Sejumlah Anggota Dewan Keamanan PBB Desak Rusia Tarik Pasukan dari Ukraina

Rabu, 7 Februari 2024 20:00 WIB

Tentara dari Republik Chechnya terlihat di tengah pertempuran konflik Ukraina-Rusia di kota Mariupol, Ukraina, 15 April 2022. Tidak hanya di Ukraina, pasukan ini juga membantu Rusia dalam perang di Suriah dan Georgia. REUTERS/Chingis Kondarov

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota-anggota Dewan Keamanan PBB pada pertemuan tentang ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional yang berlangsung pada Selasa, 6 Februari 2024, mendesak Rusia agar menarik pasukannya dari Ukraina



Rusia menuntut diadakannya pertemuan tersebut setelah serangan Sabtu lalu ke sebuah toko roti di wilayah Luhansk yang dikuasai Rusia. Moskow menggambarkan penembakan itu sebagai “serangan teroris” yang dilakukan Angkatan Bersenjata Ukraina.



Perwakilan Federasi Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan serangan rudal oleh Angkatan Bersenjata Ukraina di kota Lysychansk pada 3 Februari 2024 menyebabkan sebuah kafe sekaligus toko roti dua lantai hampir hancur total. Sekitar 40 orang terkubur di bawah reruntuhan dan 28 orang meninggal.

Advertising
Advertising

"Kami yakin target dan waktu penyerangan tidak dipilih secara kebetulan,” ujar Nebenzia.



Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian PBB Rosemary Dicarlo mengingatkan Dewan Keamanan PBB bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan memasuki tahun ketiga dalam waktu dua pekan ke depan. Hanya solusi yang sejalan dengan Piagam PBB, hukum internasional dan resolusi Majelis Umum PBB yang akan mencapai perdamaian yang adil dan abadi.



Rusia melancarkan invasi militer ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Sejak itu, Kantor Komisaris Tinggi HAM (OHCHR) mencatat 30.041 korban sipil di Ukraina, dengan 10.382 orang tewas. Dari jumlah itu, 579 korban tewas anak-anak. Sedangkan 19.659 orang luka-luka, termasuk 1.285 anak-anak. Amerika Serikat pun memperbarui seruannya kepada Rusia untuk segera menarik pasukan dari perbatasan Ukraina yang diakui secara internasional.

"Kremlin memikul tanggung jawab penuh atas kematian dan kehancuran yang tidak wajar yang diakibatkan perang agresi (Presiden Rusia Vladimir) Putin terhadap Ukraina,” kata wakil perwakilan tetap AS untuk PBB Robert Wood.



Koordinator Politik Inggris di PBB Fergus Eckersley juga setuju dengan Wood. Eckersley mengatakan hanya Rusia yang bertanggung jawab atas kehancuran akibat perang tersebut. Dia berkata Moskow telah melanggar Piagam PBB.



“Jalan tercepat menuju perdamaian adalah Presiden Putin mengakhiri invasi ilegalnya. Kami mengulangi seruan kami agar Rusia menghormati Piagam PBB dan menarik pasukannya dari Ukraina,” ucapnya.



Duta Besar Swiss untuk PBB Pascale Baeriswyl mengutuk agresi militer Rusia sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional, dan menegaskan kembali Moskow harus menarik pasukannya dari wilayah Ukraina.



Dia menyesalkan hilangnya setiap nyawa, yang disebutnya sebagai “biaya paling mahal dari perang ini”. Baeriswyl lantas menegaskan kembali perlunya jaminan akses kemanusiaan ke seluruh Ukraina, termasuk wilayah yang berada di bawah kendali militer Rusia.



Perwakilan Prancis untuk PBB Nicolas de Rivière mengkritik keputusan Rusia untuk menuntut diadakannya pertemuan tersebut. Dengan mengajak Dewan Keamanan PBB bertemu selagi setiap hari, Rivière merasa Rusia telah memanipulasi Dewan Keamanan PBB.



Sementara, perwakilan Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya menyebut sinisme yang tak terbatas dari Rusia yang terus-menerus telah menciptakan tuduhan baru terhadap negara yang mereka serang dengan kejam dan hal ini sangat mencengangkan.



“Jika utusan Putin ingin menguraikan penyebab pertumpahan darah, pertemuan Dewan Keamanan tidak perlu dilakukan,” kata Kyslytsya. “Dia hanya perlu berdiri di depan cermin.”



Dia mengingatkan dewan yang beranggotakan 15 negara itu, kota Lysychansk di Ukraina telah berada di bawah pendudukan Rusia sejak Juli 2022.



ANADOLU

Pilihan editor: Pernah Pacaran dengan Pria Beristri, Miss Japan 2024 Copot Gelar

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Slovenia Mulai Prosedur untuk Akui Negara Palestina

2 jam lalu

Slovenia Mulai Prosedur untuk Akui Negara Palestina

Pemerintah Slovenia pada Kamis memulai prosedur untuk mengakui Negara Palestina guna membantu mengakhiri kekerasan di Gaza

Baca Selengkapnya

Israel Tetap Terima Senjata AS Senilai Miliaran Dolar, Meski Ada Penundaan oleh Biden

7 jam lalu

Israel Tetap Terima Senjata AS Senilai Miliaran Dolar, Meski Ada Penundaan oleh Biden

Persenjataan Amerika Serikat senilai miliaran dolar masih tersedia untuk Israel, meskipun ada penundaan pengiriman oleh Presiden Joe Biden

Baca Selengkapnya

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

7 jam lalu

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

Warga negara Rusia agar mempertimbangkan rencana melancong ke Meksiko setelah otoritas di sana menolak lebih banyak pelancong Rusia

Baca Selengkapnya

Joe Biden Janji Tunda Pengiriman Senjata Jika Israel Nekat Serang Rafah

1 hari lalu

Joe Biden Janji Tunda Pengiriman Senjata Jika Israel Nekat Serang Rafah

Joe Biden untuk pertama kali mengutarakan ke publik akan menahan senjata untuk Tel Aviv jika tentara Israel melakukan invasi ke Rafah

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

1 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

1 hari lalu

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

Sumber mengatakan langkah penghentian sementara senjata ke Israel adalah untuk memperingatkan Tel Aviv jangan menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

1 hari lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

2 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

2 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

2 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya