Mantan Duta Besar AS untuk Bolivia Dituduh Jadi Mata-Mata Kuba Selama Empat Dekade
Reporter
Nabiila Azzahra
Editor
Sita Planasari
Selasa, 5 Desember 2023 09:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Bolivia, Manuel Rocha, didakwa pada Senin, 4 Desember 2023 atas tindakan mata-mata untuk pemerintah Kuba selama lebih dari empat dekade atau 40 tahun.
Kasus ini digambarkan oleh Departemen Kehakiman AS sebagai salah satu infiltrasi dengan jangkauan tertinggi dan durasi paling lama terhadap pemerintah AS oleh agen asing.
Victor Manuel Rocha menjabat sebagai duta besar AS untuk Bolivia dari 2000 hingga 2002 sebelum didakwa melakukan tiga kejahatan federal, termasuk bertindak sebagai agen asing ilegal dan menggunakan paspor palsu, kata Departemen Kehakiman dalam sebuah pernyataan.
“Kami menuduh bahwa selama lebih dari 40 tahun, Victor Manuel Rocha menjabat sebagai agen pemerintah Kuba dan mencari serta memperoleh posisi di pemerintahan Amerika Serikat yang akan memberinya akses terhadap informasi non-publik dan kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan luar negeri AS,” kata Jaksa Agung Merrick Garland dalam pernyataannya.
Eks diplomat berusia 73 tahun ini telah ditangkap dan diperkirakan akan hadir di hadapan hakim federal di negara bagian Florida pada Senin. Ia bekerja di perusahaan konsultan LLYC USA sebagai “penasihat bisnis internasional senior” pada saat penangkapannya, menurut dokumen pengadilan.
Menurut Departemen Kehakiman, Rocha bekerja di Departemen Luar Negeri dari 1981 hingga 2002. Ia bertugas di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dari 1994 hingga 1995, dan bekerja sebagai penasihat Komandan Komando Selatan militer AS dari sekitar 2006 hingga sekitar 2012.
“Dalam beberapa hari, minggu, bulan mendatang, kami akan bekerja sama dengan mitra kami di komunitas intelijen untuk menilai dampak jangka panjang terhadap keamanan nasional dalam masalah ini,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller pada konferensi pers rutin.
Dalam dokumen pengadilan yang diajukan di distrik selatan Florida, AS menuduh Rocha diam-diam mendukung Kuba dan misi pengumpulan intelijen rahasianya melawan Washington sejak 1981.
Rocha mengakui pekerjaannya selama puluhan tahun untuk Kuba dalam serangkaian pertemuan pada 2022 dan 2023 dengan agen FBI yang menyamar sebagai perwakilan rahasia Direktorat Jenderal Intelijen Kuba, menurut dokumen pengadilan.
Seorang pegawai FBI yang menyamar sebagai agen intelijen Kuba mengirim pesan kepada Rocha melalui aplikasi WhatsApp pada November 2022, setelah penyelidik mendapat informasi tentang dugaan pekerjaan rahasia Rocha, menurut dokumen pengadilan.
Dalam pesan tersebut, kata jaksa, pegawai yang menyamar tersebut mengatakan bahwa mereka “memiliki pesan untuk Anda dari teman-teman Anda di Havana. Ini berkaitan dengan masalah sensitif”. Mantan duta besar itu setuju untuk bertemu di Miami untuk berbicara.
Dikatakan Rocha pamer kepada pegawai yang menyamar itu tentang “puluhan tahun” pekerjaannya atas nama pemerintah Kuba. Ia mengatakan bahwa hal tersebut “memperkuat revolusi” selama “40 tahun terakhir”. Namun ia menyesali “pukulan yang diberikan musuh” — musuh dalam hal ini diduga merujuk pada pemerintah AS — “telah berdampak pada revolusi saat ini.”
Pilihan Editor: Pejabat AS: Cina Telah Lama Mematai-matai AS dari Kuba
REUTERS | CNN