Palestina dan Israel Berselisih soal Utusan Arab Saudi

Reporter

Daniel A. Fajri

Editor

Ida Rosdalina

Senin, 14 Agustus 2023 11:13 WIB

Pandangan umum menunjukkan Kota Tua Yerusalem, ketika orang Israel berkumpul saat menandai Hari Yerusalem, di Yerusalem 18 Mei 2023. REUTERS/Ilan Rosenberg

TEMPO.CO, Jakarta – Israel mengabaikan misi fisik utusan Arab Saudi pertama untuk Palestina di Yerusalem. Sementara Palestina lebih optimistis soal penunjukkan itu.

Duta Besar Saudi untuk Yordania Nayef Al-Sudairi pada Sabtu memperluas mandatnya untuk memasukkan utusan non-residen untuk Palestina. Sebuah posting media sosial oleh kedutaannya mengatakan "konsul jenderal di Yerusalem" juga sekarang menjadi tugas Al-Sudairi.

Langkah itu dilakukan setelah Washington mengatakan ada beberapa kemajuan dalam upayanya untuk menengahi hubungan formal antara Israel dan Arab Saudi. Sebelumnya pakta semacam itu dikesampingkan hingga tujuan kenegaraan Palestina tercapai.

Palestina menyuarakan harapan awal bulan ini bahwa Riyadh akan mendengar keprihatinan mereka dan berkoordinasi dengan mereka. Ini sebagai tanda mereka merasa dikesampingkan oleh peningkatan pembicaraan tidak langsung.

"Apa artinya juga mengatakan (dia) 'konsul jenderal di Yerusalem'? Itu berarti kelanjutan dari posisi Arab Saudi," kata Duta Besar Palestina untuk Riyadh Bassam Al-Agha.

Advertising
Advertising

Ketika diiwawancarai di radio Voice of Palestine, Al-Agha lebih lanjut menafsirkan penunjukan itu sebagai "penolakan" untuk pengakuan AS atas Yerusalem pada 2017 sebagai ibu kota Israel.

Palestina menginginkan sebuah negara di wilayah yang direbut oleh Israel dalam perang 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota mereka. Negosiasi yang disponsori AS dengan Israel untuk mencapai hal itu terhenti lebih dari satu dekade lalu.

Di antara rintangannya adalah permukiman Yahudi atas tanah yang diduduki dan perseteruan antara otoritas Palestina yang didukung Barat dan kelompok bersenjata Hamas yang menolak hidup berdampingan dengan Israel.

Poin penting lainnya adalah Yerusalem, yang dianggap Israel sebagai ibu kotanya yang tak terpisahkan - sebuah status yang tidak diakui secara luas di luar negeri. Otoritas Israel melarang diplomasi Palestina di kota itu.

Al-Sudairi menyerahkan mandatnya kepada misi Palestina di Amman. Ini menunjukkan bahwa ibu kota Yordania akan tetap menjadi markasnya.

"Ini (Al-Sudairi) bisa menjadi delegasi yang akan bertemu dengan perwakilan di Otoritas Palestina," kata Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen kepada stasiun radio Tel Aviv 103 FM.

"Apakah akan ada pejabat yang duduk secara fisik di Yerusalem? Ini tidak akan kami izinkan."

Pemerintah sayap kanan Israel telah mengecilkan kemungkinan memberikan landasan yang signifikan kepada Palestina sebagai bagian dari potensi kesepakatan normalisasi dengan Arab Saudi.

“Apa yang ada di balik perkembangan ini (penunjukan Al-Sudairi) adalah, dengan latar belakang kemajuan dalam pembicaraan AS dengan Arab Saudi dan Israel, Saudi ingin menyampaikan pesan kepada Palestina bahwa Riyadh tidak melupakan mereka,” kata Cohen.

REUTERS

Pilihan Editor: Ekonom Penggemar Rock, Javier Milei, Memimpin Sementara Pemilu Primer Argentina

Berita terkait

Malaysia Berupaya Pulangkan Enam Anggota Tim Medis dari Rafah

2 jam lalu

Malaysia Berupaya Pulangkan Enam Anggota Tim Medis dari Rafah

Pemerintah Malaysia berupaya memulangkan enam anggota tim medisnya yang berada di Rafah, Gaza, sejak 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Joe Biden: Apa yang Terjadi di Gaza Bukan Genosida

5 jam lalu

Joe Biden: Apa yang Terjadi di Gaza Bukan Genosida

Presiden AS Joe Biden menekankan bahwa Israel tidak melakukan tindak genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Tiga Isu Penentu Hasil Pilpres AS 2024: Inflasi, Aborsi dan Perang Israel di Gaza

12 jam lalu

Tiga Isu Penentu Hasil Pilpres AS 2024: Inflasi, Aborsi dan Perang Israel di Gaza

Mantan Dubes AS untuk Indonesia menilai ada tiga isu yang menjadi faktor penentu hasil persaingan Biden dan Trump dalam pilpres AS 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Fakta Kaledonia Baru hingga Presiden Iran Ebrahim Raisi Tewas

13 jam lalu

Top 3 Dunia: Fakta Kaledonia Baru hingga Presiden Iran Ebrahim Raisi Tewas

Berita Top 3 Dunia pada Senin 20 Mei 2024 diawali oleh enam fakta seputar Kaledonia Baru, wilayah pendudukan Prancis.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta PBB Berbuat Lebih untuk Selesaikan Masalah Palestina

23 jam lalu

Jokowi Minta PBB Berbuat Lebih untuk Selesaikan Masalah Palestina

Presiden Jokowi menilai PBB perlu bertindak lebih menyelesaikan akar persoalan konflik, yakni pendudukan ilegal Israel atas tanah Palestina.

Baca Selengkapnya

Kematian Presiden Iran: Harga Minyak Relatif Tenang, Emas Melonjak

23 jam lalu

Kematian Presiden Iran: Harga Minyak Relatif Tenang, Emas Melonjak

Ketidakpastian politik terjadi di negara penghasil utama minyak dunia dengan meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi dan saikitnya Raja Saudi

Baca Selengkapnya

Ebrahim Raisi, Sang Pilar Pembela dan Pelindung Rakyat Palestina

23 jam lalu

Ebrahim Raisi, Sang Pilar Pembela dan Pelindung Rakyat Palestina

Sejak awal perang Gaza, Ebrahim Raisi tidak pernah mengendurkan dukungannya terhadap rakyat Palestina dan faksi perlawanan Hamas.

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Sedang Upayakan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Pemimpin Hamas

1 hari lalu

Jaksa ICC Sedang Upayakan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Pemimpin Hamas

Jaksa ICC sedang meminta surat perintah penangkapan bagi pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan PM Israel Benyamin Netanyahu

Baca Selengkapnya

Israel Bantah Terlibat dalam Kecelakaan Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi

1 hari lalu

Israel Bantah Terlibat dalam Kecelakaan Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi

Israel dilaporkan membantah terlibat dalam kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi, yang tewas akibat kecelakaan helikopter pada Minggu

Baca Selengkapnya

Saat Israel Curigai Hamas Eksploitasi Starlink di Gaza

1 hari lalu

Saat Israel Curigai Hamas Eksploitasi Starlink di Gaza

Saat Elon Musk sumbangkan Starlink untuk misi kemanusiaan di Gaza, Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karhi curiga hal itu bakal dieksploitasi Hamas.

Baca Selengkapnya