Ini Dia Pemerkosa dan Pembunuh 30 Perempuan Tua  

Reporter

Editor

Jumat, 1 Mei 2009 10:56 WIB

TEMPO Interaktif, Los Angeles: Polisi Los Angeles, Amerika Serikat, menduga keras bahwa seorang pegawai asuransi berusia 72 tahun, yang ditangkap bulan lalu, bertanggung jawab atas rangkaian perkosaan dan pembunuhan 30 perempuan tua pada 1970-an sampai 1980-an.

Tersangka pembunuh berantai ditangkap Rabu (29/4) setelah DNA-nya cocok dengan DNA yang ditemukan di lima lokasi perkosaan dan pembunuhan pada 1970-an.

Si tersangka pembunuh, Floyd Thomas Jr., kemungkinan besar, ia juga membunuh 25 perempuan lain karena gaya kejahatannya sama: diperkosa dan korban ditemukan tewas dengan kain atau bantal menutupi mukanya.

Thomas kelahiran Los Angeles. Ibunya meninggal saat ia baru 12 tahun sehingga dibesarkan oleh bibi dan ibu angkatnya. Pada 1956, ia bergabung Angkatan Udara Amerika Serikat tapi ia sering terlambat dan tidak becus sehingga dipecat.

Sebuah kasus pencurian dan usaha perkosaan membuatnya masuk penjara selama enam tahun pada 1957. Di mendapat pembebasan bersyarat. Tapi karena melanggar persyaratan pembebasan, ia dipenjara kembali pada 1966.

Di awal 1970-an, satu gelombang pembunuhan dan perkosaan para nenek di Los Angeles Barat merebak. Polisi menjuluki pelaku sebagai "Pemerkosa dari kawasan Barat". Polisi bahkan sampai membentuk gugus tugas untuk memburunya.

Usia korban perempuan kulit putih berusia antara 50-90 tahun, tinggal sendiri, dan sebagian besar para janda. Sebanyak 17 korban ditemukan tewas dengan bantal atau selimut menutupi mukanya.

Seorang saksi mencatat nomor mobil Thomas setelah memperkosa di Pasadena. Ia dinyatakan bersalah atas perkosaan itu sehingga masuk penjara pada 1978. Tapi polisi tidak menghubungkannya dengan rangkaian pembunuhan di Los Angeles Barat.

Thomas dilepas kembali pada 1983. Ia pindah ke Chino, kota satelit Los Angeles. Di Chino dan sekitarnya muncul pembunuhan berantai. Setidaknya ada lima kasus dengan jejak sama seperti di Los Angeles Barat: korban perempuan tua yang ditemukan tewas dengan muda ditutupi selimut dan bantal.

Gelombang pembunuhan ini tiba-tiba saja berhenti pada 1989. Kasus pun menjadi gelap, sebagian besar mulai lupa. Meski ada 20 korban yang selamat, tapi para reserse tidak bisa menghubungkan rangkaian pembunuhan setelah 1983 dan sebelum 1978 karena deskripsi korban saling bertentangan.

Kemajuan baru muncul pada 2001 saat Polisi Los Angeles membentuk Unit Pembunuhan Kasus Lama. Mereka berusaha memecahkan sekitar 9.000 kasus pembunuhan yang belum terungkap, dengan memanfaatkan data induk DNA yang mulai dikumpulkan.

Dalam memecahkan kasus yang masih gelap, Unit ini juga mengumpulkan DNA orang-orang yang pernah divonis bersalah atas serangan seksual. Thomas pun, yang pernah dipenjara karena memperkosa di Pasadena, diambil contoh DNA-nya.

Ternyata DNA Thomas, pada Senin (27/4), terlihat cocok dengan DNA DNA pria yang ditemukan di lokasi pembunuhan Ethel Sokoloff, 68 tahun dan Elizabeth McKeown, 67 tahun. Dua nenek itu diperkosa dan dibunuh pada 1970-an. Kecocokan DNA di lokasi Sokoloff dn McKeown ini sudah diketahui sejak 2004, tapi saat itu belum ada DNA tersangka.

Dua hari kemudian, DNA Thomas kembali ditemukan sesuai dengan empat lima pembunuhan lain. Thomas pun segera dicokok di apartemennya.

Kasus ini membuat polisi curiga Thomas juga bertanggung jawab atas 25 pembunuhan lain yang belum terungkap sejak 1950-an karena cirinya sama: korban perempuan berusia 50 tahun ke atas, diperkosa, dan ditemukan tewas dengan kepala tertutup bantal atau selimut.

Selain itu, ada kecocokan waktu. Pada 1978, rangkaian pembunuhan di Los Angeles Barat tiba-tiba berhenti. Saat itu pula, Thomas ditangkap dan dipenjara karena kasus perkosaan.

Begitu pula saat rangkaian pembunuhan di sekitar Chino mulai terjadi pada 1983. Saat itu Thomas sudah bebas dan pindah rumah ke sekitar Chino.

Yang menjadi sedikit misteri sekarang hanya satu: mengapa tiba-tiba Thomas pensiun sebagai pembunuh berantai pada 1989. Saat itu, kejadian besar bagi Thomas hanya satu: ia mulai bekerja di Dana Asuransi Kompensasi Negara Bagian.

"Mengapa ia berhenti, kami belum tahu pasti," kata reserse Los Angele, Rick Jackson. "Tapi siapa tahu? Mungkin karena ia mulai tua."

REUTERS/LOS ANGELES TIMES/NURKHOIRI

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya