Rusia Sebut Negara-negara Barat Iri dengan Ekspansi BRICS

Rabu, 6 Maret 2024 08:00 WIB

Para menteri luar negeri negara-negara BRICS berfoto bersama dengan perwakilan dari Afrika dan negara-negara Selatan pada pertemuan puncak di Cape Town, Afrika Selatan, 2 Juni 2023. BERPESTA. TIDAK ADA RESELLER. TIDAK ADA ARSIP. KREDIT WAJIB.

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mengklaim negara-negara Barat iri dengan ekspansi Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan (BRICS), dan blok tersebut telah melampaui kelompok G7 dalam hal paritas daya beli. Hal tersebut disampaikan Yury Ushakov, asisten kebijakan luar negeri presiden Rusia dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia TASS pada Selasa, 5 Maret 2024.



Menurut Ushakov, BRICS telah menyumbang 35,6 persen produk domestik bruto (PDB) global, sedangkan G7 menyumbang 30,3 persen. Dia menilai situasi akan semakin menguntungkan BRICS pada 2028, dengan angka 36,6 persen berbanding 27,8 persen.


Dia membeberkan data yang menunjukkan pangsa kolektif negara-negara anggota BRICS dalam perekonomian global yang mencapai US$58,9 triliun (Rp927 kuadriliun). BRICS juga mencakup lebih dari satu pertiga lahan kering di bumi sebanyak 36 persen, 45 persen populasi dunia sebanyak 3,6 miliar, lebih dari 40 persen produksi minyak, dan sekitar seperempat ekspor barang dunia, menurut data yang dia kutip.


“Prestise yang tinggi dan peran konstruktif BRICS yang sangat serius dalam perekonomian dan politik dunia tentu saja menarik perhatian negara-negara lain, yang mulai menunjukkan keinginan untuk bergabung dalam kegiatan asosiasi tersebut dengan satu atau lain cara,” katanya.

Advertising
Advertising



Ushakov mengatakan Banyak yang memandang BRICS sebagai prototipe multipolaritas. Artinya BRICS dipandang sebagai sebuah struktur yang menyatukan Dunia Selatan dan Timur berdasarkan prinsip kesetaraan, kedaulatan, dan saling menghormati.


Ketika ditanya wartawan tentang sikap negara-negara Barat terhadap BRICS dan apakah mereka tertarik bergabung, Ushakov berkata “semuanya sudah cukup jelas”.


“Mereka tentu saja tidak senang melihat otoritas dan pengaruh BRICS semakin meningkat. Jujur saja - mereka sangat iri dengan ekspansi BRICS, dan juga fakta bahwa negara-negara Mayoritas Global ingin bersatu lebih erat untuk bekerja sama dalam platform BRICS,” ucapnya.



Menurutnya, BRICS mempunyai lawan yang bertekad untuk menghambat proses menciptakan tatanan dunia baru. Dia pun menegaskan BRICS tidak bersaing dengan siapa pun, juga tidak menantang siapa pun. Sebab ini bukan asosiasi anti-Barat.



TASS

Pilihan editor: Uang Pesangon Tak Dibayar, Mantan Pejabat Eksekutif Twitter Gugat Elon Musk

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

12 jam lalu

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

Warga negara Rusia agar mempertimbangkan rencana melancong ke Meksiko setelah otoritas di sana menolak lebih banyak pelancong Rusia

Baca Selengkapnya

RUPS Tahunan Jasa Marga Sepakat Bagikan Dividen Rp 274,8 Miliar

1 hari lalu

RUPS Tahunan Jasa Marga Sepakat Bagikan Dividen Rp 274,8 Miliar

RUPS Tahunan Jasa Marga (Persero) Tbk. atau JSMR pada Rabu menyepakati pembagian dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp 274,8 miliar.

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

1 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

2 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

2 hari lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

2 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

2 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

3 hari lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

3 hari lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya