DK PBB akan Putuskan Keanggotaan Penuh Palestina Hari ini, AS Ancam Veto?

Reporter

Kamis, 18 April 2024 08:00 WIB

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang penerapan Pasal 99 piagam PBB untuk mengatasi krisis kemanusiaan di tengah konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas di markas besar PBB di New York City, AS, 8 Desember 2023. REUTERS/Shannon Stapleton

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (Dewan Keamanan PBB) akan melakukan pemungutan suara pada Kamis 18 April 2024 mengenai pengajuan Palestina menjadi anggota penuh PBB. Hal ini terungkap pada Rabu mengutip sejumlah sumber diplomatik.

Pada awal April, Palestina menyerahkan surat permohonan untuk peninjauan agar pengajuan negara itu untuk menjadi anggota penuh PBB dapat diperbarui.

Pada 8 April, DK PBB merujuk pertimbangan baru atas pengajuan keanggotaan PBB oleh Palestina pada 2011 ke Komite Penerimaan Anggota Baru PBB.

Penerimaan negara anggota baru ke PBB diputuskan oleh Majelis Umum berdasarkan rekomendasi Dewan Keamanan, yang memerlukan suara setuju dari setidaknya sembilan dari 15 anggota dewan keamanan, dan tidak ada veto dari lima anggota tetap DK PBB -- Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Cina dan Rusia.

Di tengah serangan Israel di Gaza yang menewaskan hampir 34.000 warga dan mayoritas perempuan serta anak-anak, Palestina kembali mengajukan permohonan keanggotaan.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, usulan ini pertama kali diajukan ke badan dunia tersebut pada 2011, meskipun Amerika Serikat yang memegang hak veto telah menyatakan penolakannya terhadap usulan tersebut.

Sementara itu, Sky News Arabia melaporkan AS secara aktif berupaya mencegah rancangan resolusi yang mendukung pemberian keanggotaan penuh di Dewan Keamanan PBB untuk Palestina.

“Washington menekan Kelompok Arab untuk menarik rancangan resolusi untuk menerima Palestina sebagai anggota penuh PBB yang dijadwalkan akan dilakukan pemungutan suara pada Kamis,” kata seorang pejabat Palestina kepada Sky News Arabia.

Sumber tersebut juga menambahkan bahwa AS mengancam akan memveto rancangan resolusi tersebut jika dilakukan pemungutan suara.

Namun, sumber tersebut mengatakan kepada saluran berita tersebut bahwa “keputusan Palestina dan kelompok Arab tidak akan menarik keputusan tersebut dan melakukan pemungutan suara meskipun ada ancaman veto Amerika.”

Hal ini terjadi setelah Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan bahwa Palestina menjadi anggota penuh PBB tidak akan mengarah pada solusi “dua negara”.

Thomas-Greenfield menyampaikan komentarnya pada konferensi pers di Seoul, Korea Selatan, ketika dia ditanya apakah AS bersedia mengakui permintaan Otoritas Palestina untuk keanggotaan penuh di PBB.

“Kami tidak melihat bahwa melakukan resolusi di Dewan Keamanan akan membawa kita ke titik di mana kita dapat menemukan...solusi dua negara di masa depan,” kata Thomas-Greenfield.

Diplomat AS tersebut menambahkan bahwa Preside Joe Biden mengatakan bahwa Washington mendukung solusi dua negara dan secara aktif berupaya untuk mengimplementasikannya sesegera mungkin.

Sebuah rancangan yang diusulkan oleh Aljazair atas nama Kelompok Arab ke Dewan Keamanan PBB (DK PBB) yang merekomendasikan penerimaan Palestina ke PBB akan dilakukan pemungutan suara pada hari Kamis ini.

Kelompok Arab di PBB mengeluarkan pernyataan pada 16 April yang menegaskan “dukungan teguh blok tersebut terhadap permohonan keanggotaan penuh Negara Palestina.”

“Keanggotaan di PBB merupakan langkah penting ke arah yang benar menuju resolusi yang adil dan langgeng atas permasalahan Palestina sejalan dengan hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan,” bunyi pernyataan tersebut.

Pernyataan blok tersebut menambahkan, “Sudah saatnya rakyat Palestina diberdayakan sepenuhnya untuk menggunakan semua hak sah mereka di panggung global sebagai langkah penting menuju pemajuan hak-hak rakyat Palestina… Penyangkalan terhadap hak Palestina di kalangan dunia internasional telah berlangsung terlalu lama.”

AS telah menggunakan kekuatannya di antara anggota DK PBB untuk memperpanjang pembersihan etnis di Palestina selama bertahun-tahun, mengeluarkan banyak veto terhadap resolusi yang mengkritik Israel atau menyerukan pembentukan negara Palestina sepanjang sejarah pembersihan etnis di Palestina.

Sejak 1945, 36 rancangan resolusi DK PBB terkait Israel dan Palestina telah diveto, dan 34 di antaranya berada di tangan Amerika Serikat.

Menyusul berbagai rancangan resolusi gencatan senjata DK PBB sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada Oktober, satu rancangan resolusi akhirnya disahkan pada 25 Maret setelah AS abstain dalam pemungutan suara tersebut.

Pilihan Editor: Amerika Serikat Klaim Keanggotaan Penuh PBB Tak akan Bantu Palestina Jadi Negara

BARRON’S | SKY NEWS ARABIA

Berita terkait

Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

5 jam lalu

Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

Kedutaan Besar Iran menyebut Presiden Iran Ebrahim Raisi wafat 3 hari sebelum kunjungan yang direncanakan ke Indonesia pada 23-24 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Prancis Dukung Langkah ICC Keluarkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu dan Hamas

6 jam lalu

Prancis Dukung Langkah ICC Keluarkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu dan Hamas

Prancis mendukung permohonan jaksa agar hakim ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Netanyahu dan petinggi Hamas

Baca Selengkapnya

Tak Ada Bantuan Lewat Dermaga AS, UNRWA: Bantuan ke Gaza Paling Efektif Lewat Darat

7 jam lalu

Tak Ada Bantuan Lewat Dermaga AS, UNRWA: Bantuan ke Gaza Paling Efektif Lewat Darat

UNRWA menegaskan penyeberangan darat merupakan cara yang paling layak dan efektif untuk menyalurkan bantuan ke Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Apa yang Terjadi setelah Jaksa ICC Minta Surat Penangkapan untuk Konflik Gaza?

8 jam lalu

Apa yang Terjadi setelah Jaksa ICC Minta Surat Penangkapan untuk Konflik Gaza?

Jaksa ICC sudah mengajukan permohonan surat penangkapan, kini tinggal dunia tinggal menunggu keputusan para hakim ICC.

Baca Selengkapnya

Malaysia Berupaya Pulangkan Enam Anggota Tim Medis dari Rafah

10 jam lalu

Malaysia Berupaya Pulangkan Enam Anggota Tim Medis dari Rafah

Pemerintah Malaysia berupaya memulangkan enam anggota tim medisnya yang berada di Rafah, Gaza, sejak 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Joe Biden: Apa yang Terjadi di Gaza Bukan Genosida

12 jam lalu

Joe Biden: Apa yang Terjadi di Gaza Bukan Genosida

Presiden AS Joe Biden menekankan bahwa Israel tidak melakukan tindak genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Indonesia Perlu Waspada Tiga Hal Ini Jika Donald Trump Menang Pilpres AS

14 jam lalu

Indonesia Perlu Waspada Tiga Hal Ini Jika Donald Trump Menang Pilpres AS

Mantan dubes AS untuk RI menilai ada tiga hal yang Indonesia perlu waspadai jika Donald Trump terpilih menjadi presiden Amerika untuk kedua kalinya.

Baca Selengkapnya

Jarang Terjadi, AS Sebut Iran Sempat Minta Bantuannya setelah Helikopter Ebrahim Raisi Jatuh

17 jam lalu

Jarang Terjadi, AS Sebut Iran Sempat Minta Bantuannya setelah Helikopter Ebrahim Raisi Jatuh

Amerika Serikat mengaku tidak bisa memberi bantuan kepada Iran saat helikopter yang membawa Ebrahim Raisi jatuh karena alasan logistik.

Baca Selengkapnya

Ini 5 Target Penangkapan ICC atas Kejahatan Perang di Gaza

17 jam lalu

Ini 5 Target Penangkapan ICC atas Kejahatan Perang di Gaza

Jaksa ICC telah mengajukan surat penangkapan terhadap lima orang yang dianggap bertanggung jawab atas kejahatan perang dan kemanusiaan di Gaza.

Baca Selengkapnya

Mantan Duta Besar Beri Saran Perwakilan Diplomatik yang Cocok Ditugaskan di Amerika Serikat

18 jam lalu

Mantan Duta Besar Beri Saran Perwakilan Diplomatik yang Cocok Ditugaskan di Amerika Serikat

Mantan Duta besar Amerika Serikat berharap Indonesia segera mengirimkan duta besar yang baru dan yang berpengalaman ke Amerika.

Baca Selengkapnya