Erdogan Sebut Kerusuhan di Prancis karena Islamofobia dan Kolonialisme

Reporter

Tempo.co

Rabu, 5 Juli 2023 11:07 WIB

Presiden Turki, Tayyip Erdogan. REUTERS/Murad Sezer

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan buka suara ihwal kerusuhan di Prancis yang terjadi pekan lalu. Dia mengatakan kerusuhan di Prancis disebabkan oleh "rasisme institusional" dan masa lalu kolonial negara itu.

Kerusuhan di Prancis yang terjadi pekan lalu disebabkan oleh kematian seorang remaja berusia 17 tahun Nahel Merzouk, keturunan Aljazair. Ia ditembak mati petugas polisi yang menghentikan mobilnya pekan lalu. Demonstrasi yang diwarnai kerusuhan pun membara di Prancis.

Erdogan mengatakan kerusuhan Prancis karena Islamofobia yang dikaitkan dengan masa lalu kolonial di negara itu. “Di negara-negara yang terkenal dengan masa kolonialnya, rasisme budaya telah berubah menjadi rasisme institusional,” katanya di televisi setelah memimpin rapat kabinet mingguan.

“Akar dari peristiwa yang dimulai di Prancis adalah arsitektur sosial yang dibangun oleh mentalitas ini. Sebagian besar imigran yang ditindas secara sistematis, adalah Muslim,” ujarnya.

Erdogan juga mengkritik meluasnya penjarahan yang menyertai kerusuhan tersebut. Para pengunjuk rasa, sebagian besar anak di bawah umur, membakar mobil, merusak infrastruktur dan bentrok dengan polisi dalam kemarahan yang meluap-luap.

Advertising
Advertising

Kerusuhan yang berlangsung selama enam hari itu telah menyebabkan kerugian sekitar 20 juta euro atau setara US$ 21,8 juta. Kerugian disebabkan rusaknya transportasi umum di wilayah Paris.

“Jalanan tidak bisa digunakan untuk mencari keadilan. Namun, jelas pihak berwenang juga harus belajar dari ledakan sosial tersebut,” kata Erdogan.

Sementara itu Prancis mulai tenang setelah dilanda kerusuhan beberapa hari terakhir. Di Kota Marseille, jaksa membuka penyelidikan atas kematian seorang pria berusia 27 tahun yang terkena proyektil polisi selama kerusuhan.

Kemungkinan penyebab kematian adalah kejutan keras di dada dari proyektil "flash-ball" seperti yang digunakan oleh polisi anti huru hara, kata kantor jaksa pada Selasa, tanpa menyebutkan siapa yang menembak atau memiliki senjata tersebut.

Marseille dilanda kerusuhan dan penjarahan setelah pemakaman seorang remaja keturunan Aljazair, Nahel Merzouk, yang ditembak mati oleh polisi pada 27 Juni saat pemberhentian lalu lintas.Insiden tersebut memicu keresahan nasional dan menyalakan kembali tuduhan lama di antara komunitas kulit hitam dan Afrika Utara tentang rasisme sistemik di antara pasukan keamanan, diskriminasi, dan layanan publik yang buruk.

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa bertemu dengan ratusan pejabat Prancis untuk mulai mencari tahu alasan penyebab kerusuhan di negara itu, yang terbesar dalam hampir dua dekade. Sebanyak 3.486 pengunjuk rasa ditangkap, menurut angka kementerian dalam negeri. Dari jumlah tersebut, 374 orang telah dibawa ke pengadilan dan diadili, menurut kementerian kehakiman.

AL JAZEERA | REUTERS

Pilihan Editor: Dapat Izin PBB, Jepang akan Buang Air Radioaktif PLTN Fukushima ke Samudera Pasifik

Berita terkait

Fakta-fakta Kerusuhan di Kaledonia Baru, Terburuk dalam 30 Tahun

11 jam lalu

Fakta-fakta Kerusuhan di Kaledonia Baru, Terburuk dalam 30 Tahun

Kaledonia Baru dilanda kerusuhan dalam sepekan terakhir. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Bertambah, Prancis Tuduh Azerbaijan Dalangi Kerusuhan di Kaledonia Baru

15 jam lalu

Korban Tewas Bertambah, Prancis Tuduh Azerbaijan Dalangi Kerusuhan di Kaledonia Baru

Kerusuhan di Kaledonia Baru belum reda. Prancis menuduh Azerbaijan mendalangi kerusuhan di sana.

Baca Selengkapnya

Kerusuhan di Kaledonia Baru, Ini Profil Negara di Samudera Pasifik yang Banyak Didiami Orang Jawa

15 jam lalu

Kerusuhan di Kaledonia Baru, Ini Profil Negara di Samudera Pasifik yang Banyak Didiami Orang Jawa

Kerusuhan terjadi di Kaledonia Baru. Berikut profil salah satu negara di Samudera Pasifik yang banyak didiami orang Jawa.

Baca Selengkapnya

Puluhan Turis Australia Terkatung-katung di Kaledonia Baru

1 hari lalu

Puluhan Turis Australia Terkatung-katung di Kaledonia Baru

Sekitar 30 turis Australia terkatung-katung di Kaledonia Baru menunggu kesempatan untuk bisa keluar dari negara itu dengan aman usai pecah kerusuhan

Baca Selengkapnya

Orang Jawa Banyak Jadi Penduduk di Kaledonia Baru yang Kini Dilanda Kerusuhan

2 hari lalu

Orang Jawa Banyak Jadi Penduduk di Kaledonia Baru yang Kini Dilanda Kerusuhan

Mayoritas penduduk Kaledonia Baru adalah orang Jawa. Kini kolonial Prancis tersebut sedang dilanda kerusuhan terburuk dalam 30 terakhir.

Baca Selengkapnya

Kaledonia Baru Dilanda Kerusuhan Massal, Prancis Tetapkan Keadaan Darurat

3 hari lalu

Kaledonia Baru Dilanda Kerusuhan Massal, Prancis Tetapkan Keadaan Darurat

Prancis memberlakukan keadaan darurat di Kaledonia Baru menyusul kerusuhan yang menewaskan anggota polisi.

Baca Selengkapnya

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

5 hari lalu

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

Erdogan mengatakan lebih dari 1.000 anggota Hamas dirawat di rumah sakit di Turki.

Baca Selengkapnya

8 Hal Menarik di Cannes Prancis selain Festival Film

5 hari lalu

8 Hal Menarik di Cannes Prancis selain Festival Film

Dari pantai, tempat belanja, hingga kuliner, ketahui hal lain yang menarik di Cannes selain festival film tahunan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kerusuhan Berbau Rasial 13 Mei 1969 di Malaysia

6 hari lalu

Kilas Balik Kerusuhan Berbau Rasial 13 Mei 1969 di Malaysia

Inilah peristiwa kerusuhan massal nan kelam di Malaysia yang menewaskan sedikitnya 184 Orang

Baca Selengkapnya

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

6 hari lalu

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

Indonesia dan Malaysia punya kenangan kelam pada kerusuhan dan penjarahan pada 13 Mei, pada 1969 dan 1998. Berikut kejadiannya.

Baca Selengkapnya