Pembunuhan Wartawan di Filipina Terekam di Facebook, Presiden Perintahkan Penyelidikan

Reporter

Tempo.co

Senin, 6 November 2023 16:27 WIB

Ilustrasi pembunuhan dengan senjata tajam. news18.com

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang jurnalis radio di Filipina, Juan Jumalon atau dikenal pula sebagai DJ Johnny Walker, ditembak oleh penyerang tak dikenal saat sedang melakukan siaran di rumahnya di Kota Calamba pada Minggu pagi, 5 November 2023. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr telah memerintahkan polisi untuk menyelidiki pembunuhan Jumalon. Insiden ini adalah keempat kalinya seorang wartawan dibunuh sejak Marcos Jr. menjabat sebagai presiden pada Juni tahun lalu.

Persatuan Jurnalis Nasional Filipina (NUJP) dalam sebuah pernyataan mengatakan pembunuhan Jumalon terekam dalam siaran langsung acaranya di Facebook.

“Serangan terhadap jurnalis tidak akan ditoleransi dalam demokrasi kita, dan mereka yang mengancam kebebasan pers akan menghadapi konsekuensi penuh atas tindakan mereka,” kata Marcos Jr dalam sebuah pernyataan.

Polisi mengatakan pembunuh mendapat akses ke studio dengan berpura-pura menjadi pendengar. Pelaku menembak Jumalon dua kali, merampas kalung emasnya dan melarikan diri bersama kaki tangannya yang menunggu di luar dengan sepeda motor.

Filipina memiliki industri media yang dinamis namun juga merupakan salah satu tempat paling berbahaya bagi jurnalis di dunia. Dalam keterangannya, NUJP menyebut Jumalon merupakan jurnalis ke-199 yang dibunuh sejak pemulihan demokrasi pada 1986.

Advertising
Advertising

Siaran langsung tersebut, yang dapat ditonton oleh sekitar 2.400 pengikutnya, menunjukkan pria berusia 57 tahun itu berhenti sejenak. Korban melihat ke atas di luar kamera sebelum dua tembakan dilepaskan. Wartawan itu kemudian kembali duduk di kursinya sementara musik latar diputar. Dia dinyatakan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.

Dalam video itu, pelaku penembakan tak terlihat. Polisi masih menyelidiki rekaman dari kamera CCTV yang dipasang di rumah atau tetangga korban.

“Meski motifnya belum ditentukan, kami menganggap insiden ini terkait pekerjaan untuk saat ini,” kata Paul Gutierrez, kepala Satuan Tugas Kepresidenan untuk Keamanan Media, dalam sebuah pernyataan.

Polisi mengatakan mereka sedang menyelidiki motif pembunuhan tersebut dan tidak mengetahui adanya ancaman sebelumnya terhadap nyawa Jumalon. “Dia kebanyakan membahas peristiwa terkini dan tidak diketahui pernah mengkritik siapa pun dalam siarannya,” kata kepala polisi Calama Kapten Deore Ragonio.

Filipina berada di peringkat kedelapan negara terburuk dalam hal mengadili pembunuh jurnalis, menurut Indeks Impunitas Global Komite Perlindungan Jurnalis 2023.

AL JAZEERA

Pilihan Editor Demo anti-Netanyahu Digelar, Survei: 75 Persen Responden Tuntut PM Israel Mundur

Berita terkait

Republika Berhentikan 60 Karyawan, Susul PHK Massal Akhir Tahun Lalu

13 jam lalu

Republika Berhentikan 60 Karyawan, Susul PHK Massal Akhir Tahun Lalu

Republika telah memberhentikan 29 wartawan dan 31 staf pendukung pada Mei ini.

Baca Selengkapnya

Republika PHK Massal 60 Karyawan, Separuhnya Wartawan

13 jam lalu

Republika PHK Massal 60 Karyawan, Separuhnya Wartawan

Republika tidak merencanakan PHK gelombang berikutnya.

Baca Selengkapnya

PR Besar Timnas Indonesia Putri U-17 Usai Dibantai Filipina 1-6 di Laga Awal Piala Asia Putri U-17 2024

2 hari lalu

PR Besar Timnas Indonesia Putri U-17 Usai Dibantai Filipina 1-6 di Laga Awal Piala Asia Putri U-17 2024

Pelatih Timnas Indonesia Putri U-17, Satoru Mochizuki, mengevaluasi performa para pemain usai dibantai Filipina di Piala Asia Putri U-17 2024.

Baca Selengkapnya

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

3 hari lalu

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

Nany Afrida dan Bayu Wardhana terpilih menjadi Ketua dan Sekjen AJI yang baru dalam Kongres XII AJI.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

3 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

4 hari lalu

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

Selain berulang kali menyerukan penutupan Al Jazeera, Israel tercatat berulang kali menyerang wartawan Aljazeera dan keluarganya.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

7 hari lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

7 hari lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

8 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

8 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya