Diterjang Gelombang Laut Ganas, Dermaga AS di Gaza Harus Dibongkar

Reporter

Tempo.co

Rabu, 29 Mei 2024 16:00 WIB

Sebuah truk membawa bantuan kemanusiaan melintasi Dermaga Trident, dermaga sementara untuk mengirimkan bantuan, di lepas pantai Jalur Gaza, dekat pantai Gaza, 19 Mei 2024. A.S. Army Central/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon mengatakan dermaga sementara yang dibangun untuk membawa bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina yang kelaparan di Gaza telah rusak. Kerusakan ini akibat gelombang laut dan cuaca buruk. Sebagai solusi, dermaga ini akan dipindahkan dari pantai Gaza untuk diperbaiki.

Juru bicara Pentagon Sabrina Singh mengatakan kepada wartawan pada Selasa bahwa selama dua hari ke depan, dermaga itu akan ditarik keluar dan dikirim ke Kota Ashdod di Israel selatan, tempat Komando Pusat AS akan memperbaikinya.

Dia mengatakan perbaikan akan memakan waktu “setidaknya lebih dari seminggu” dan kemudian dermaga tersebut perlu ditambatkan kembali ke pantai di Gaza.

Dermaga tersebut adalah salah satu dari sedikit cara untuk menyalurkan makanan, air, dan pasokan lainnya ke warga Palestina yang menurut PBB berada di ambang kelaparan di tengah serangan Israel yang telah berlangsung hampir delapan bulan di Gaza.

Pasukan AS mulai membangun dermaga terapung – yang terhubung ke garis pantai Gaza melalui jalan lintas sementara – beberapa pekan lalu.

Advertising
Advertising

Organisasi-organisasi kemanusiaan telah memperingatkan bahwa jumlah bantuan yang sampai ke warga Palestina di Gaza hanya sebagian kecil dari jumlah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penduduknya.

Dermaga tersebut, yang pertama kali diumumkan oleh pejabat AS pada Maret, terdiri atas dua komponen utama: dermaga apung besar yang terbuat dari segmen baja dan jalan lintas dan dermaga dua jalur sepanjang 548 meter.

Bagian jalan lintas dari proyek ini terdiri dari serangkaian potongan baja sepanjang 12 meter yang saling berhubungan dan dihubungkan ke pantai.

Singh mengatakan kondisi cuaca di daerah tersebut tidak menciptakan “lingkungan optimal” untuk penempatan dermaga tersebut. Namun, para pejabat Pentagon tetap yakin bahwa dermaga tersebut akan segera beroperasi kembali.

“Saya tidak bisa memprediksi cuacanya,” kata Singh. “Tetapi kami percaya bahwa seiring berjalannya waktu, kami akan dapat memasang kembali dermaga ini.”

Mick Mulroy, mantan wakil asisten menteri pertahanan AS untuk Timur Tengah dan salah satu pendiri Fogbow, sebuah perusahaan swasta yang terlibat dalam rencana dermaga Gaza, mengatakan bahwa penundaan terkait cuaca “diperkirakan” akan “menimbulkan tantangan”.

“Tetapi tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi, dan misi ini layak untuk dilakukan,” katanya. “Masyarakat Palestina sangat membutuhkan bantuan dan ini adalah salah satu cara untuk menyalurkannya.”

Pada 17 Mei, militer AS mengkonfirmasi bahwa pengiriman pertama bantuan kemanusiaan telah dikirim ke Gaza melalui dermaga tersebut. Namun dalam insiden terpisah akhir pekan lalu, empat kapal yang mendukung dermaga tersebut tidak tertambat di dermaga, sehingga dua di antaranya terdampar.

Dalam insiden sebelumnya, tiga tentara AS yang ikut serta dalam misi dermaga Gaza juga terluka, salah satunya dalam kondisi kritis dan dievakuasi ke rumah sakit di Israel.

Kantor berita Reuters mengutip juru bicara Program Pangan Dunia PBB (WFP) yang mengatakan bahwa PBB telah mengangkut total 137 truk bantuan dari dermaga tersebut – sekitar 900 metrik ton – sejak dermaga tersebut mulai beroperasi.

Di Gedung Putih pada Selasa, juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan dermaga tersebut tidak diharapkan bisa “menggantikan” bantuan yang mencapai Gaza melalui penyeberangan darat, namun justru bisa menjadi “pengganda kekuatan”.

Pentagon memperkirakan lebih dari 1.000 ton telah dikirim ke darat, dan lebih dari 900 ton mencapai gudang PBB.

Meskipun ada kekhawatiran yang meningkat mengenai memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia tetap berkomitmen untuk “kemenangan total” di Rafah, benteng terakhir Hamas yang tersisa di wilayah selatan Jalur Gaza.

Kampanye militer Israel di Gaza dimulai setelah pejuang Palestina Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.139 orang dan menyandera 252 lainnya ke Gaza.

Lebih dari 36.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan balasan Israel, menurut kementerian kesehatan Gaza. Sebagian besar korban jiwa adalah anak-anak dan perempuan Palestina.

Pilihan Editor: AS Kirim Lebih dari 569 Ton Bantuan ke Gaza, Namun Sebagian Pengiriman Terhambat

ARAB NEWS | REUTERS

Berita terkait

Jaksa ICC Batalkan Kunjungan ke Gaza, Demi Surat Penangkapan Pemimpin Israel

28 menit lalu

Jaksa ICC Batalkan Kunjungan ke Gaza, Demi Surat Penangkapan Pemimpin Israel

Jaksa ICC Karim Khan pada 20 Mei dilaporkan membatalkan misi sensitif untuk mengumpulkan bukti kejahatan perang di Gaza

Baca Selengkapnya

Pemimpin Hizbullah Bertemu Delegasi Hamas, Membahas Konflik Gaza

2 jam lalu

Pemimpin Hizbullah Bertemu Delegasi Hamas, Membahas Konflik Gaza

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah bertemu dengan delegasi Hamas yang dipimpin oleh wakil ketua di Gaza, Khalil Al-Hayya

Baca Selengkapnya

Xi Jinping: Cina dan Turki Berpandangan Sama tentang Palestina

2 jam lalu

Xi Jinping: Cina dan Turki Berpandangan Sama tentang Palestina

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan bahwa Beijing dan Ankara berbagi "pandangan yang sama" mengenai konflik Israel-Palestina dan krisis Ukraina.

Baca Selengkapnya

4 Negara Utama Pemasok Senjata Israel untuk Menyerang Gaza, AS di Urutan Wahid

3 jam lalu

4 Negara Utama Pemasok Senjata Israel untuk Menyerang Gaza, AS di Urutan Wahid

Senjata Jerman, sumber senjata terbesar kedua bagi Israel setelah Amerika Serikat, telah memperburuk krisis Gaza secara signifikan

Baca Selengkapnya

Liga Arab Perkuat Boikot terhadap Perusahaan Pendukung Israel

5 jam lalu

Liga Arab Perkuat Boikot terhadap Perusahaan Pendukung Israel

Liga Arab sepakat untuk memboikot perusahaan-perusahaan yang berafiliasi dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Josep Borrell: Tidak Bisa Mencegah Kehancuran Gaza adalah Penyesalan Terbesar

6 jam lalu

Josep Borrell: Tidak Bisa Mencegah Kehancuran Gaza adalah Penyesalan Terbesar

Kepala Urusan Luar Negeri UE yang sebentar lagi lengser, Josep Borrell menyatakan penyesalannya tak bisa mencegah kehancuran di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kapal Perusak Amerika Serikat Tembakkan 450 Rudal saat Melawan Houthi di Laut Merah

7 jam lalu

Kapal Perusak Amerika Serikat Tembakkan 450 Rudal saat Melawan Houthi di Laut Merah

Kapal Amerika Serikat USS Mason menembakkan 100 peluru kendali dan 350 rudal udara-ke-permukaan untuk melawan Houthi.

Baca Selengkapnya

Palestina Ingin Pengakuan Negara Terus Bertambah untuk Bantu Keanggotaan di PBB

9 jam lalu

Palestina Ingin Pengakuan Negara Terus Bertambah untuk Bantu Keanggotaan di PBB

Utusan Palestina untuk PBB menargetkan jumlah pengakuan bagi Negara Palestina mencapai 150 dan seterusnya.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat Disebut Punya Sedikit Waktu untuk Putuskan Nasib Joe Biden di Pilpres 2024

9 jam lalu

Partai Demokrat Disebut Punya Sedikit Waktu untuk Putuskan Nasib Joe Biden di Pilpres 2024

Partai Demokrat harus memutuskan dalam tempo kurang tiga minggu untuk memutuskan apakah akan tetap mengusung Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Krisis Rumah Sakit di Gaza, Gereja Buka Pintu bagi Pasien Luka dan Sakit

9 jam lalu

Krisis Rumah Sakit di Gaza, Gereja Buka Pintu bagi Pasien Luka dan Sakit

Gereja St. Philip pernah menjadi tempat beribadah bagi komunitas kecil Kristen di Gaza kini berubah menjadi rumah sakit.

Baca Selengkapnya