Cina Jatuhkan Sanksi pada Perusahaan AS yang Ungkap Adanya Kerja Paksa pada Muslim Uyghur

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 27 Desember 2023 17:30 WIB

Umat muslim yang tergabung dalam Aceh Solidaritas Untuk Muslim Uyghur (ASUMU) membentang poster dan spanduk saat menggelar aksi damai di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat, 21 Desember 2018. Pemerintah Cina sudah mengakui menahan sejumlah orang yang disebutnya sebagai upaya mencegah terorisme. ANTARA/Ampelsa

TEMPO.CO, Jakarta - Cina menjatuhkan sanksi kepada Kharon, sebuah perusahaan Amerika Serikat yang menyediakan data mengenai dugaan kerja paksa pada penduduk minoritas Muslim Uyghur di wilayah Xinjiang. Data tersebut dimanfaatkan perusahaan lain untuk menghindari sanksi berdasarkan undang-undang AS.

Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan pada hari Selasa, 26 Desember 2023, bahwa pihaknya akan mengambil “tindakan balasan” terhadap Kharon dan direktur investigasinya karena memberikan “apa yang disebut sebagai bukti sanksi ilegal Amerika terkait dengan Xinjiang”.

Sebagai tanggapan, Kharon yang berbasis di Los Angeles mengatakan pihaknya tidak memiliki perwakilan di Cina, sehingga tindakan tersebut “sebagian besar bersifat simbolis” dan tidak akan berdampak pada operasi atau kemampuan mereka melayani kliennya.

“Untuk melayani klien kami dan seluruh bisnis global yang berupaya menerapkan program manajemen risiko terdepan, Kharon akan terus menyediakan penelitian dan analisis data yang obyektif, independen, dan berdasarkan sumber yang dapat dipercaya,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Seorang mantan peneliti di Pusat Studi Pertahanan Lanjutan yang berbasis di AS juga akan dikenakan sanksi.

Orang-orang yang terkena dampak akan dilarang memasuki Cina, termasuk Hong Kong dan Makau, dan properti Kharon di Cina akan dibekukan, kata Kemenlu Cina.

Kharon mengatakan perusahaan bergantung pada data kerja paksa untuk mematuhi Undang-Undang Pencegahan Kerja Paksa Uyghur (UFLPA).

Advertising
Advertising

Undang-undang AS tersebut disyahkan pada 2021 untuk menolak masuknya barang-barang dari perusahaan terdaftar yang berasal dari wilayah Xinjiang di Cina kecuali mereka dapat membuktikan bahwa barang-barang tersebut tidak diproduksi atau terikat dengan kerja paksa.

Amerika Serikat bulan ini membatasi impor dari tiga perusahaan Cina lainnya termasuk Sichuan Jingweida Technology Group, yang sebelumnya ditemukan oleh Kharon telah berpartisipasi dalam transfer tenaga kerja pada tahun 2017 di mana ribuan pekerja dikirim untuk bekerja di berbagai fasilitas produksi.

Para pejabat AS mengatakan mereka yakin pihak berwenang Cina telah mendirikan kamp kerja paksa untuk warga Uighur dan kelompok minoritas Muslim lainnya di Xinjiang. Beijing menyangkal adanya pelanggaran apa pun.

Sanksi terkait Xinjiang didasarkan pada “kebohongan” dan “narasi palsu”, menurut Beijing, yang mengatakan AS bertekad merusak stabilitas Xinjiang dan mengekang pembangunan Cina.

REUTERS

Pilihan Editor Kota Madinah Sediakan Jalur Sepeda Sepanjang 70 Km

Berita terkait

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

12 jam lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

22 jam lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

23 jam lalu

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

Australia dan Selandia Baru pada Jumat bergabung dengan 141 negara lain untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara keanggotaan PBB

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

1 hari lalu

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

Indonesia mendorong pemberian hak-hak istimewa bagi Palestina dalam Sidang Darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

1 hari lalu

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Dubes Cina untuk PBB Fu Cong mendesak Amerika Serikat untuk tidak menghalangi proses keanggotaan penuh Palestina di PBB yang didukung Majelis Umum

Baca Selengkapnya

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

1 hari lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

1 hari lalu

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

Menhan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan pada hari Rabu, bahwa terkait Rafah, AS meninjau beberapa pengiriman senjata jangka pendek ke Israel.

Baca Selengkapnya

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

1 hari lalu

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB untuk memprotes pemungutan suara yang mendukung keanggotaan penuh Palestina

Baca Selengkapnya

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

1 hari lalu

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

Pemerintahan Joe Biden mengakui bahwa Israel kemungkinan menggunakan senjata yang disediakan AS tak sesuai hukum kemanusiaan di Gaza

Baca Selengkapnya

143 Negara Dukung Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

1 hari lalu

143 Negara Dukung Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

143 negara memberikan suara setuju untuk keanggotaan penuh Palestina di PBB, sembilan negara menolak, termasuk AS, Israel, dan 25 negara abstain.

Baca Selengkapnya