Dikecam atas Uji Rudal dan Transfer Senjata ke Rusia, Korea Utara Kritik G7

Rabu, 15 November 2023 07:00 WIB

Bendera Rusia dan Korea Utara berkibar di Kosmodrom Vostochny, Rusia, 13 September 2023. Sputnik/Artem Geodakyan/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Korea Utara mengkritik negara-negara Kelompok Tujuh (G7) sebagai “sisa-sisa Perang Dingin” yang menyebabkan konflik demi kepentingan mereka sendiri dan melanggar kedaulatan negara lain, kata media pemerintah KCNA pada Selasa, 14 November 2023.

Kritik tersebut datang setelah G7 mengeluarkan pernyataan bersama yang salah satunya mengutuk tindakan Korea Utara.

Direktur Jenderal Departemen Organisasi Internasional di Kementerian Luar Negeri Pyongyang, Jo Chol Su, mengecam para menteri luar negeri G7 karena “memfitnah” penerapan “kedaulatan membela diri dan sah” dalam pernyataan bersama yang dirilis blok tersebut setelah pertemuan pekan lalu di Tokyo.

G7 dalam pernyataan tersebut menyerukan jeda kemanusiaan dalam perang Israel-Hamas, menegaskan kembali dukungan bagi Ukraina dalam perangnya dengan Rusia, dan mengutuk uji coba rudal dan transfer senjata Korea Utara ke Rusia.

“G7, yang telah menyebabkan dan mengobarkan krisis internasional baru-baru ini, mengatakan ini atau itu untuk mencari kesalahan negara-negara berdaulat yang independen,” kata Jo, dilansir dari KCNA.

Ia menyebut G7 sebagai “sumber berbahaya utama yang menghancurkan perdamaian dan keamanan global” dan merupakan “batu sandungan utama bagi pembentukan tatanan internasional yang adil.”

Kelompok ini tidak dapat mewakili komunitas internasional namun melindungi kepentingan beberapa negara, kata Jo. Pejabat kementerian itu secara spesifik menyebut Amerika Serikat sebagai pemasok senjata mematikan ke Ukraina yang “dengan sengaja menghancurkan perdamaian dan stabilitas” di Eropa.

Jo juga menuduh Washington “berkomplot dan mengobarkan” serangan militer di Gaza sambil “melindungi pembantaian warga sipil yang dilakukan Israel”.

“Ia telah kehilangan pembenaran atas keberadaannya,” kata Jo. “G7, sisa-sisa Perang Dingin, harus segera dibubarkan, dan ini akan menjadi langkah pertama untuk meredakan krisis internasional saat ini dan memulihkan perdamaian global.”

Korea Utara mengeluarkan pernyataan tersebut bertepatan dengan pertemuan di Korea Selatan bersama perwakilan 17 negara anggota Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNC) yang menegakkan gencatan senjata Perang Korea.

Pilihan Editor: Blinken Cemas dengan Hubungan Militer Rusia-Korea Utara yang Makin Erat

REUTERS

Berita terkait

Prancis Dukung Langkah ICC Keluarkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu dan Hamas

7 jam lalu

Prancis Dukung Langkah ICC Keluarkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu dan Hamas

Prancis mendukung permohonan jaksa agar hakim ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Netanyahu dan petinggi Hamas

Baca Selengkapnya

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

7 jam lalu

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan helikopter yang ditumpanginya pada Ahad, 19 Mei 2024. Ini respons sejumlah pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Bantuan Lewat Dermaga AS, UNRWA: Bantuan ke Gaza Paling Efektif Lewat Darat

7 jam lalu

Tak Ada Bantuan Lewat Dermaga AS, UNRWA: Bantuan ke Gaza Paling Efektif Lewat Darat

UNRWA menegaskan penyeberangan darat merupakan cara yang paling layak dan efektif untuk menyalurkan bantuan ke Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Email Pribadi Pejabat Pertahanan Korea Selatan Diretas, Diduga Hacker dari Korea Utara

9 jam lalu

Email Pribadi Pejabat Pertahanan Korea Selatan Diretas, Diduga Hacker dari Korea Utara

Korea Utara diketahui melakukan serangan siber terhadap diplomat Korea Selatan, pejabat pemerintah dan militer, melalui email

Baca Selengkapnya

Malaysia Berupaya Pulangkan Enam Anggota Tim Medis dari Rafah

10 jam lalu

Malaysia Berupaya Pulangkan Enam Anggota Tim Medis dari Rafah

Pemerintah Malaysia berupaya memulangkan enam anggota tim medisnya yang berada di Rafah, Gaza, sejak 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Hukum Internasional UI Prediksi Iran akan Tetap Dukung Hamas setelah Ebrahim Raisi Wafat

11 jam lalu

Guru Besar Hukum Internasional UI Prediksi Iran akan Tetap Dukung Hamas setelah Ebrahim Raisi Wafat

Hikmahanto Juwana optimis Iran akan tetap mendukung Hamas pasca-wafatnya Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter

Baca Selengkapnya

Joe Biden: Apa yang Terjadi di Gaza Bukan Genosida

13 jam lalu

Joe Biden: Apa yang Terjadi di Gaza Bukan Genosida

Presiden AS Joe Biden menekankan bahwa Israel tidak melakukan tindak genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Indonesia Perlu Waspada Tiga Hal Ini Jika Donald Trump Menang Pilpres AS

14 jam lalu

Indonesia Perlu Waspada Tiga Hal Ini Jika Donald Trump Menang Pilpres AS

Mantan dubes AS untuk RI menilai ada tiga hal yang Indonesia perlu waspadai jika Donald Trump terpilih menjadi presiden Amerika untuk kedua kalinya.

Baca Selengkapnya

Jaksa Penuntut Minta ICC Terbitkan Surat Perintah Penahanan pada Benjamin Netanyahu dan 3 Pemimpin Hamas

16 jam lalu

Jaksa Penuntut Minta ICC Terbitkan Surat Perintah Penahanan pada Benjamin Netanyahu dan 3 Pemimpin Hamas

Karim Khan menilai setelah lebih dari tujuh bulan perang Gaza berkecamuk, dia memiliki alasan untuk meminta ICC menerbitkan surat perintah penahanan

Baca Selengkapnya

Jarang Terjadi, AS Sebut Iran Sempat Minta Bantuannya setelah Helikopter Ebrahim Raisi Jatuh

17 jam lalu

Jarang Terjadi, AS Sebut Iran Sempat Minta Bantuannya setelah Helikopter Ebrahim Raisi Jatuh

Amerika Serikat mengaku tidak bisa memberi bantuan kepada Iran saat helikopter yang membawa Ebrahim Raisi jatuh karena alasan logistik.

Baca Selengkapnya