TEMPO.CO, Jakarta -Sedikitnya 32 warga Palestina terkonfirmasi tewas dan beberapa lainnya terluka dari serangan udara Israel dalam waktu tiga jam setelah gencatan senjata berakhir di Gaza pada Jumat, 1 Desember 2023, pukul tujuh pagi waktu setempat.
“Dalam waktu tiga jam setelah jeda kemanusiaan berakhir, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel meningkat menjadi 32 orang,” kata Kementerian Kesehatan di Gaza dalam sebuah pernyataan.
Selain korban jiwa, puluhan orang yang sebagian besar perempuan dan anak-anak menjadi korban luka-luka, kata kementerian itu.
Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri di Gaza mencatat bahwa pesawat tempur Israel mulai “terbang di atas Gaza setelah jeda kemanusiaan berakhir”. Koresponden kantor berita Anadolu juga mengatakan pesawat-pesawat tempur Israel menargetkan beberapa wilayah di Jalur Gaza pada Jumat pagi.
Tembakan senjata berat dan artileri Israel di Jalur Gaza timur kembali terjadi segera setelah jeda berakhir, menurut koresponden Anadolu di lapangan.
Gencatan senjata sementara antara Israel dan kelompok pejuang Hamas dimulai pada Jumat, 24 November lalu, menghentikan sementara pertempuran di Gaza demi pembebasan sandera dan tahanan dari kedua belah pihak serta pengiriman bantuan ke wilayah kantong yang terkepung itu.
Gencatan senjata berhenti meski mediator internasional, termasuk Qatar, Mesir dan Amerika Serikat telah mendorong perpanjangan jeda tersebut. Negosiasi perpanjangan gencatan senjata masih berlanjut, menurut kantor berita Reuters yang mengutip sumbernya.
Sumber tersebut mengatakan mediator Qatar dan Mesir telah melakukan kontak dengan Israel dan Hamas sejak pertempuran kembali berlanjut.
Hingga saat ini, serangan Israel telah membunuh lebih dari 15.000 warga Palestina di Gaza sejak serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan 1.200 orang.
