Clinton Desak Cina, Malaysia dan ASEAN untuk Bebaskan Suu Kyi  

Reporter

Editor

Jumat, 15 Mei 2009 15:19 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Menteri luar negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, Kamis (14/5) mendesak Cina, Malaysia dan ASEAN untuk menggunakan pengaruhnya dalam keamanan untuk bisa membebaskan tokoh pergerakan demokrasi Burma, Aung San Suu Kyi.

Clinton kemarin berada di Malaysia, dan bertemu dengan menteri luar negeri Malaysia Datuk Anifah bin Haji Aman di Kuala Lumpur, guna membicarakan situasi terakhir Burma yang pekan ini isunya menguat lagi secara internasional, setelah junta penguasa Burma merencanakan membawa Aung San Suu Kyi ke pengadilan, menyusul masuknya seorang warga Amerika tak dikenal yang merenangi Danau Inya Lake dan mengaku memasuki tahanan rumah Aung San Suu Kyi selama dua hari.

"Kami menentang junta Burma yang menggunakan insiden ini sebagai cara untuk memberikan justifikasi atas penahanan Suu Kyi," ujar Clinton seperti dikutip Voanews.com. "Kami juga meminta junta Burma untuk segera membebaskan Suu Kyi tanpa syarat, berserta dengan dokter pribadinya, dan lebih dari 2100 tahanan politik agar segera dibebaskan," ujar Clinton.

Sedangkan datuk Anifah mengatakan, pemerintahnya sangat perhatian terhadap kondisi Burma saat ini, dan akan melibatkan Asean Secretariat untuk lebih berperan dalam mengatasi masalah ini.

Aung San Suu Kyi berada dalam tahanan penguasa Burma sejak memenangkan pemilihan umum tahun 1990. Atas jasa diplomasi Alatas, Suu Kyi kemudian dibebaskan dari penjara politik Insein, dan berada dalam status tahanan rumah dalam 13 tahun terakhir.

Malaysia, saat ini tercatat sebagai negara penerima terbesar kedua, para imigran gelap dari Burma. Baik imigran politik maupun imigran ekonomi. Sekitar 400.000 warga Burma diperkirakan berada di Malaysia, yang menjadikan beban bagi pemerintah Malaysia.

ALLHEADLINESNEWS l WAHYU

Berita terkait

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

9 April 2019

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

Ular piton betina ini memiliki panjang lebih dari lima meter dengan bobot lebih dari 63 kilogram di temukan di Florida, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

8 September 2018

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

Facebook menghapus fitur terjemahan bahasa Burma untuk mengatasi ujaran kebencian terhadap suku Rohingya di Myanmar

Baca Selengkapnya

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

2 April 2013

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

Pada 1964, sejumlah media massa swasta, berbahasa Inggris atau lokal, ditutup paksa oleh militer.

Baca Selengkapnya

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

3 Desember 2012

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

Menurut Kalla, bantuan PMI-OKI untuk warga Rohingya bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

17 September 2012

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

Aung San Suu Kyi akan jadi pembicara di Universitas Yale dan Louisville. Kunjungannya ke Amerika untuk menjelaskan kondisi politik Burma.

Baca Selengkapnya

Era Sensor Media di Burma Berakhir

20 Agustus 2012

Era Sensor Media di Burma Berakhir

Pemerintah Myanmar menghapus penyensoran atas media. Apa komentar pekerja media?

Baca Selengkapnya

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

18 Agustus 2012

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

PMI juga akan mengajak palang merah dari negara-negara Islam ke Myanmar.

Baca Selengkapnya

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

Indonesia memahami kesulitan Myanmar menyelesaikan konflik Rohingya.

Baca Selengkapnya

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

Selama ini, warga Rohingya yang minoritas memang kerap jadi korban perlakuan diskriminatif.

Baca Selengkapnya

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

29 Juli 2012

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

Desakan ini datang dari Tunisia dan didukung sejumlah negara Arab.

Baca Selengkapnya