Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Kamis, 16 November 2023 13:44 WIB

Sebuah unit pemberontak dari Tentara Pembebasan Rakyat Bamar terlihat dalam gambar selebaran tak bertanggal ini di lokasi yang dirahasiakan di hutan Myanmar tenggara. Tentara Pembebasan Rakyat Bamar via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Junta Myanmar telah melaporkan "serangan hebat" yang dilakukan pemberontak dan meminta staf pemerintah bersiap menghadapi keadaan darurat, kata seorang pejabat pada Kamis, 15 November 2023 sementara media melaporkan seruan bagi mereka yang memiliki pengalaman militer untuk siap bertugas.

Militer Myanmar telah memerangi etnis minoritas dan pemberontakan lainnya selama beberapa dekade, tetapi kudeta pada tahun 2021 telah menghasilkan koordinasi yang belum pernah terjadi sebelumnya antara kekuatan anti-militer yang menjadi tantangan terbesar bagi tentara selama bertahun-tahun.

Juru bicara Junta Zaw Min Tun mengatakan militer menghadapi "serangan hebat dari sejumlah besar tentara pemberontak bersenjata" di Negara Bagian Shan di timur laut, Negara Bagian Kayah di timur, dan Negara Bagian Rakhine di barat.

Zaw Min Tun mengatakan beberapa posisi militer telah dievakuasi dan pemberontak telah menggunakan drone untuk menjatuhkan ratusan bom di pos-pos militer.

“Kami segera mengambil tindakan untuk melindungi diri dari serangan bom drone secara efektif,” kata juru bicara junta pada Rabu malam.

Advertising
Advertising

Di ibu kota, Naypyitaw, staf pemerintah telah diperintahkan untuk membentuk unit untuk menanggapi situasi "darurat", kata Tin Maung Swe, sekretaris Dewan Naypyitaw.

Dia membantah bahwa perintah itu merupakan respons terhadap situasi keamanan, dan mengatakan ibu kota dalam keadaan tenang.

“Ini adalah rencana untuk membantu jika terjadi keadaan darurat, khususnya bencana alam,” kata Tin Maung Swe kepada Reuters.

Pemerintahan paralel yang dibentuk oleh politisi pro-demokrasi untuk menentang militer, dan bersekutu dengan beberapa faksi pemberontak, telah meluncurkan kampanye "Jalan Menuju Naypyitaw" yang dikatakan bertujuan untuk mengambil kendali ibu kota.

Secara terpisah, Dewan Administrasi Negara (SAC) militer, dalam perintahnya pada hari Rabu, mengatakan semua orang yang memiliki pelatihan dasar militer harus siap untuk berangkat dan bertugas, media Khit Thit melaporkan.

Reuters tidak dapat memverifikasi dokumen tersebut secara independen.

<!--more-->

Kekhawatiran PBB

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta tahun 2021, ketika militer menggulingkan pemerintahan yang dipimpin oleh peraih Nobel Aung San Suu Kyi, mengakhiri satu dekade reformasi demokrasi tentatif.

Militer memerintah Myanmar dengan tangan besi selama 50 tahun setelah merebut kekuasaan pada tahun 1962, dan bersikeras bahwa mereka adalah satu-satunya institusi yang mampu menyatukan negara yang beragam ini.

Kudeta tahun 2021 menghancurkan harapan akan reformasi dan memicu gelombang besar oposisi yang menyatukan aktivis pro-demokrasi di kota-kota dengan kekuatan etnis minoritas yang berjuang untuk menentukan nasib sendiri di daerah pedalaman.

Bentrokan telah mengirim pengungsi ke seluruh negara tetangga Myanmar, termasuk ribuan orang yang melarikan diri ke India dalam beberapa hari terakhir dari pertempuran di Negara Bagian Chin di barat laut.

Pemerintah Barat telah menerapkan kembali sanksi terhadap junta Myanmar sebagai tanggapan atas kudeta dan tindakan keras terhadap protes dan menuntut pembebasan Suu Kyi serta politisi dan aktivis pro-demokrasi lainnya.

Negara-negara tetangga Myanmar di Asia Tenggara telah mencoba mendorong proses perdamaian tetapi para jenderal mengabaikan upaya mereka.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sangat prihatin dengan “perluasan konflik di Myanmar” dan menyerukan semua pihak untuk melindungi warga sipil, kata seorang juru bicara.

“Jumlah pengungsi di Myanmar kini melebihi 2 juta orang,” kata juru bicara tersebut.

Kelompok pemberontak Tentara Arakan (AA) yang memperjuangkan otonomi di Negara Bagian Rakhine mengatakan pada hari Rabu bahwa puluhan polisi dan militer telah menyerah atau ditangkap ketika pasukan mereka bergerak maju.

Juru bicara junta mengecam kelompok tersebut dengan mengatakan bahwa mereka “menghancurkan” Negara Bagian Rakhine.

Secara terpisah, sebuah video yang diposting di media sosial oleh pasukan anti-militer di Negara Bagian Kayah, dan diverifikasi oleh Reuters, menunjukkan pasukan junta yang terluka menyerah kepada pemberontak, yang terlihat menawarkan bantuan medis.

"Kami siap menembakmu sekarang, tapi kami tidak akan melakukan itu. Kamu mengibarkan bendera putih dan keluar, tidak akan terjadi apa-apa padamu," seorang pejuang yang mengidentifikasi dirinya sebagai wakil panglima pemberontak Karenni Angkatan Pertahanan Nasional terdengar memberi tahu tentara junta.

REUTERS

Pilihan Editor: Korea Utara Bersumpah untuk Memberi Tanggapan Lebih Ofensif Terhadap Ancaman AS

Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

2 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

7 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

8 hari lalu

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

Sekjen PBB Antonio Guterres menyeru kepada "mereka yang memiliki pengaruh atas Israel" untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Rafah

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

9 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

13 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

15 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

15 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

18 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

18 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

19 hari lalu

800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

PBB telah memperingatkan bahaya yang akan menimpa setidaknya 800.000 warga Sudan ketika pertempuran semakin intensif dan meluas di Darfur.

Baca Selengkapnya