Komisioner Tinggi HAM PBB Kritik Israel atas Pembunuhan 500 Warga Palestina di Tepi Barat
Reporter
Nabiila Azzahra
Editor
Suci Sekarwati
Rabu, 5 Juni 2024 16:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Tinggi HAM PBB Volker Turk mengecam Israel dan mendesak pertanggungjawabannya atas pembunuhan lebih dari 500 warga Palestina oleh Pasukan Keamanan Israel (ISF), termasuk warga Palestina yang ada di pemukim di Tepi Barat. Dalam sebuah pernyataan pada Selasa, 4 Juni 2024, Turk mengatakan jumlah korban jiwa Palestina di Tepi Barat kini mencapai 505 orang sejak Israel memulai serangan di wilayah lain Palestina yaitu Gaza pada 7 Oktober 2023, menurut informasi yang ditelusuri oleh Kantor HAM PBB.
Pada periode yang sama, sebanyak 24 warga Israel tewas di Tepi Barat dan Israel dalam bentrokan atau dugaan serangan oleh warga Palestina dari Tepi Barat. Menurut laporan PBB, delapan di antaranya merupakan anggota ISF.
“Seolah-olah peristiwa tragis di Israel dan Gaza selama delapan bulan terakhir belum cukup, masyarakat Tepi Barat yang diduduki juga menjadi sasaran pertumpahan darah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sungguh tak terduga bahwa begitu banyak nyawa yang diambil dengan cara yang tidak bertanggung jawab,” kata Turk, dikutip dari pernyataan resmi.
Pemantau HAM PBB mempelajari 80 kasus secara mendalam di antara 505 kematian warga Palestina yang terdokumentasi di Tepi Barat sejak serangan 7 Oktober.
Kasus-kasus yang diteliti menunjukkan adanya pelanggaran terus-menerus oleh ISF terhadap hukum HAM internasional mengenai penggunaan kekuatan melalui penggunaan kekuatan mematikan yang “tidak perlu dan tidak proporsional” serta “peningkatan pembunuhan berencana yang ditargetkan”, kata Turk.
Sebab, kekuatan tersebut dikerahkan oleh ISF terhadap terhadap pengunjuk rasa Palestina yang “melemparkan batu, botol pembakar, dan petasan ke kendaraan lapis baja ISF”. Menurut dia, serangan-serangan oleh warga sipil tersebut jelas-jelas tidak menimbulkan ancaman terhadap nyawa.
Selain itu, prevalensi warga Palestina yang meninggal setelah ditembak serta adanya pola penolakan bantuan medis bagi mereka yang terluka “menunjukkan niat untuk membunuh”, yang merupakan pelanggaran terhadap hak untuk hidup, kata Turk.
“Pembunuhan, perusakan dan pelanggaran HAM yang meluas tidak dapat diterima dan harus segera dihentikan,” ujarnya. “Impunitas yang meluas atas kejahatan semacam ini sudah menjadi hal yang lumrah sejak lama di Tepi Barat yang diduduki.”
Pembunuhan warga Palestina oleh ISF, yang telah mencapai rekor tertinggi dalam sembilan bulan pertama tahun 2023, meningkat tajam setelah serangan Hamas pada Oktober 2023. Hampir 200 warga Palestina telah dibunuh ISF sejak awal 2024, meningkat dibandingkan dengan 113 orang yang terbunuh pada 2023 dan 50 orang pada 2022.
Sejak 7 Oktober, meskipun tidak ada konflik bersenjata di Tepi Barat, ISF telah melakukan setidaknya 29 operasi militer, yang melibatkan serangan udara dengan kendaraan udara tak berawak (UAV) atau pesawat terbang, dan penembakan rudal darat terhadap kamp pengungsi dan daerah padat penduduk lainnya. Selama operasi-operasi tersebut, PBB mencatat 164 warga Palestina tewas, termasuk 35 anak-anak.
Pilihan editor: WHO: Banyak Pengungsi Gaza Makan Pakan Ternak dan Minum Air Kotor
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini