ICC Akui Sedang Menyelidiki Kematian Jurnalis akibat Serangan Israel di Gaza

Reporter

Tempo.co

Rabu, 10 Januari 2024 12:37 WIB

Jurnalis Al Jazeera Wael al-Dahdouh bereaksi ketika ia menghadiri pemakaman putranya, jurnalis Palestina Hamza al-Dahdouh, setelah Hamza terbunuh dalam serangan Israel, di Rafah di Jalur Gaza Selatan, 7 Januari 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada Selasa mengkonfirmasi sedang menyelidiki potensi kejahatan terhadap jurnalis sejak serangan membabi buta Israel sebagai serangan balasan terhadap kelompok pejuang Palestina Hamas di Gaza.

Serangan sejak 7 Oktober itu menewaskan puluhan jurnalis, meski Palestina menyebut sudah lebih dari 100 jurnalis tewas di Gaza.

Kelompok advokasi media Reporters Without Borders (RSF) mengatakan pada November bahwa mereka telah mengajukan mengadukan Israel ke ICC yang berbasis di Den Haag dengan tuduhan kejahatan perang atas kematian jurnalis yang mencoba meliput konflik tersebut.

“Kantor jaksa Karim Khan telah meyakinkan organisasi tersebut bahwa kejahatan terhadap jurnalis termasuk dalam penyelidikannya terhadap Palestina,” LSM tersebut mengumumkan pada Senin.

Pengadilan mengkonfirmasi pernyataan tersebut, dengan mengatakan, “Investigasi Kantor Kejaksaan ICC terhadap situasi di Negara Palestina berkaitan dengan kejahatan yang dilakukan dalam yurisdiksi Pengadilan sejak 13 Juni 2014.”

Advertising
Advertising

Setidaknya 79 jurnalis dan profesional media, sebagian besar warga Palestina, telah terbunuh sejak perang dimulai tiga bulan lalu, menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CJP) yang berbasis di New York.

Pada Minggu, media Qatar Al Jazeera mengatakan dua jurnalis Palestina di Jalur Gaza tewas dalam serangan Israel terhadap mobil mereka.

Hamza Wael Dahdouh dan Mustafa Thuria, yang juga bekerja sebagai perekam video untuk AFP dan organisasi berita lainnya, terbunuh dalam apa yang disebut Al Jazeera sebagai “pembunuhan yang ditargetkan.”

Tentara Israel mengatakan pihaknya telah menyerang “seorang teroris yang mengoperasikan drone yang menimbulkan ancaman” dan “mengetahui laporan bahwa selama serangan tersebut, dua tersangka lainnya berada di dalam kendaraan yang sama.”

Namun, militer Israel kemudian mengakui bahwa keduanya adalah jurnalis dan penggunaan drone oleh para jurnalis mereka klaim sebagai aksi teror.

Setelah kematian terbaru tersebut, kantor hak asasi manusia PBB mengatakan pada Senin bahwa mereka “sangat prihatin dengan tingginya angka kematian pekerja media di Gaza.”

Perang Gaza pecah setelah kelompok bersenjata Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober yang mengakibatkan sekitar 1.140 kematian di Israel, separuhnya warga sipil, menurut penghitungan berdasarkan angka resmi.

Israel merespons dengan pemboman tanpa henti dan invasi darat ke Gaza yang telah menewaskan sedikitnya 23.210 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan Gaza.

Pilihan Editor: Israel Lagi-lagi Serang Jurnalis di Gaza, Anak Kabiro Al Jazeera Tewas Dirudal

ARAB NEWS

Berita terkait

Josep Borrell Tanggapi Seandainya ICC Keluarkan Surat Perintah Penahanan Benjamin Netanyahu

16 menit lalu

Josep Borrell Tanggapi Seandainya ICC Keluarkan Surat Perintah Penahanan Benjamin Netanyahu

Josep Borrell merasa Uni Eropa dipaksa patuh jika ICC jadi menerbitkan surat perintah penahanan terhadap Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Panel Pakar, termasuk Amal Clooney, Dukung Jaksa ICC: Ini Alasan Mereka

7 jam lalu

Panel Pakar, termasuk Amal Clooney, Dukung Jaksa ICC: Ini Alasan Mereka

Sebuah panel ahli independen termasuk pengacara HAM, Amal Clooney, mendukung keputusan jaksa penuntut ICC

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

8 jam lalu

Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

Kedutaan Besar Iran menyebut Presiden Iran Ebrahim Raisi wafat 3 hari sebelum kunjungan yang direncanakan ke Indonesia pada 23-24 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Beda Sikap AS terhadap Surat Penangkapan Putin dan Netanyahu

8 jam lalu

Beda Sikap AS terhadap Surat Penangkapan Putin dan Netanyahu

AS menolak keras langkah jaksa ICC untuk mengajukan surat penangkapan Netanyahu, sebuah sikap yang berbeda saat Putin ditersangkakan.

Baca Selengkapnya

Tolak RUU Penyiaran, Gabungan Jurnalis hingga Mahasiswa di Solo Gelar Unjuk Rasa

8 jam lalu

Tolak RUU Penyiaran, Gabungan Jurnalis hingga Mahasiswa di Solo Gelar Unjuk Rasa

Aksi penolakan RUU Penyiaran juga mesti terus dilakukan melalui media sosial. Harapannya DPR mendengarkan suara publik.

Baca Selengkapnya

Prancis Dukung Langkah ICC Keluarkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu dan Hamas

9 jam lalu

Prancis Dukung Langkah ICC Keluarkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu dan Hamas

Prancis mendukung permohonan jaksa agar hakim ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Netanyahu dan petinggi Hamas

Baca Selengkapnya

Afrika Selatan Dukung Jaksa Minta ICC Keluarkan Surat Penahanan Benjamin Netanyahu

9 jam lalu

Afrika Selatan Dukung Jaksa Minta ICC Keluarkan Surat Penahanan Benjamin Netanyahu

Afrika Selatan menyambut positif langkah yang diambil jaksa penuntut agar ICC mengeluarkan surat penahanan pada Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Bantuan Lewat Dermaga AS, UNRWA: Bantuan ke Gaza Paling Efektif Lewat Darat

10 jam lalu

Tak Ada Bantuan Lewat Dermaga AS, UNRWA: Bantuan ke Gaza Paling Efektif Lewat Darat

UNRWA menegaskan penyeberangan darat merupakan cara yang paling layak dan efektif untuk menyalurkan bantuan ke Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Apa yang Terjadi setelah Jaksa ICC Minta Surat Penangkapan untuk Konflik Gaza?

11 jam lalu

Apa yang Terjadi setelah Jaksa ICC Minta Surat Penangkapan untuk Konflik Gaza?

Jaksa ICC sudah mengajukan permohonan surat penangkapan, kini tinggal dunia tinggal menunggu keputusan para hakim ICC.

Baca Selengkapnya

Malaysia Berupaya Pulangkan Enam Anggota Tim Medis dari Rafah

12 jam lalu

Malaysia Berupaya Pulangkan Enam Anggota Tim Medis dari Rafah

Pemerintah Malaysia berupaya memulangkan enam anggota tim medisnya yang berada di Rafah, Gaza, sejak 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya