Tuai Protes, Yayasan Nobel Batalkan Undangan untuk Duta Besar Rusia dan Belarusia

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 2 September 2023 18:30 WIB

Raja Swedia Carl Gustav dan Ratu Silvia tiba bersama Putri Mahkota Victoria dan Pangeran Daniel untuk menghadiri upacara penghargaan Hadiah Nobel di Aula Biru Balai Kota Stockholm di Stockholm, Swedia, 10 Desember 2021. [Anders Wiklund/Kantor Berita TT/via REUTERS ]

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Nobel mengatakan pada Sabtu 2 September 2023 bahwa mereka membatalkan keputusannya untuk mengundang duta besar Rusia dan Belarusia ke upacara penghargaan Nobel tahun ini di Stockholm. Langkah itu diambil setelah undangan tersebut memicu kemarahan.

“Kami memilih untuk mengulangi pengecualian tahun lalu terhadap praktik reguler – yaitu, tidak mengundang duta besar Rusia, Belarusia, dan Iran ke upacara penghargaan Hadiah Nobel di Stockholm,” kata yayasan tersebut dalam sebuah pernyataan.

Keputusan Yayasan Nobel mengundang duta besar Rusia ke upacara penghargaan Hadiah Nobel tahun ini memicu kritik keras dari politikus Swedia dan Ukraina.

Yayasan Nobel mengumumkan pada Kamis bahwa mereka akan mengundang duta besar dari semua negara yang memiliki perwakilan diplomatik di Swedia dan Norwegia, di mana upacara penghargaan akan diadakan pada Desember. Negara-negara tersebut termasuk Rusia dan Belarusia, yang tahun lalu tidak diikutsertakan setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.

Direktur Eksekutif Yayasan Nobel Vidar Helgesen mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan ini dibuat untuk melawan kecenderungan di mana “dialog antara mereka yang berbeda pandangan semakin berkurang.”

Advertising
Advertising

Namun pengumuman tersebut memicu reaksi keras di Swedia, dengan banyak politikus mengumumkan bahwa mereka akan memboikot acara tersebut. Pemimpin Partai Tengah Muharrem Demirok, pemimpin Partai Kiri Nooshi Dadgostar dan juru bicara Partai Hijau Märta Stenevi semuanya mengumumkan di X, sebelumnya Twitter, bahwa mereka tidak akan menghadiri upacara tersebut.

Johan Pehrson, pemimpin Partai Liberal, mengatakan dia “tidak akan duduk dan bersulang dengan duta besar Rusia sementara perang agresi Putin yang menjijikkan dan berdarah terus berlanjut di Ukraina.”

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson dilaporkan mengatakan “sangat terkejut” melihat Rusia diundang dan dia tidak akan membuat keputusan yang sama.

Andrii Plakhotniuk, duta besar Ukraina untuk Swedia, juga mengkritik pengumuman Yayasan Nobel, dan mendesak yayasan tersebut untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka.

Sementara Oleg Nikolenko, juru bicara kementerian luar negeri Ukraina, mengatakan keputusan tersebut kemungkinan akan meningkatkan “rasa impunitas dan kejahatan baru” di Kremlin. “Kami meminta Yayasan Nobel untuk “mendukung upaya internasional untuk mengisolasi Rusia dan Belarusia.”

Pilihan Editor: Peraih Nobel Perdamaian asal Rusia Masuk Daftar Agen Asing

AL ARABIYA

Berita terkait

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

16 jam lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

1 hari lalu

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

Stasiun televisi Belgia VRT menghentikan siaran kontes lagu Eurovision untuk mengutuk pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

1 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

3 hari lalu

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

Warga negara Rusia agar mempertimbangkan rencana melancong ke Meksiko setelah otoritas di sana menolak lebih banyak pelancong Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

4 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

5 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

5 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

5 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

5 hari lalu

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

Vladimir Putin diambil sumpahnya untuk masa jabatan kelima sebagai presiden Rusia dalam sebuah upacara di Kremlin, Selasa.

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

5 hari lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya