45 Diplomatnya Diusir dari Moldova, Kedubes Rusia Tutup Layanan Konsuler

Senin, 31 Juli 2023 13:00 WIB

Menteri Luar Negeri Moldova Nicu Popescu mengadakan konferensi pers di depan pintu saat ia menghadiri pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels, Belgia 20 Februari 2023. REUTERS/Johanna Gero

TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Rusia di Moldova telah mengumumkan untuk sementara waktu akan berhenti memberikan penunjukan untuk masalah konsuler. Pejabat Moldova menyebutnya sebagai situasi yang terkait dengan perintah otoritas negara untuk mengurangi staf.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kedutaan pada Sabtu malam, 29 Juli 2023, mengatakan penunjukan konsuler akan ditangguhkan mulai 5 Agustus "karena alasan teknis."

Pejabat Moldova menyebut pihaknya telah meminta 45 diplomat kedutaan untuk pergi. Tujuannya untuk mengurangi staf di kedutaan Rusia menjadi 25 dari level saat ini sekitar lebih dari 80, seperti kebijakan yang diberlakukan ke kedutaan Moldova di Moskow.

"Mereka tidak dinyatakan sebagai persona non grata. Mereka hanya diminta untuk pergi untuk mencapai keseimbangan," kata Igor Zakhahrov, sekretaris pers kementerian luar negeri, kepada wartawan, dilansir Reuters.

Pengurangan tersebut diperintahkan setelah pers melaporkan bahwa lebih dari dua lusin antena telah dipasang di atap kedutaan Rusia untuk tujuan pengawasan.

Advertising
Advertising

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova telah bersumpah Moskow akan mengambil tindakan pembalasan yang akan diumumkan kemudian.

Sebagian besar pekerjaan konsuler kedutaan menyangkut daerah kantong separatis Transdniestria yang pro-Rusia, yang memisahkan diri dari Moldova sebelum runtuhnya pemerintahan Soviet dan tempat tinggal 200.000 pemegang paspor Rusia.

Staf kedutaan sebelumnya dapat melakukan perjalanan ke kantong di perbatasan Ukraina untuk melakukan urusan konsuler, tetapi pihak berwenang di wilayah separatis mengatakan pengurangan tersebut akan membuat pengaturan itu jauh lebih sulit.

Moldova, yang merupakan negara bekas pecahan Soviet telah diterpa oleh perang Rusia di negara tetangga Ukraina. Presiden pro-Eropa Maia Sandu telah mengecam invasi, dan menuduh Moskow berusaha mengacaukan negaranya.

REUTERS

Pilihan Editor: Rapat Parpol di Pakistan Diserang Bom Bunuh Diri, 40 Orang Tewas

Berita terkait

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

5 jam lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

1 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

2 hari lalu

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

Warga negara Rusia agar mempertimbangkan rencana melancong ke Meksiko setelah otoritas di sana menolak lebih banyak pelancong Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

3 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

4 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

4 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

5 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

5 hari lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

5 hari lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

5 hari lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya