Rusia Akan Cabut Ratifikasi Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Nuklir

Jumat, 6 Oktober 2023 14:45 WIB

Rudal balistik antarbenua Sarmat diluncurkan selama uji coba di kosmodrom Plesetsk di wilayah Arkhangelsk, Rusia, Rabu, 20 April 2022. Rusia mengatakan telah melakukan uji peluncuran pertama rudal balistik antarbenua Sarmat, persenjataan nuklir yang menurut Presiden Vladimir Putin akan membuat musuh mereka ciut. Kementerian Pertahanan Rusia/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Anggota parlemen terkemuka Rusia, Vyacheslav Volodin, pada Jumat 6 Oktober 2023 mengatakan bahwa pimpinan parlemen akan segera mempertimbangkan pencabutan ratifikasi Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Nuklir atau Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty (CTBT).

Hal ini diumumkan setelah Presiden Vladimir Putin pada Kamis mengatakan bahwa Rusia telah berhasil menguji coba rudal bertenaga nuklir. Bukan tidak mungkin bahwa negara itu dapat melakukan uji coba senjata yang melibatkan ledakan nuklir untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga dekade.

Dimulainya kembali uji coba nuklir oleh Rusia, AS, atau keduanya akan sangat mengganggu stabilitas pada saat ketegangan antara kedua negara meningkat dibandingkan sebelumnya sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962.

Pemimpin Kremlin itu mencatat bahwa Rusia harus mempertimbangkan pencabutan ratifikasi CTBT, karena AS telah menandatanganinya tetapi belum meratifikasinya.

Sedangkan Rusia telah melakukan keduanya. Secara teori, ia mengatakan parlemen Rusia, Duma, bisa saja mencabut ratifikasinya.

“Situasi di dunia telah berubah. Washington dan Brussels telah melancarkan perang melawan negara kita. Pada rapat Dewan Duma berikutnya, kami pasti akan membahas masalah pencabutan ratifikasi CTBT,” kata ketua parlemen Volodin.

Kata-kata Putin, diikuti oleh kata-kata Volodin, menunjukkan bahwa Rusia pasti akan mencabut ratifikasi perjanjian tersebut, yang melarang ledakan nuklir oleh siapa pun, di mana pun.

Rusia, yang mewarisi senjata nuklir Uni Soviet, memiliki gudang hulu ledak nuklir terbesar di dunia.

Dalam lima dekade antara 1945 dan CTBT tahun 1996, lebih dari 2.000 uji coba nuklir dilakukan.

Sebanyak 1.032 di antaranya dilakukan oleh AS dan 715 di antaranya dilakukan oleh Uni Soviet, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Uni Soviet terakhir kali melakukan tes pada 1990, sementara AS terakhir kali melakukannya pada 1992.

Sejak CTBT, 10 uji coba nuklir telah dilakukan. India melakukan dua uji coba pada 1998, Pakistan juga melakukan dua uji coba pada 1998, dan Korea Utara melakukan uji coba pada 2006, 2009, 2013, 2016 (dua kali) dan 2017, menurut PBB.

Putin, yang telah berulang kali mengingatkan dunia akan kekuatan nuklir Rusia sejak melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, pada hari Kamis mengatakan tidak ada orang waras yang akan menggunakan senjata nuklir untuk melawan Rusia.

Jika serangan seperti itu terdeteksi, katanya, “misil kami dalam jumlah yang sangat banyak – ratusan, ratusan – akan muncul di udara sehingga tidak ada satu musuh pun yang memiliki peluang untuk bertahan hidup”.

Pilihan Editor: Bangladesh Terima Uranium dari Rusia untuk PLTN

REUTERS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

6 jam lalu

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

Hingga tahun terakhir menjabat, Presiden Jokowi tidak pernah hadir secara langsung dalam Sidang Umum PBB.

Baca Selengkapnya

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

8 jam lalu

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

9 jam lalu

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

Dua aktor pengisi suara menggugat salah satu startup kecerdasan buatan atau AI, yakni Lovo di pengadilan federal Manhattan, AS. Begini kasusnya.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

10 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

12 jam lalu

UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

Hampir separuh dari penduduk Rafah sudah meninggalkan wilayah itu sejak Israel melakukan serangan besar-besaran.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

14 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

1 hari lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

1 hari lalu

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

PBB melalui UNODC mengesahkan resolusi yang diajukan Indonesia mengenai penanganan anak yang terasosiasi dengan kelompok teroris.

Baca Selengkapnya

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

1 hari lalu

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

Dari total sumbangan dana USD2.7 miliar (Rp43 triliun) yang dibutuhkan, baru 12 persen yang diterima OCHA untuk mengatasi kelaparan di Sudan.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

2 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya