Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 27 April 2024 19:30 WIB

Tslil Ben Baruch, 36, memegang plakat ketika para demonstran menghadiri protes 24 jam, menyerukan pembebasan sandera Israel di Gaza dan menandai 100 hari sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas. di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. REUTERS/Alexandre Meneghini

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Hamas menyayangkan surat pernyataan yang diterbitkan Gedung Putih dan ditanda-tangani 18 negara yang meminta agar sandera warga negara Israel yang disandera di Jalur Gaza dibebaskan.

“Surat itu tidak menyasar permasalahan mendasar pada warga Palestina yang menderita di bawah genosida yang terus-menerus dan tidak menekankan perlunya gencatan senjata secara permanen serta menarik militer Israel dari setiap wilayah di Jalur Gaza. Ini adalah tambahan keambiguan dari permasalahan-permasalahan yang ada,” tulis Hamas.

Menurut Hamas, pihaknya terbuka pada setiap gagasan dan proposal yang memang perlu dipertimbangkan dan menyangkut hak-hak warga Palestina. Di antaranya gencatan senjata permanen yang ditujukan untuk melawan Hamas. Bukan hanya itu, Hamas juga menginginkan penarikan pasukan Israel total dari Jalur Gaza, lalu tanpa syarat apapun mengizinkan warga Gaza kembali ke tempat asal mereka, membangun kembali Gaza, mencabut pengepungan, melakukan pertukaran pembebasan tahanan, mengakui secara sah hak-hak rakyat Palestina untuk menetukan nasibnya sendiri dan pengakuan Palestina sebagai negara yang merdeka dengan Ibu Kota di Yerusalem.

Hamas menyerukan pada Pemerintah Amerika Serikat dan negara-negara pendukungnya dan dunia internasional agar membeberkan kejahatan genosida yang dilakukan zionist Israel terhadap anak-anak di Jalur Gaza dan warga sipil tak berdosa. Hamas ingin menjadikan hal ini sebagai prioritas dan hal yang darurat.

Sebelumnya pada Kamis 25 April 2024, sebanyak 18 engara menyerukan agar perang Gaza diakhiri dengan diwujudkannya perdamaian dan stabilitas di kawasan. Surat pernyataan itu dipublikasi di website Gedung Putih. Di antara negara-negara yang menanda-tangani itu adalah Amerika Serikat, Argentina, Brasil, Bulgaria, Kanada, Kolombia, Denmark, Prancis, Jerman, Hongaria, Polandia, Portugal, Rumania, Serbia, Spanyol, Thailand, dan Inggris.

Advertising
Advertising

Surat pernyataan 18 negara itu menuntut Hamas segera membebaskan sandera warga negara Israel dan WNA lainnya setelah perang Gaza berkecamuk selama 200 hari. Sandera dan warga sipil di Gaza, yang dilindungi hukum internasional, saat ini tengah menjadi perhatian dunia.

Sumber: middleeastmonitor.com

Pilihan editor: Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Saat Israel Curigai Hamas Eksploitasi Starlink di Gaza

3 jam lalu

Saat Israel Curigai Hamas Eksploitasi Starlink di Gaza

Saat Elon Musk sumbangkan Starlink untuk misi kemanusiaan di Gaza, Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karhi curiga hal itu bakal dieksploitasi Hamas.

Baca Selengkapnya

Jalur Gaza Sudah Dipenuhi Tentara Israel

9 jam lalu

Jalur Gaza Sudah Dipenuhi Tentara Israel

Warga menceritakan seluruh wilayah Jalur Gaza sudah dimasuki tentara Israel, termasuk Rafah.

Baca Selengkapnya

Menteri Israel Benny Gantz Ancam Mundur dari Kabinet Perang Netanyahu

21 jam lalu

Menteri Israel Benny Gantz Ancam Mundur dari Kabinet Perang Netanyahu

Kabinet perang Israel diambang perpecahan. Menteri Benny Gantz yang merupakan tokoh oposisi mengancam akan menarik dukungan dari pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Saat Pengacara Israel Diteriaki Pembohong di Sidang ICJ

1 hari lalu

Saat Pengacara Israel Diteriaki Pembohong di Sidang ICJ

Seorang wanita dikeluarkan dari sidang Mahkamah Internasional atau ICJ saat pejabat Israel menyampaikan pendapatnya.

Baca Selengkapnya

Kabinet Perang Israel Pecah, Netanyahu Tak Bisa Kendalikan Menterinya

1 hari lalu

Kabinet Perang Israel Pecah, Netanyahu Tak Bisa Kendalikan Menterinya

Netanyahu dan sejumlah pejabat Israel berselisih soal pengendalian Gaza setelah perang dengan Hamas selesai.

Baca Selengkapnya

Satgas Damai Cartenz Tuding KKB Membunuh Boki Ugipa, Ada Luka Tembakan di Jenazah Warga Sipil

1 hari lalu

Satgas Damai Cartenz Tuding KKB Membunuh Boki Ugipa, Ada Luka Tembakan di Jenazah Warga Sipil

Satgas Damai Cartenz menyimpulkan KKB membunuh Boki Ugipa setelah melihat ancaman ke keluarganya.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Daftar Orang dengan IQ Tertinggi di Dunia dan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera

1 hari lalu

Top 3 Dunia; Daftar Orang dengan IQ Tertinggi di Dunia dan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera

Top 3 Dunia, pada 18 Mei 2024, diurutan pertama berita tentang daftar orang tercerdas di dunia.

Baca Selengkapnya

Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

1 hari lalu

Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

Tentara Israel baku tembak dengan anggota Hamas di gang-gang sempit di Jabalia pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

2 hari lalu

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

Kepala juru bicara militer Israel mengatakan mereka menemukan jenazah tiga orang yang disandera Hamas di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

13 Negara Layangkan Surat Pernyataan Bersama untuk Israel soal Risiko Serangan ke Rafah

2 hari lalu

13 Negara Layangkan Surat Pernyataan Bersama untuk Israel soal Risiko Serangan ke Rafah

Sebanyak 13 negara melayangkan surat pernyataan bersama untuk Israel yang berisi peringatan jika nekat menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya