Profil Al Quds, Pasukan Elite Iran yang Pernah Berhadapan dengan Taliban dan AS

Reporter

Andika Dwi

Jumat, 3 November 2023 10:00 WIB

Anggota pasukan khusus IRGC, Korps Pengawal Revolusi Islam, menghadiri aksi peringatan Hari Quds tahunan, atau Hari Yerusalem, pada hari Jumat terakhir bulan suci Ramadan di Teheran, Iran, 29 April 2022. Majid Asgaripour/WANA (Kantor Berita Asia Barat) via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Iran menyatakan siap membalas serangan militer Israel ke Palestina. Hal ini buntut serangan bertubi-tubi Israel ke jalur Gaza yang mengakibatkan ribuan warga Palestina menjadi korban. Iran pun dikenal memiliki militer yang kuat. Salah satunya adalah keberadaan pasukan Al Quds.

Pasukan Al Quds yang juga dikenal dengan nama Pasukan Quds adalah salah satu unit elit paling terkenal dari Tentara Revolusi Islam Iran (IRGC). Pasukan Al Quds Iran memiliki pengaruh besar dalam politik dan konflik di wilayah Timur Tengah. Selain itu, Pasukan Al Quds juga terkenal karena misi rahasia, intelijen, dan operasi khusus mereka di luar negeri. Lalu seperti apa profil dari pasukan Quds? Berikut profil lengkapnya.

Profil Pasukan Quds

Pasukan Al Quds atau yang juga dikenal sebagai Pasukan Yerusalem adalah salah satu dari delapan cabang dalam Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran. Pasukan Quds didirikan setelah Revolusi Iran tahun 1979 dan bertugas membela Republik Islam Iran.

Pasukan Al Quds melakukan operasi di luar Iran untuk mempromosikan revolusi Islam. Awalnya, pasukan ini dibentuk untuk menjaga pengaruh revolusi Islam Iran di seluruh dunia dan memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok yang berjuang melawan musuh-musuh Iran.

Markas Pasukan Al Quds terletak di Teheran dan mereka telah mengembangkan hubungan dengan kelompok bersenjata di Afghanistan, Irak, Lebanon, Suriah, dan wilayah Palestina. Komandan Pasukan Al-Quds beroperasi dalam struktur paralel dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada pemimpin tertinggi Iran.

Advertising
Advertising

Melansir Britannica, pasukan Al Quds memiliki tanggung jawab utama dalam melaksanakan operasi di luar negeri. Fokus utama mereka adalah mengorganisir, mendukung, dan kadang-kadang memimpin pasukan lokal di luar negeri dengan tujuan yang mendukung kepentingan IRGC dan kelompok ulama Iran.

Operasi Pasukan Quds

<!--more-->

Operasi Pasukan Quds

Pasukan Al Quds pertama kali aktif sebagai unit independen pada tahun 1982, ketika terlibat dalam Perang Saudara Lebanon setelah invasi Israel ke Lebanon. Pasukan ini memberikan dukungan kepada Hizbullah, sebuah milisi yang didominasi oleh Syiah dan didirikan pada tahun yang sama untuk melawan invasi Israel.

Mereka tetap menjadi sekutu dekat dan sponsor Hizbullah bahkan setelah berakhirnya perang saudara pada tahun 1990. Pada tahun 1990-an, fokus mereka beralih ke Afghanistan, terutama di perbatasan timur Iran, ketika mereka memberikan dukungan kepada Aliansi Utara dalam perlawanan terhadap munculnya Taliban.

Peran Pasukan Al-Quds semakin terlihat pada abad ke-21, terutama setelah invasi AS ke Irak pada tahun 2003 dan ketidakstabilan regional setelah Arab Spring. Di Irak, mereka memainkan peran penting dalam mengorganisir dan mendukung milisi Syiah melawan pasukan AS dengan berkoordinasi secara khusus dengan Organisasi Badr.

Selanjutnya, ketika pemberontakan tahun 2011 di Suriah berubah menjadi perang saudara, Pasukan Al-Quds datang untuk mendukung presiden Suriah, Bashar al-Assad, yang merupakan sekutu penting dalam "Poros Perlawanan" Iran, yaitu aliansi yang membentang geografis dari Iran hingga Lebanon. Di Yaman, mereka memberikan dukungan kepada Houthi, yang memperkuat pemberontakan mereka melawan pemerintah pusat setelah pemberontakan Yaman tahun 2011-2012.

Pasukan Al Quds juga memainkan peran utama setelah kelompok militan Negara Islam di Irak dan Syam (ISIS) memperoleh pijakan di Suriah dan Irak. Pasukan Al Quds juga membantu memobilisasi dan memimpin puluhan ribu milisi Syiah melawan kelompok teror tersebut.

Namun, pengaruh mereka dalam urusan dalam negeri Irak menjadi sasaran protes populer setelah komandan Pasukan Al-Quds, Qassem Soleimani, melakukan intervensi pada Oktober 2019 untuk mencegah penggulingan Perdana Menteri Irak, Adel Abdul Mahdi.

Pemimpin Pasukan Al Quds...

<!--more-->

Pemimpin Pasukan Al Quds Sekarang

Jenderal Qassem Soleimani adalah pemimpin yang sangat terkenal dari Pasukan Al Quds Iran. Soleimani memimpin pasukan tersebut selama lebih dari dua dekade dan memegang peran sentral dalam mengoordinasikan operasi-operasi di wilayah Timur Tengah. Namun, pada tanggal 3 Januari 2020, Jenderal Soleimani tewas dalam serangan udara yang dilakukan oleh Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad, Irak.

Setelah kematian Jenderal Soleimani, Jenderal Esmail Ghaani diangkat sebagai penggantinya dalam memimpin Pasukan Al Quds. Ghaani adalah seorang veteran militer dengan pengalaman dalam operasi luar negeri yang luas.

Setelah promosi Ghaani menjadi komandan Pasukan Quds pada tanggal 3 Januari, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memberikan pujian atas peran pentingnya. Ia menyebut Ghaani sebagai salah satu komandan terkemuka dalam Korps Pengawal Revolusi Islam.

Jenderal Esmail Ghaani lahir di Mashhad, ibu kota Provinsi Khorasan, kota terbesar kedua di Iran. Ia merupakan seorang veteran Perang Iran-Irak. Selama perang itu. Ghaani memimpin Brigade Nasr-5 dan Imam Reza-21, yang kemudian berkembang menjadi sebuah divisi.

Ghaani telah menjadi anggota Pasukan Al Quds sejak awal pembentukannya. Selama dua dekade terakhir, ia menduduki posisi sebagai pejabat intelijen serta wakil komandan utama di bawah kepemimpinan Jenderal Soleimani.

Pada tahun 2012, Departemen Keuangan Amerika Serikat mencantumkan Ghaani sebagai "warga negara yang ditunjuk secara khusus," dengan dugaan peranannya dalam mengawasi sumber dana dan pengiriman senjata kepada elemen Hizbullah serta Pasukan Al Quds Lebanon di Timur Tengah dan Afrika, terutama di Gambia.

RIZKI DEWI AYU | BRITANNICA | RFERL.ORG | NBCNEWS

Pilihan Editor: Eks Menteri Malaysia Lelang Jam Rolex Rp 450 Juta untuk Palestina

Berita terkait

5 Fakta Majelis Umum PBB Dukung Keanggotaan Penuh Negara Palestina

1 jam lalu

5 Fakta Majelis Umum PBB Dukung Keanggotaan Penuh Negara Palestina

Ada 143 anggota PBB menyatakan dukungan resolusi yang menyerukan Palestina memenuhi syarat menjadi anggota penuh PBB ke-194 sebagai negara Palestina.

Baca Selengkapnya

Brigade Al Qassam Klaim Selamatkan Sandera Israel yang Mencoba Bunuh Diri

1 jam lalu

Brigade Al Qassam Klaim Selamatkan Sandera Israel yang Mencoba Bunuh Diri

Brigade Al Qassam menyatakan seorang sandera Israel berniat bunuh diri karena depresi.

Baca Selengkapnya

Israel Bersiap Serang Rafah Lagi, Warga Palestina Diperintahkan Mengungsi Besar-besaran

6 jam lalu

Israel Bersiap Serang Rafah Lagi, Warga Palestina Diperintahkan Mengungsi Besar-besaran

Israel menyiapkan serangan besar-besaran di Rafah, perintahkan warga Palestina mengungsi.

Baca Selengkapnya

Ratusan Tawon Serang Tentara Israel di Gaza Selatan, 12 Orang Masuk RS

8 jam lalu

Ratusan Tawon Serang Tentara Israel di Gaza Selatan, 12 Orang Masuk RS

Tentara Israel diserang ratusan tawon saat melintasi Gaza Selatan. Satu tentara dirawat di ICU.

Baca Selengkapnya

Daftar 9 Negara yang Menolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Tetangga Indonesia

9 jam lalu

Daftar 9 Negara yang Menolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Tetangga Indonesia

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara abstain.

Baca Selengkapnya

Biden: Gencatan Senjata Israel Hamas Bisa Terjadi Besok Bila Seluruh Sandera Dibebaskan

10 jam lalu

Biden: Gencatan Senjata Israel Hamas Bisa Terjadi Besok Bila Seluruh Sandera Dibebaskan

Joe Biden mengatakan gencatan senjata bisa terjadi secepatnya jika seluruh sandera Israel dibebaskan oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

Media Israel: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Mungkin Ada di Terowongan Khan Younis

11 jam lalu

Media Israel: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Mungkin Ada di Terowongan Khan Younis

Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Jalur Gaza, mungkin masih berada di dalam terowongan bawah tanah Kota Khan Younis

Baca Selengkapnya

Hamas Kembali Umumkan Kematian Sandera akibat Luka Pengeboman Israel

12 jam lalu

Hamas Kembali Umumkan Kematian Sandera akibat Luka Pengeboman Israel

Hamas mengatakan bahwa sandera Israel Nadav Popplewell telah meninggal. Ia tewas akibat luka yang dideritanya dalam serangan udara Israel ke Gaza

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

13 jam lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

22 jam lalu

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

Stasiun televisi Belgia VRT menghentikan siaran kontes lagu Eurovision untuk mengutuk pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel di Gaza

Baca Selengkapnya