Gubernur Bank Sentral Italia Minta Mata Uang Euro Jangan Jadi Alat untuk Jatuhkan Sanksi

Reporter

Tempo.co

Minggu, 28 Januari 2024 13:00 WIB

Mata uang Euro banyak digunakan oleh negara-negara uni Eropa. Nilai mata uang Euro sendiri terhadap rupiah cukup tinggi. Berikut informasinya. Foto: Canva

Gubernur Bank Sentral Italia Fabio Panetta pada Jumat, 26 Januari 2024, memperingatkan menggunakan mata uang euro sebagai sebuah alat untuk menjadi sanksi–sanksi akibat perang dan sengketa politik, bisa merusak citra mata uang euro dan posisinya. Ucapan Panetta itu disampaikan terkait pembekuan aset-aset milik Rusia.

Pada 2022 Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan Kanada telah membekukan sekitar USD300 miliar (Rp4.774 triliun) aset-aset milik Bank Sentral Rusia sebagai bagian sanksi terkait perang Ukraina. Sekitar USD 200 miliar (3.163 triliun) aset Bank Sentral Rusia yang ditahan di Uni Eropa, yang sebagian besar disimpan di Euroclear.

Uni Eropa saat ini sedang berupaya menjalankan rencana memberlakukan pajak rezeki nomplok terhadap keuntungan yang diperoleh Euroclear yang diperoleh dari dana yang dibekukan tersebut, dan langkah Uni Eropa untuk tidak menyita uang tersebut. Akan tetapi, Italia skeptis dengan langkah yang melibatkan aset-aset tersebut dengan alasan menjadikan aset-aset tersebut sebagai ‘alat’ bisa mendorong keraguan para investor terhadap keamanan menyimpan aset di Uni Eropa dan keluar dari pasar Benua Biru. Pada akhirnya, ini bisa melemahkan mata uang Euro.

Advertising
Advertising

“Kekuatan ini harus digunakan dengan bijak,” kata Panetta, mengacu pada mata uang euro sebagai cadangan mata uang dunia.

Menurutnya, hubungan internasional adalah bagian dari permainan berulang. Menjadikan mata uang sebagai senjata, bisa mengurangi daya tariknya dan mendorong munculnya mata uang alternatif. Data resmi memperlihatkan, terjadi kenaikan penggunaan jumlah mata uang yuan dalam perdagangan antara Cina dan Rusia baru-baru ini sebagai buntut dari sanksi-sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat. Sanksi telah membuat Rusia sulit menggunakan mata uang USD dan euro untuk perdagangan lintas negara.

“Otoritas Cina telah secara eksplisit mendorong penggunaan mata uang Yuan di tingkat dunia dan mendorong penggunaan penggunaannya di negara-negara lain, termasuk negara yang kena sanksi oleh komunitas internasional menyusul invasi ke Ukraina,” kata Panetta. Dia menambahkan, porsi perdagangan Cina dengan mata uang Yuan sudah naik dua kali lipat dalam tempo tiga tahun terakhir hingga memungkinkan Yuan mengambil alih mata uang euro sebagai mata uang terbesar kedua di dunia yang digunakan dalam perdagangan.

Sumber: RT.com

Pilihan editor: Palestina Kritik Warga Negara Peru Terlibat Perang bersama Israel di Jalur Gaza

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

9 jam lalu

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

Warga negara Rusia agar mempertimbangkan rencana melancong ke Meksiko setelah otoritas di sana menolak lebih banyak pelancong Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

1 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

2 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

2 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

2 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

2 hari lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

3 hari lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

3 hari lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

3 hari lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

3 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya