemberontak selama berbulan-bulan terhadap junta Myanmar, yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta pada Februari 2021, dan sekarang berada dalam posisi yang semakin melemah di sebagian besar wilayah negara itu.

"Karena kekhawatiran akan keselamatan penduduk Maungdaw, Liga Persatuan Arakan/Tentara Arakan mendesak semua penduduk untuk segera mengungsi dari Maungdaw," kata AA dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara junta dan AA tidak menanggapi panggilan telepon dan pesan singkat yang dikirimkan untuk meminta komentar.

Advertising
Advertising

Sekitar 70.000 orang Rohingya yang saat ini berada di Maungdaw terjebak karena pertempuran semakin dekat, kata Aung Kyaw Moe, wakil menteri hak asasi manusia di Pemerintah Persatuan Nasional bayangan Myanmar.

"Mereka tidak bisa punya tujuan untuk lari," katanya kepada Reuters.

Semua Orang Takut

Banyak orang Rohingya di dalam dan sekitar Maungdaw tidak melarikan diri dari daerah tersebut meskipun ada peringatan dari AA, menurut dua orang pengungsi Rohingya di Bangladesh yang berhasil menghubungi orang-orang di seberang perbatasan pada Senin.

"Teman saya mengatakan bahwa tentara junta mengambil posisi di dalam kota," ujar Myo, seorang pengungsi Rohingya yang hanya menyebutkan satu nama.

"Warga belum meninggalkan kota. Semua orang takut," katanya, seraya menambahkan bahwa tidak ada rute yang aman untuk keluar dari Maungdaw. "Di mana-mana diblokir."

Pihak berwenang Bangladesh mengatakan pada hari Senin bahwa mereka tidak mengetahui adanya pergerakan baru Rohingya menuju perbatasan negara tersebut, dan menegaskan bahwa mereka tidak akan mengizinkan lagi anggota masyarakat untuk menyeberang.

"Kami sudah terbebani," kata seorang pejabat senior kementerian luar negeri Bangladesh, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media.

Ribuan orang Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh bulan lalu, mencari tempat yang aman dari konflik yang meningkat.

Kepindahan mereka dipicu oleh pertempuran di dalam dan sekitar kota Buthidaung, sekitar 25 km (15 mil) di sebelah timur Maungdaw, yang direbut oleh AA setelah pertempuran sengit di mana tentara etnis tersebut dituduh menargetkan kelompok minoritas.

AA menyangkal tuduhan tersebut.

Dalam sebuah laporan pada bulan Mei, Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa baik junta maupun AA telah gagal melakukan tindakan pencegahan yang memadai untuk melindungi warga sipil Rohingya selama pertempuran baru-baru ini, berdasarkan insiden-insiden yang telah diverifikasi.

"Taktik mereka juga membuat Rohingya tidak mungkin melarikan diri untuk mencari perlindungan selama pertempuran," katanya.

Rohingya telah menghadapi persekusi di Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Buddha selama beberapa dekade. Hampir satu juta dari mereka tinggal di kamp-kamp pengungsi di distrik perbatasan Bangladesh, Cox's Bazar, setelah melarikan diri dari penumpasan yang dipimpin oleh militer di Rakhine pada tahun 2017.

REUTERS

Pilihan Editor: 7 Relawan MER-C Masih Bertugas di Gaza

Berita terkait

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

9 hari lalu

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

Sebanyak 49 petugas Departemen Imigrasi Malaysia ditangkap oleh lembaga antirasuah terkait sindikat perdagangan orang yang bawa pekerja asing ilegal

Baca Selengkapnya

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

11 hari lalu

Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

Imigrasi Soekarno Hatta melakukan pengetatan untuk cegah pekerja migran ilegal ke 3 negara tujuan itu karena marak kasus judi online.

Baca Selengkapnya

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

11 hari lalu

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

Topan Yagi yang berupa hujan lebat telah mengoyak sejumlah provinsi di wilayah tengah Myanmar.

Baca Selengkapnya

Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

12 hari lalu

Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

Kementerian Luar Negeri mengungkap akar masalah WNI mau bekerja menjadi online scammer di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

12 hari lalu

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

Sejumlah warga Kabupaten Sukabumi menjadi korban TPPO dan disekap di Myanmar. Mereka dijanjikan bekerja di bisnis kripto di Thailand.

Baca Selengkapnya

Topan Yagi Hantam Myanmar, Junta Militer Minta Bantuan Asing Atasi Banjir

13 hari lalu

Topan Yagi Hantam Myanmar, Junta Militer Minta Bantuan Asing Atasi Banjir

Junta Myanmar meminta bantuan asing untuk mengatasi banjir akibat topan Yagi.

Baca Selengkapnya

Kemenlu Jekaskan Mekanisme Pemulangan WNI Korban TPPO di Luar Negeri

13 hari lalu

Kemenlu Jekaskan Mekanisme Pemulangan WNI Korban TPPO di Luar Negeri

Kemenlu mengatakan terdapat dua mekanisme pemulangan WNI korban TPPO di luar negeri. Tidak selalu jadi korban TPPO.

Baca Selengkapnya

Fakta WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar: Kerja 15 Jam, Dipukul dan Disetrum

13 hari lalu

Fakta WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar: Kerja 15 Jam, Dipukul dan Disetrum

Sejumlah Sukabumi dikonfirmasi menjadi korban TPPO atau perdagangan orang di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dinilai Lamban Tangani WNI Korban TPPO di Myanmar

13 hari lalu

Pemerintah Dinilai Lamban Tangani WNI Korban TPPO di Myanmar

Pluhan warga Indonesia yang diduga menjadi korban TPPO saat ini tersandera di Myanmar. Mereka dipekerjakan secara paksa dan mendapat siksaan.

Baca Selengkapnya

Bebas Visa Sesama ASEAN, Ini Rute yang Kerap Dipakai Mengirim WNI ke Myawaddy Myanmar

14 hari lalu

Bebas Visa Sesama ASEAN, Ini Rute yang Kerap Dipakai Mengirim WNI ke Myawaddy Myanmar

Sejumlah WNI diduga terjebak menjadi pekerja online scammer di wilayah konflik Myawaddy Myanmar.

Baca Selengkapnya