Yayasan Nobel Tak Jadi Undang Duta Besar dari Rusia, Belarus dan Iran

Reporter

Tempo.co

Minggu, 3 September 2023 13:00 WIB

Penghargaan Nobel.[www.independent.ng]

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Nobel memutuskan membatalkan mengundang duta besar Rusia, Belarus dan Iran ke acara tahunan Nobel di Swedia pada Desember 2023. Keputusan Yayasan Nobel sebelumnya untuk mengundang para duta besar dari negara-negara tersebut telah memantik kemarahan dari politik Swedia dan Ukraina.

Rusia dan Belarus sudah dilarang datang ke acara Nobel pada tahun lalu buntut dari perang Ukraina. Sedangkan Iran disingkirkan oleh Yayasan Nobel karena unjuk rasa anti-pemerintah yang terjadi di Ibu Kota Tehran ketika itu. Akan tetapi pada Kamis, 31 Agustus 2023, Yayasan Nobel mengumumkan kalau duta besar dari Rusia, Belarus dan Iran akan diundang dalam seremonial Desember 2023, yang sekaligus untuk memfasilitasi dialog dengan mereka yang berbeda pandangan. Undangan tersebut, sekarang sudah dicabut atau berselang dua hari setelah diumumkan akan diundang.

“Kami mengakui reaksi yang keras dari Swedia, di mana ini jadi membayang-bayangi pesan ini. Dewan Yayasan Nobel untuk itu memutuskan melakukan resepsi seperti tahun kemarin, yakni dengan tidak mengundang duta besar dari Rusia, Belarus dan Iran dalam acara seremoni penghargaan Nobel di Kota Stockholm,” demikian keterangan Yayasan Nobel, Sabtu, 2 September 2023.

Advertising
Advertising

Rencananya, duta besar dari Rusia, Belarus dan Iran masih akan tetap diundang dalam seremoni terpisah di Kota Oslo, di mana penghargaan Nobel diserahkan. Sebelumnya pada tahun lalu, penghargaan Nobel bidang perdamaian diberikan pada aktivis anti-pemerintah Rusia dan Belarus serta sebuah LSM asal Ukraina yang menuduh tentara Rusia telah melakukan kejahatan perang. Dalam pernyataan pada Sabtu, 2 September 2023, Yayasan Nobel menggambarkan keputusan ini jelas adalah sebuah pesan politik.

Keputusan untuk mengundang duta besar Rusia, Belarus dan Iran telah menyebabkan keributan di Kyev. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina menyatakan dengan mengundang utusan resmi Rusia ke acara seremonial Nobel, maka Yayasan Nobel sama dengan mendorong perasaan impunitas Moskow. Untuk itu, Kementerian Luar Negeri Ukraina menyerukan pada Yayasan Nobel agar mau membantu upaya internasional mengisolasi Rusia dan Belarus.

Sumber: RT.com

Pilihan Editor: Jadi Target Zelensky, Taipan Ukraina Ditetapkan sebagai Tersangka Pencucian Uang

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

13 jam lalu

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan helikopter yang ditumpanginya pada Ahad, 19 Mei 2024. Ini respons sejumlah pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya

Indonesia Perlu Waspada Tiga Hal Ini Jika Donald Trump Menang Pilpres AS

20 jam lalu

Indonesia Perlu Waspada Tiga Hal Ini Jika Donald Trump Menang Pilpres AS

Mantan dubes AS untuk RI menilai ada tiga hal yang Indonesia perlu waspadai jika Donald Trump terpilih menjadi presiden Amerika untuk kedua kalinya.

Baca Selengkapnya

Mantan Duta Besar Beri Saran Perwakilan Diplomatik yang Cocok Ditugaskan di Amerika Serikat

1 hari lalu

Mantan Duta Besar Beri Saran Perwakilan Diplomatik yang Cocok Ditugaskan di Amerika Serikat

Mantan Duta besar Amerika Serikat berharap Indonesia segera mengirimkan duta besar yang baru dan yang berpengalaman ke Amerika.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

3 hari lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

5 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

5 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

5 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

6 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Nakba ke-76, Duta Besar Al-Shun Teringat Penderitaan Rakyat Palestina

6 hari lalu

Peringati Hari Nakba ke-76, Duta Besar Al-Shun Teringat Penderitaan Rakyat Palestina

Dubes Palestina untuk Indonesia mengecam tindakan Israel di Palestina dalam peringatan 76 tahun Hari Nakba.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

6 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya