PNS Belanda Unjuk Rasa Serukan Gencatan Senjata di Gaza
Reporter
Tempo.co
Editor
Sita Planasari
Jumat, 22 Desember 2023 19:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok pegawai negeri sipil (PNS) Belanda melakukan protes tidak biasa di depan Kementerian Luar Negeri (kemlu) negara itu pada Kamis, menyerukan gencatan senjata di Gaza yang mengalami pengeboman brutal oleh Israel.
Sekitar 150 pekerja kementerian mengangkat plakat dan membentangkan spanduk bertuliskan “Pegawai Negeri Sipil Menuntut Gencatan Senjata” saat makan siang. Mereka memprotes sikap pemerintah Belanda mengenai seruan diakhirinya permusuhan.
“Ada kekhawatiran atas fakta bahwa pemerintah Belanda masih belum menyerukan gencatan senjata permanen dan itulah alasan kami mengadakan pertemuan hari ini,” kata Angelique Eijpe, juru bicara kelompok tersebut.
Eijpe mengatakan bahwa dia mengundurkan diri dari Kementerian Luar Negeri bulan lalu karena sikap Belanda yang terus berlanjut dalam konflik tersebut.
Konflik tersebut meletus pada 7 Oktober ketika Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel dari Jalur Gaza.
Israel membalas dengan menggempur daerah tersebut dengan pemboman terberat yang pernah ada. Lebih dari 20 ribu warga Palestina tewas sejak 7 Oktober, sebagian besar anak-anak dan perempuan.
Belanda, seperti Jerman dan Italia, pekan lalu abstain dalam pemungutan suara untuk gencatan senjata dalam pertemuan Majelis Umum PBB, meskipun banyak negara yang memberikan suara mendukungnya.
Menteri Luar Negeri Belanda Hanke Bruins Slot kemudian mengatakan bahwa abstain tersebut disebabkan oleh teks resolusi yang “tidak cukup jelas” mengenai hak Israel untuk mempertahankan diri – dan resolusi tersebut tidak merujuk pada serangan Hamas pada 7 Oktober.
Namun, beberapa pegawai negeri tidak setuju dengan posisi Belanda dan melancarkan protes yang berlangsung sekitar setengah jam.
Meskipun protes sering terjadi di Belanda, jarang sekali pegawai negeri sipil menyuarakan pendapat mereka yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah.
“Kami di sini karena kami tidak setuju dengan sikap Belanda mengenai masalah gencatan senjata,” kata pengunjuk rasa Jesse Jansen, 34 tahun.
“Kita tidak bisa hanya berdiam diri dan melihat hukum internasional dan kemanusiaan mana yang dilanggar,” katanya.
Sekitar 200 pegawai negeri sipil pada Oktober menulis surat kepada kabinet Belanda meminta mereka menyerukan Israel menghentikan pemboman di Gaza “dan melindungi warga sipil yang tidak bersalah.”
Dukungan terhadap seruan gencatan senjata semakin meningkat di Belanda, dan hampir dua pertiga warga Belanda yang diwawancarai mendukungnya, menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga penyiaran publik RTL pada Selasa.
“Kebanyakan orang tidak memihak dalam konflik: simpati terhadap rakyat Palestina sama besarnya dengan simpati terhadap rakyat Israel,” tambah jajak pendapat RTL.
Pada Oktober, pegawai negeri Belanda mengirim surat kepada pemerintah dan meminta mereka menghentikan Israel dan melindungi warga sipil yang tidak bersalah. Surat tersebut menyatakan keprihatinan atas “dukungan tanpa syarat” pemerintah kepada Israel.
Namun Menteri Kehakiman Belanda Dilan Yesilgoz mengkritik surat-surat pegawai negeri tersebut, dengan mengatakan “kepemimpinan politiklah yang menentukan garis kebijakan, bukan sebaliknya.”
Pilihan Editor: Belanda Digugat karena Menjual Senjata ke Israel di tengah Serangan Gaza
ARAB NEWS