Investigasi PBB: Tank Israel Sengaja Menembak Sejumlah Reporter di Lebanon

Reporter

Tempo.co

Kamis, 14 Maret 2024 17:00 WIB

Jurnalis Reuters Issam Abdallah mengambil foto selfie saat bekerja di Maras, Turki, 11 Februari 2023. REUTERS/Issam Abdallah

Ditanya tentang laporan UNIFIL, juru bicara militer Israel Nir Dinar mengatakan Hizbullah telah menyerang tentara di dekat komunitas Hanita Israel pada 13 Oktober. Mereka merespons dengan tembakan artileri dan tank untuk menghilangkan ancaman tersebut dan kemudian menerima laporan bahwa ada jurnalis yang tewas dan terluka.

“IDF menyesalkan adanya kerugian yang dialami pihak-pihak yang tidak terlibat, dan tidak dengan sengaja menembak warga sipil, termasuk jurnalis,” kata Dinar, mengacu pada tentara Israel. “IDF menganggap kebebasan pers sebagai hal yang paling penting dan mengklarifikasi bahwa berada di zona perang itu berbahaya.”

Dia mengatakan Mekanisme Pencarian Fakta dan Penilaian Staf Umum, yang bertanggung jawab meninjau kejadian luar biasa, akan terus memeriksa insiden tersebut.

Menurut situs militer Israel, tim pencari fakta menyerahkan tinjauannya ke departemen hukum militer Israel, yang akan memutuskan apakah suatu kasus memerlukan penyelidikan kriminal.

Pemimpin Redaksi Reuters Alessandra Galloni telah meminta Israel untuk menjelaskan bagaimana serangan yang menewaskan Abdallah, 37 tahun, bisa terjadi dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab.

Al Jazeera juga mendesak pemerintah Israel untuk mengungkapkan temuan penyelidikannya, dan setelah laporan TNO dirilis, disebutkan bahwa “insiden tersebut sangat mengindikasikan adanya penargetan yang disengaja, sebagaimana dikonfirmasi oleh penyelidikan”.

Laporan UNIFIL dikirim ke PBB di New York pada 28 Februari dan telah dibagikan kepada militer Lebanon dan Israel, kata dua orang yang mengetahui masalah tersebut.

“[IDF] harus melakukan penyelidikan atas insiden tersebut dan meninjau ulang prosedur mereka secara menyeluruh untuk menghindari terulangnya kembali kejadian tersebut,” kata laporan itu dalam rekomendasinya. “IDF harus membagikan temuan penyelidikan mereka dengan UNIFIL.”

Seorang juru bicara PBB membenarkan bahwa laporan UNIFIL telah dibagikan kepada para pihak.

“Kami menegaskan kembali bahwa semua aktor harus menjunjung tinggi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional, dan bahwa warga sipil, termasuk jurnalis, tidak boleh menjadi sasaran. Jurnalis dan profesional media harus dilindungi,” kata juru bicara tersebut.

Untuk penyelidikannya, UNIFIL mengirim tim ke lokasi tersebut pada 14 Oktober, dan juga menerima kontribusi dari angkatan bersenjata Lebanon dan dari seorang saksi yang tidak disebutkan namanya yang hadir di bukit ketika serangan terjadi, kata laporan itu.

Rincian insiden di wilayah operasi UNIFIL dimasukkan dalam laporan berkala oleh Sekretaris Jenderal PBB mengenai implementasi Resolusi Dewan Keamanan 1701. Namun, investigasi UNIFIL biasanya tidak dipublikasikan, dan Reuters tidak dapat menentukan apakah akan ada tindak lanjut dari PBB.

Juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti mengatakan dia tidak dalam posisi untuk membahas penyelidikan tersebut.

Temuan UNIFIL memberikan dukungan lebih lanjut terhadap penyelidikan Reuters yang diterbitkan pada 7 Desember yang menunjukkan bahwa tujuh jurnalis dari kantor berita AFP, Al Jazeera dan Reuters, terkena dua peluru 120 mm yang ditembakkan oleh sebuah tank yang berjarak 1,34 kilometer jauhnya di Israel.

Sekelompok wartawan telah merekam penembakan lintas batas dari jarak jauh di area terbuka di sebuah bukit dekat Desa Alma ash-Shaab di Lebanon selama hampir satu jam sebelum serangan.

Sehari setelahnya, tentara Israel mengatakan mereka sudah memiliki visual dari insiden tersebut dan sedang diselidiki. Tentara belum mempublikasikan laporan temuannya hingga saat ini.

UNIFIL mengatakan dalam laporannya bahwa mereka mengirimkan surat dan kuesioner kepada tentara Israel untuk meminta bantuan. Tentara Israel menjawab, tapi tidak menjawab kuesioner.

Reuters mengaku belum melihat salinan surat tentara Israel yang isinya dirangkum dalam laporan UNIFIL.

Perang Israel di Gaza adalah salah satu perang paling mematikan yang pernah terjadi bagi jurnalis.

Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) melaporkan lebih banyak jurnalis yang terbunuh dalam 10 minggu pertama akibat serangan balasan Israel setelah serangan 7 Oktober, dibandingkan yang pernah terbunuh di satu negara dalam satu tahun penuh.

Juru kamera Al Jazeera Samer Abudaqa terbunuh oleh serangan Israel pada 15 Desember saat meliput di sekolah Farhana di Khan Younis, Gaza selatan. Dia dibiarkan mati kehabisan darah ketika pekerja darurat dihalangi oleh militer Israel untuk mencapai lokasi tersebut.

Hingga Rabu, setidaknya 95 jurnalis dan pekerja media – kebanyakan dari mereka warga Palestina – telah terbunuh sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober, menurut penyelidikan awal CPJ.

Pilihan Editor: Organisasi Pers Sebut Jurnalis Reuters Issam Abdallah Sengaja Ditembak dari Arah Israel

REUTERS | AL JAZEERA

Berita terkait

Menteri Israel Benny Gantz Ancam Mundur dari Kabinet Perang Netanyahu

11 jam lalu

Menteri Israel Benny Gantz Ancam Mundur dari Kabinet Perang Netanyahu

Kabinet perang Israel diambang perpecahan. Menteri Benny Gantz yang merupakan tokoh oposisi mengancam akan menarik dukungan dari pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

15 jam lalu

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

Hingga tahun terakhir menjabat, Presiden Jokowi tidak pernah hadir secara langsung dalam Sidang Umum PBB.

Baca Selengkapnya

Saat Pengacara Israel Diteriaki Pembohong di Sidang ICJ

15 jam lalu

Saat Pengacara Israel Diteriaki Pembohong di Sidang ICJ

Seorang wanita dikeluarkan dari sidang Mahkamah Internasional atau ICJ saat pejabat Israel menyampaikan pendapatnya.

Baca Selengkapnya

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

17 jam lalu

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Kabinet Perang Israel Pecah, Netanyahu Tak Bisa Kendalikan Menterinya

19 jam lalu

Kabinet Perang Israel Pecah, Netanyahu Tak Bisa Kendalikan Menterinya

Netanyahu dan sejumlah pejabat Israel berselisih soal pengendalian Gaza setelah perang dengan Hamas selesai.

Baca Selengkapnya

UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

21 jam lalu

UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

Hampir separuh dari penduduk Rafah sudah meninggalkan wilayah itu sejak Israel melakukan serangan besar-besaran.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Daftar Orang dengan IQ Tertinggi di Dunia dan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera

1 hari lalu

Top 3 Dunia; Daftar Orang dengan IQ Tertinggi di Dunia dan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera

Top 3 Dunia, pada 18 Mei 2024, diurutan pertama berita tentang daftar orang tercerdas di dunia.

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Membunuh Anggota Jihad Islam Palestina dalam Serangan Udara di Jenin

1 hari lalu

Tentara Israel Membunuh Anggota Jihad Islam Palestina dalam Serangan Udara di Jenin

IDF mengkonfirmasi tentara Israel membunuh seorang anggota senior Jihad Islam Palestina (PIJ) di Jenin, Tepi Barat.

Baca Selengkapnya

Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

1 hari lalu

Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

Austria mengumumkan akan melanjutkan pendanaan bagi badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina atau UNRWA.

Baca Selengkapnya

Serangan Udara Israel Menghantam Rumah Dekat Wisma Relawan MER-C di Gaza

1 hari lalu

Serangan Udara Israel Menghantam Rumah Dekat Wisma Relawan MER-C di Gaza

MER-C mengatakan serangan udara menyasar ke sebuah rumah dekat wisma yang ditempati para relawan WNI di Rafah, Gaza Selatan.

Baca Selengkapnya