Prancis Cabut Status Darurat di Kaledonia Baru
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 27 Mei 2024 17:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Prancis akan mencabut status darurat di Kaledonia Baru pada Selasa pagi waktu setempat. Tujuh unit pasukan kembali dikirimkan sebagai bala bantuan di Kaledonia Baru. Keadaan darurat akan berakhir pada Senin malam pukul 20.00 di Paris atau Selasa pukul 05.00 di Noumea.
Tujuh orang tewas, ratusan orang ditangkap dan sejumlah besar bangunan serta mobil hancur dalam pergolakan selama dua minggu. Kerusuhan dipicu oleh reformasi pemilu dan kesenjangan ekonomi yang tajam antara penduduk asli Kanak dengan orang-orang berlatar belakang Eropa.
Polisi menembak mati seorang pria pada Jumat malam, sehari setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron berkunjung untuk mencoba meredakan ketegangan. Kedatangan 480 polisi tambahan akan menambah jumlah pasukan keamanan Prancis di wilayah Pasifik menjadi sekitar 3.500 orang.
Keputusan Macron untuk tidak memperbarui keadaan darurat menggambarkan keinginan Paris untuk memulai proses deeskalasi dan membangun kembali kondisi untuk dialog.
Koalisi politik utama pro-kemerdekaan, FLNKS (Front Pembebasan Nasional Kanak dan Sosialis) mengeluarkan komunike pada hari Sabtu yang mengatakan bahwa prioritasnya adalah meredakan ketegangan. Satu-satunya solusi yang layak adalah solusi politik dan non-represif.
Pencabutan keadaan darurat dimaksudkan untuk memungkinkan FLNKS bertemu, menurut pernyataan pemerintah Perancis.
Christian Tein dari Sel Koordinasi Aksi Lapangan (CCAT), mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya tetap dimobilisasi. "Kami mempertahankan perlawanan di lingkungan kami, secara terstruktur, cara yang terorganisir," ujarnya. Tein adalah tokoh yang mengatur penghalang jalan yang menghambat pergerakan dan pasokan makanan dan obat-obatan di seluruh pulau.
Tidak ada pengumuman mengenai jam malam yang diberlakukan oleh otoritas lokal di Kaledonia Baru. Operator bandara internasional Noumea mengumumkan akan tetap ditutup hingga 2 Juni 2024.
REUTERS
Pilihan editor: Lebih dari 2 Ribu Orang Mungkin Terkubur Akibat Tanah Longsor di Papua Nugini