AS Teken Perjanjian dengan Filipina, Siapkan Pembangkit Listrik Nuklir

Reporter

Nabiila Azzahra

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 17 November 2023 20:30 WIB

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menyampaikan pandangan saat KTT ke-26 ASEAN-China di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu 6 September 2023. ANTARA FOTO/MEDIA CENTER KTT ASEAN 2023/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dan Filipina menandatangani kesepakatan ekspor teknologi dan material nuklir ke Manila, yang sedang menjajaki penggunaan tenaga nuklir untuk dekarbonisasi dan meningkatkan kemandirian energi. Penandatanganan tersebut dilakukan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) 2023, Jumat, 17 November 2023.

“Amerika Serikat akan dapat berbagi peralatan dan material dengan Filipina saat mereka berupaya mengembangkan reaktor modular kecil dan infrastruktur energi nuklir sipil lainnya,” kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dalam upacara penandatanganan di San Fransisco.

Negosiasi kesepakatan tersebut, yang dijuluki Perjanjian 123, dimulai antara kedua negara sejak November 2022.

“Kami melihat energi nuklir akan menjadi bagian dari bauran energi Filipina pada tahun 2032 dan kami sangat senang untuk menempuh jalur ini bersama Amerika Serikat,” kata Presiden Filipina Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr dalam pidatonya.

Menurutnya, energi nuklir merupakan salah satu bidang di mana negaranya dapat menunjukkan bahwa aliansi dan kemitraan Filipina-AS benar-benar berhasil.

Kesepakatan ini akan memungkinkan transfer bahan, peralatan, dan informasi nuklir secara damai sesuai dengan persyaratan non-proliferasi. Meski sudah ditandatangani oleh perwakilan kedua negara, persetujuan Kongres AS masih diperlukan untuk kesepakatan tersebut.

Per akhir 2022, AS telah memiliki 23 perjanjian yang melibatkan 47 negara, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dan pemerintahan demokratis Taiwan.

Ambisi Filipina adalah memanfaatkan tenaga nuklir sebagai sumber listrik alternatif yang layak, seiring dengan upaya mereka untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara guna membantu mencapai tujuan iklim dan meningkatkan keamanan energi. Negara Asia Tenggara ini rentan terhadap fluktuasi harga minyak global, pemadaman listrik musiman, dan tingginya tarif listrik.

Upaya-upaya sebelumnya untuk memanfaatkan energi nuklir di Filipina terhenti karena masalah keamanan, namun Marcos Jr. telah membahas kemungkinan menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga nuklir yang sudah tidak berfungsi lagi. Pembangkit tersebut saat itu dibangun sebagai respons terhadap krisis energi pada masa pemerintahan mendiang ayahnya, Ferdinand Marcos.

Selesai dibangun pada 1984, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bataan (BNPP) dihentikan dua tahun kemudian setelah penggulingan Marcos senior, bencana nuklir mematikan Chernobyl, dan tuduhan korupsi menyangkut BNPP.

REUTERS

Pilihan Editor Mogok Massal, Pelajar di Seluruh Spanyol Ikut Aksi Bela Palestina

Berita terkait

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

5 jam lalu

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

6 jam lalu

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

Dua aktor pengisi suara menggugat salah satu startup kecerdasan buatan atau AI, yakni Lovo di pengadilan federal Manhattan, AS. Begini kasusnya.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

8 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

1 hari lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

2 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

2 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

2 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ragam Reaksi Warganet soal Kenaikan Harga Tiket Timnas Indonesia Lawan Irak dan Filipina

2 hari lalu

Ragam Reaksi Warganet soal Kenaikan Harga Tiket Timnas Indonesia Lawan Irak dan Filipina

Kenaikkan harga tiket Timnas Indonesia memicu amarah netizen yang melontarkan berbagai komentar unik di akun Instagram resmi @timnas.Indonesia.

Baca Selengkapnya

BNN-Polri Bekuk Buron Kartel Narkoba Meksiko di Filipina, Segera Dibawa ke Indonesia

2 hari lalu

BNN-Polri Bekuk Buron Kartel Narkoba Meksiko di Filipina, Segera Dibawa ke Indonesia

Buron kartel narkoba Meksiko itu akan dibawa untuk mempertanggungjawabkan perbuatan dan mengungkap jaringannya di Indonesia.

Baca Selengkapnya