Beijing Berang, Komisi Eropa Selidiki Subsidi Kendaraan Listrik Cina
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Kamis, 14 September 2023 18:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina mengecam peluncuran penyelidikan Komisi Eropa terhadap subsidi kendaraan listrik (EV) Tiongkok sebagai tindakan proteksionis dan memperingatkan bahwa hal itu akan merusak hubungan ekonomi dan perdagangan, karena saham pembuat kendaraan listrik Cina bisa merosot.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen Rabu, 13 September 2023, mengumumkan penyelidikan tersebut dan menuduh Cina membanjiri pasar global dengan mobil listrik berharga rendah karena subsidi negara yang besar.
Penyelidikan tersebut, yang dapat berakibat pada penerapan tarif sebahai sanksi, telah memicu peringatan para analis mengenai tindakan pembalasan dari Beijing serta penolakan dari para eksekutif industri Cina yang mengatakan bahwa keunggulan kompetitif sektor ini bukan disebabkan oleh subsidi.
"Investigasi tersebut merupakan tindakan proteksionis yang akan secara serius mengganggu dan mendistorsi industri otomotif global dan rantai pasokan, termasuk UE, dan akan berdampak negatif pada hubungan ekonomi dan perdagangan Cina-UE,” kata Kementerian Perdagangan Cina dalam sebuah pernyataan, Kamis, 14 Septembe 2023.
“Cina akan sangat memperhatikan kecenderungan proteksionis UE dan tindakan tindak lanjutnya, serta dengan tegas menjaga hak dan kepentingan sah perusahaan-perusahaan Cina,” katanya.
Analis Eurasia Group memperingatkan jika Brussel pada akhirnya mengenakan bea masuk terhadap kendaraan listrik Cina yang disubsidi, Beijing kemungkinan akan menerapkan tindakan balasan yang merugikan industri Eropa.
Analis lain mengatakan penyelidikan ini dapat memperlambat ekspansi kapasitas pemasok baterai Cina, meskipun langkah tersebut seharusnya tidak menimbulkan risiko besar bagi pembuat kendaraan listrik Cina karena mereka dapat beralih ke pasar berkembang lainnya seperti Asia Tenggara.
Namun, hal ini dapat merusak persepsi pembuat kendaraan listrik Cina saat mereka berekspansi ke luar negeri, kata analis Bernstein dalam catatan kliennya.
Produsen telah mempercepat upaya ekspor karena melambatnya permintaan konsumen di Tiongkok yang memperburuk kelebihan kapasitas produksi.
Para pejabat UE yakin kendaraan listrik Cina menjual di Eropa 20 persen lebih rendah daripada harga dalam negeri, sehingga menambah tekanan pada produsen mobil Eropa untuk memproduksi kendaraan listrik berbiaya lebih rendah.
Komisi Eropa mengatakan pangsa penjualan kendaraan listrik Cina di Eropa telah meningkat menjadi 8% dan dapat mencapai 15% pada tahun 2025.
Pada 2022, 35% dari seluruh mobil listrik yang diekspor berasal dari Cina, 10 poin persentase lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, menurut lembaga pemikir AS, Center for Strategic and Internal Studies (CSIS).
Sebagian besar kendaraan, dan baterai yang digunakan, ditujukan ke Eropa di mana 16% baterai dan kendaraan yang dijual dibuat di Cina pada 2022, katanya.
Eksportir terbesar dari Cina adalah raksasa AS Tesla, menurut data CSIS. Perusahaan ini menyumbang 40,25% ekspor kendaraan listrik dari Cina antara Januari dan April 2023.
REUTERS
Pilihan Editor India Bangun Kuil Hindu di Atas Masjid Kuno, Beroperasi Mulai Januari