Pakar: Ulah Manusia Jadi Penyebab Perubahan Iklim dan Gelombang Panas Ekstrem

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 25 Juli 2023 15:30 WIB

Seorang wanita mandi di pantai saat suhu melebihi 40 derajat Celcius selama gelombang panas "Cerberus" yang berdampak pada Eropa di Budva, Montenegro, 18 Juli 2023. REUTERS/Stevo Vasiljevic

TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia berperan "benar-benar luar biasa" dalam gelombang panas ekstrem yang melanda Amerika Utara, Eropa, dan China bulan ini, kata sejumlah ilmuwan dalam hasil penelitian yang dirterbitkan Selasa, 25 Juli 2023.

Sepanjang Juli, cuaca ekstrem menyebabkan malapetaka di seluruh planet ini, dengan suhu yang memecahkan rekor di China, Amerika Serikat, dan Eropa selatan, memicu kebakaran hutan, kekurangan air, dan peningkatan rawat inap rumah sakit terkait panas.

Selama akhir pekan, ribuan wisatawan dievakuasi dari Pulau Rhodes, Yunani, untuk menghindari kebakaran hutan yang disebabkan oleh gelombang panas.

Tanpa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, peristiwa bulan ini akan "sangat jarang", menurut sebuah studi oleh World Weather Attribution, tim ilmuwan global yang meneliti peran perubahan iklim dalam cuaca ekstrem.

"Suhu Eropa dan Amerika Utara hampir tidak mungkin terjadi tanpa efek perubahan iklim," kata Izidine Pinto dari Institut Meteorologi Kerajaan Belanda, salah satu penulis studi tersebut. "Di China, kemungkinan itu terjadi sekitar 50 kali lebih besar dibandingkan masa lalu."

Tim Atribusi Cuaca Dunia memperkirakan bahwa peningkatan konsentrasi gas rumah kaca membuat gelombang panas Eropa 2,5 Celcius (4,5 Fahrenheit) lebih panas daripada yang seharusnya. Mereka juga menaikkan gelombang panas Amerika Utara sebesar 2C dan gelombang panas di China sebesar 1C.

Advertising
Advertising

Selain berdampak langsung pada kesehatan manusia, panas telah menyebabkan kerusakan tanaman berskala besar dan kerugian ternak, kata para ilmuwan, dengan tanaman jagung dan kedelai AS, sapi Meksiko, zaitun Eropa selatan, serta kapas China semuanya sangat terpengaruh.

El Nino mungkin berkontribusi pada panas tambahan di beberapa daerah, tetapi peningkatan gas rumah kaca adalah faktor utama, kata para ilmuwan, dan gelombang panas akan semakin mungkin terjadi jika emisi tidak dikurangi.

Mereka memperkirakan bahwa periode panas ekstrem yang berkepanjangan kemungkinan besar akan terjadi setiap dua hingga lima tahun jika suhu rata-rata global naik 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri. Suhu rata-rata saat ini diperkirakan telah meningkat lebih dari 1,1 derajat Celcius.

"Peristiwa yang kami amati tidak jarang dalam iklim saat ini," kata Friederike Otto, seorang ilmuwan dari Institut Perubahan Iklim Grantham di London."Tidak mengherankan dari sudut pandang klimatologis, bahwa peristiwa ini terjadi pada waktu yang sama."

"Selama kita terus membakar bahan bakar fosil, kita akan melihat semakin banyak hal ekstrem ini. Saya rasa tidak ada bukti kuat yang pernah disajikan sains untuk pertanyaan ilmiah."

REUTERS

Pilihan Editor Bangunan di Ibukota Kamerun Runtuh, 34 Orang Tewas

Berita terkait

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

5 jam lalu

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

6 jam lalu

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

Dua aktor pengisi suara menggugat salah satu startup kecerdasan buatan atau AI, yakni Lovo di pengadilan federal Manhattan, AS. Begini kasusnya.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

8 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

1 hari lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

2 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

2 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

2 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

2 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

2 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya