Israel Telah Tangkap 9.170 Warga Palestina di Tepi Barat Sejak 7 Oktober
Reporter
Nabiila Azzahra
Editor
Sita Planasari
Kamis, 13 Juni 2024 16:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Israel telah menangkap lebih dari 9.170 warga Palestina di Tepi Barat sejak pecahnya peperangan di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, kata organisasi nonpemerintah Palestinian Prisoners’ Club yang bergerak di bidang dukungan untuk tahanan politik di penjara-penjara Israel pada Rabu, 12 Juni 2024.
“Otoritas pendudukan Israel, setelah 250 hari perang genosida, terus meningkatkan kampanye penangkapan sistematis yang menargetkan lebih dari 9.170 tahanan dari Tepi Barat, termasuk Yerusalem, selain ribuan tahanan dari Gaza,” kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Anadolu.
Warga Palestina yang ditahan di Israel juga mengatakan bahwa mereka menerima perlakuan buruk dari otoritas penjara, yang mereka sebut sengaja tidak memberikan perawatan medis bagi para tahanan.
Berbagai kelompok hak asasi manusia dan organisasi internasional telah menuduh adanya perlakuan kasar dan memalukan dari pihak penjara, termasuk menahan tahanan dengan mata tertutup dan diborgol di kandang sempit serta pemukulan, intimidasi dan pelecehan.
“Orang-orang sedang sekarat. Penyiksaan yang tidak dapat Anda bayangkan kecuali Anda merasakannya. Penderitaan yang tidak dapat Anda bayangkan kecuali Anda mengalaminya,” kata mantan tahanan Ataa Shbat di rumah sakit Kamal Adwan di Gaza, tempat ia dibawa setelah dibebaskan.
Militer Israel mengatakan pihaknya sedang menyelidiki tuduhan penganiayaan terhadap tahanan di fasilitas di Israel, tetapi menolak mengomentari kasus-kasus tertentu. Seorang juru bicara mengatakan pada Rabu bahwa rincian penyelidikan akan dibagikan ketika mereka sudah siap, menurut laporan Reuters.
Setidaknya 18 warga Palestina telah tewas dalam tahanan Israel sejak dimulainya pertempuran, menurut laporan Palestinian Prisoners’ Club, dan enam di antaranya berasal dari Gaza.
“Pihak penjajah baru-baru ini mengatakan dalam sebuah laporan investigasi bahwa 36 tahanan dari Gaza telah menjadi martir, dan hingga hari ini, mereka menolak untuk mengungkapkan identitas atau keadaan kematian mereka,” tambahnya.
Klub tersebut juga menyatakan bahwa 310 perempuan dan setidaknya 640 anak-anak telah ditahan. Laporan tersebut menegaskan bahwa “jumlah jurnalis yang ditangkap adalah sekitar 85 orang, dengan 52 orang masih ditahan, termasuk 14 jurnalis dari Gaza.”
“Di antara mereka yang ditahan, enam jurnalis perempuan ditahan secara administratif atau atas tuduhan yang diklaim oleh pendudukan (Israel) sebagai penghasutan,” kata organisasi itu.
Menurut catatannya, jumlah perintah penahanan administratif warga Palestina telah mencapai sekitar 6.627. Penahanan administratif adalah perintah militer Israel yang mengizinkan penahanan tanpa tuduhan, dengan jangka waktu hingga enam bulan dan dapat diperpanjang.
Palestinian Prisoners’ Club mengatakan masalah tahanan Gaza saat ini menjadi tantangan utama bagi organisasi-organisasi HAM, terutama dengan terus berlanjutnya praktik penghilangan paksa oleh Israel terhadap mayoritas tahanan dari Gaza.
Mengenai penyiksaan terhadap tahanan, klub tersebut mengatakan bahwa metode penganiayaan termasuk sengaja membuat tahanan kehausan, kelaparan dan “perampasan semua kebutuhan dasar hidup”.
“Penyebaran penyakit kulit di kalangan tahanan telah muncul, khususnya kudis, karena kurangnya kondisi kebersihan, terutama sejak pihak administrasi penjara menarik persediaan pakaian dan membiarkan setiap tahanan hanya dengan satu set pakaian,” katanya.
Hal ini dibenarkan oleh salah satu mantan tahanan, Aalam Hijazi. Ia mengatakan, “Para tahanan sekarat setiap hari. Tidak ada makanan atau minuman atau obat-obatan. Tidak ada pakaian. Penyakit memakan tubuh mereka dan tidak ada yang melihat mereka.”
“Airnya tidak layak untuk diminum,” katanya kepada Reuters. “Saya sudah memakai pakaian ini selama delapan bulan.”
Badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) juga mengatakan dalam sebuah laporan pada April bahwa para tahanan melaporkan adanya perlakuan buruk selama penahanan mereka, termasuk pemukulan, tidak diberikan makanan, tidak diberi akses terhadap air atau toilet, dan tangan dan kaki mereka diikat dengan ikatan plastik.
Palestinian Prisoners’ Club lantas menyerukan penyelidikan di bawah pengawasan komunitas internasional terhadap “kejahatan serius dan pelanggaran yang dilakukan” terhadap para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Pilihan Editor: Komisioner Tinggi HAM PBB Kritik Israel atas Pembunuhan 500 Warga Palestina di Tepi Barat
ANADOLU | REUTERS