Diterjang Gelombang Laut Ganas, Dermaga AS di Gaza Harus Dibongkar
Reporter
Tempo.co
Editor
Sita Planasari
Rabu, 29 Mei 2024 16:00 WIB
![](https://statik.tempo.co/data/2024/05/21/id_1303844/1303844_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon mengatakan dermaga sementara yang dibangun untuk membawa bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina yang kelaparan di Gaza telah rusak. Kerusakan ini akibat gelombang laut dan cuaca buruk. Sebagai solusi, dermaga ini akan dipindahkan dari pantai Gaza untuk diperbaiki.
Juru bicara Pentagon Sabrina Singh mengatakan kepada wartawan pada Selasa bahwa selama dua hari ke depan, dermaga itu akan ditarik keluar dan dikirim ke Kota Ashdod di Israel selatan, tempat Komando Pusat AS akan memperbaikinya.
Dia mengatakan perbaikan akan memakan waktu “setidaknya lebih dari seminggu” dan kemudian dermaga tersebut perlu ditambatkan kembali ke pantai di Gaza.
Dermaga tersebut adalah salah satu dari sedikit cara untuk menyalurkan makanan, air, dan pasokan lainnya ke warga Palestina yang menurut PBB berada di ambang kelaparan di tengah serangan Israel yang telah berlangsung hampir delapan bulan di Gaza.
Pasukan AS mulai membangun dermaga terapung – yang terhubung ke garis pantai Gaza melalui jalan lintas sementara – beberapa pekan lalu.
Organisasi-organisasi kemanusiaan telah memperingatkan bahwa jumlah bantuan yang sampai ke warga Palestina di Gaza hanya sebagian kecil dari jumlah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penduduknya.
Dermaga tersebut, yang pertama kali diumumkan oleh pejabat AS pada Maret, terdiri atas dua komponen utama: dermaga apung besar yang terbuat dari segmen baja dan jalan lintas dan dermaga dua jalur sepanjang 548 meter.
Bagian jalan lintas dari proyek ini terdiri dari serangkaian potongan baja sepanjang 12 meter yang saling berhubungan dan dihubungkan ke pantai.
Singh mengatakan kondisi cuaca di daerah tersebut tidak menciptakan “lingkungan optimal” untuk penempatan dermaga tersebut. Namun, para pejabat Pentagon tetap yakin bahwa dermaga tersebut akan segera beroperasi kembali.
“Saya tidak bisa memprediksi cuacanya,” kata Singh. “Tetapi kami percaya bahwa seiring berjalannya waktu, kami akan dapat memasang kembali dermaga ini.”
Mick Mulroy, mantan wakil asisten menteri pertahanan AS untuk Timur Tengah dan salah satu pendiri Fogbow, sebuah perusahaan swasta yang terlibat dalam rencana dermaga Gaza, mengatakan bahwa penundaan terkait cuaca “diperkirakan” akan “menimbulkan tantangan”.
“Tetapi tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi, dan misi ini layak untuk dilakukan,” katanya. “Masyarakat Palestina sangat membutuhkan bantuan dan ini adalah salah satu cara untuk menyalurkannya.”
Pada 17 Mei, militer AS mengkonfirmasi bahwa pengiriman pertama bantuan kemanusiaan telah dikirim ke Gaza melalui dermaga tersebut. Namun dalam insiden terpisah akhir pekan lalu, empat kapal yang mendukung dermaga tersebut tidak tertambat di dermaga, sehingga dua di antaranya terdampar.
Dalam insiden sebelumnya, tiga tentara AS yang ikut serta dalam misi dermaga Gaza juga terluka, salah satunya dalam kondisi kritis dan dievakuasi ke rumah sakit di Israel.
Kantor berita Reuters mengutip juru bicara Program Pangan Dunia PBB (WFP) yang mengatakan bahwa PBB telah mengangkut total 137 truk bantuan dari dermaga tersebut – sekitar 900 metrik ton – sejak dermaga tersebut mulai beroperasi.
Di Gedung Putih pada Selasa, juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan dermaga tersebut tidak diharapkan bisa “menggantikan” bantuan yang mencapai Gaza melalui penyeberangan darat, namun justru bisa menjadi “pengganda kekuatan”.
Pentagon memperkirakan lebih dari 1.000 ton telah dikirim ke darat, dan lebih dari 900 ton mencapai gudang PBB.
Meskipun ada kekhawatiran yang meningkat mengenai memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia tetap berkomitmen untuk “kemenangan total” di Rafah, benteng terakhir Hamas yang tersisa di wilayah selatan Jalur Gaza.
Kampanye militer Israel di Gaza dimulai setelah pejuang Palestina Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.139 orang dan menyandera 252 lainnya ke Gaza.
Lebih dari 36.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan balasan Israel, menurut kementerian kesehatan Gaza. Sebagian besar korban jiwa adalah anak-anak dan perempuan Palestina.
Pilihan Editor: AS Kirim Lebih dari 569 Ton Bantuan ke Gaza, Namun Sebagian Pengiriman Terhambat
ARAB NEWS | REUTERS