Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Selasa, 5 Maret 2024 12:00 WIB

Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berhenti sejenak saat berbicara dengan Reuters selama wawancara, di Lahore, Pakistan 17 Maret 2023. REUTERS/Akhtar Soomro/

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum Pakistan memutuskan Dewan Sunni Ittehad (SIC) tidak memenuhi syarat untuk menduduki kursi cadangan di parlemen. Partai tersebut berisi kandidat independen yang memenangkan pemilu dengan dukungan Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang diketuai mantan perdana menteri Imran Khan.


Keputusan tersebut merupakan satu lagi kemunduran bagi Khan, yang masih berada di penjara menyusul serangkaian hukuman pidana, meskipun kandidatnya memenangkan kursi terbanyak secara keseluruhan dalam pemilu 8 Februari 2024.

Dilansir saluran Dunya News yang berbasis di Lahore, majelis beranggotakan lima orang yang dipimpin Ketua Komisioner Pemilihan (CEC) Sikandar Sultan Raja, mengumumkan keputusan dengan mayoritas suara 4-1 itu pada Senin, 4 Maret 2024.

Advertising
Advertising


Dalam keputusannya, ECP menyatakan SIC tidak berhak atas kursi cadangan parlemen karena dianggap cacat hukum yang tidak dapat disembuhkan dan pelanggaran terhadap ketentuan wajib mengharuskan penyerahan daftar partai untuk kursi cadangan. Sebelumnya, SIC telah mengajukan empat permohonan kepada ECP untuk mencari kursi yang disediakan bagi kelompok minoritas dan perempuan di Majelis Nasional dan majelis provinsi Punjab, Sindh dan Khyber Pakhtunkhwa.



“Kursi di Majelis Nasional tidak boleh kosong dan akan diberikan melalui proses perwakilan proporsional berdasarkan kursi yang diperoleh partai politik,” bunyi perintah tersebut.



Menanggapi putusan tersebut, PTI menyatakan KPU Pakistan ECP lagi-lagi tidak menghormati mandat publik dan rakyat Pakistan.


“Memberikan kursi cadangan kepada partai lain merupakan langkah lain yang dilakukan Sikandar Sultan Raja untuk menghancurkan demokrasi dan proses pemilu di Pakistan,” ujar PTI dalam cuitan di media sosial X, Senin.


Senator PTI Ali Zafar menyebut putusan tersebut sebagai noda terhadap demokrasi dan pelanggaran konstitusi. Berbicara di Senat, Zafar menuntut pengunduran diri Sikandar Sultan Raja dari jabatan ketua komisioner KPU Pakistan dan menyerukan agar dia diadili berdasarkan Pasal 6 konstitusi.


Dia menekankan pentingnya kuota kursi yang dicadangkan untuk partai politik, sebab anggota parlemen di Majelis Nasional memilih presiden, perdana menteri, ketua dan wakil ketua. Ia menyatakan partainya akan menggugat keputusan ECP di pengadilan dan kembali menegaskan tuntutannya agar seluruh staf ECP mengundurkan diri. Zafar juga menyerukan penundaan pemilihan presiden dan Senat sampai keputusan pengadilan mengenai kursi cadangan parlemen tercapai.



DUNYA NEWS | REUTERS

Pilihan editor: Kelaparan di Gaza, Benny Gantz dan Wakil Presiden Amerika Serikat Bakal Bertemu

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Mengenal Sadiq Khan Wali Kota London Tiga Periode

2 hari lalu

Mengenal Sadiq Khan Wali Kota London Tiga Periode

Sadiq Khan meraih kemenangan periode ketiga sebagai Wali Kota London. Ia dari Partai Buruh

Baca Selengkapnya

Airin Daftar ke Lima Partai untuk Maju di Pilkada Banten

2 hari lalu

Airin Daftar ke Lima Partai untuk Maju di Pilkada Banten

Proses pendaftaran maupun komunikasi dilakukan Airin, ke semua partai politik, bukan dalam rangka membentuk koalisi besar.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

3 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

4 hari lalu

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

Lewat pemungutan oleh anggota parlemen Israel, operasional Al Jazeera di Israel resmi ditutup karena dianggap menjadi ancaman keamanan

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

8 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

10 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

11 hari lalu

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

Naim berasal dari keluarga dokter dan dokter gigi. Dia hidup gelimang kebahagiaan, namun penjajahan Israel telah membuat hidupnya hampa.

Baca Selengkapnya

5 Negara Laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC, Berikut Profil International Criminal Court

16 hari lalu

5 Negara Laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC, Berikut Profil International Criminal Court

Setidaknya 5 negara laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC. Negara mana saja? Sejauh mana kewenangan ICC bisa menanganinya?

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

17 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

23 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya