Kecelakaan Kereta di India Diduga karena Sistem Manajemen Jalur Elektronik Tak Berfungsi

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 5 Juni 2023 09:38 WIB

Foto udara kondisi gerbong kereta yang bertabrakan di distrik Balasore di negara bagian timur Odisha, India, 3 Juni 2023. Kecelakaan terjadi setelah kereta penumpang keluar jalur dan menabrak satu kereta. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan kereta di India yang menyebabkan 275 penumpang tewas pada Sabtu, 3 Juni 2023, diduga kuat karena sistem manajemen jalur elektronik tidak berfungsi.

Dalam pengarahan terperinci pertama mereka tentang kecelakaan kereta api itu, Minggu malam, 4 Juni 2023, pejabat Kereta Api India mengatakan bahwa kegagalan sistem manajemen lintasan adalah fokus utama penyelidikan.

Sistem manajemen jalur yang dikendalikan komputer, disebut "sistem interlocking", mengarahkan kereta ke jalur kosong di titik pertemuan dua jalur, kata Sandeep Mathur, direktur eksekutif utama untuk persinyalan, kepada wartawan.

Sistem juga mengkoordinasikan dan mengontrol sinyal ke kereta yang melaju, untuk menunjukkan apakah kereta harus bergerak lurus atau beralih ke jalur baru, katanya.

“Itu seharusnya anti-rusak, anti-kesalahan. Ini namanya sistem fail-safe, kalaupun gagal sinyalnya akan menyala merah dan kereta akan berhenti,” kata Jaya Varma Sinha, anggota Dewan Perkeretaapian yang menjalankan monopoli kereta di negara raksasa itu.

“Namun, seperti yang diduga, ada semacam masalah dalam sistem.”

Advertising
Advertising

Menjelaskan urutan peristiwa yang menyebabkan kecelakaan di stasiun Bahanaga di distrik Balasore, Sinha mengatakan Coromandel Express menuju Chennai dari Kolkata keluar dari jalur utama, memasuki jalur melingkar – jalur samping yang digunakan untuk memarkir kereta – dengan kecepatan tinggi 128 km per jam dan menabrak kereta barang pembawa bijih besi yang sedang diparkir.

Tabrakan itu menyebabkan lokomotif dan empat atau lima gerbong pertama dari Coromandel Express keluar rel, terguling dan menabrak dua gerbong terakhir dari kereta Yeshwantpur-Howrah yang menuju ke arah berlawanan di jalur utama kedua, katanya.

Sistem interlocking seharusnya tidak memungkinkan Coromandel Express mengambil jalur melingkar, kata Sinha.

Menurut dia, masinis Coromandel Express yang terluka, mengatakan bahwa kereta berada dalam batas kecepatan dan tidak melanggar sinyal. Keterangan masinis ini akan dikonfirmasi dengan sistem perekaman.

Ada banyak “kemungkinan kesalahan,” kata Sinha.

Ini dapat mencakup seseorang yang menggali di area yang dilalui kabel sistem elektronik dan merusaknya dalam proses, atau korsleting, atau kegagalan mesin.

“Sebesar 99,9% tidak ada kemungkinan mesin gagal tetapi ada kemungkinan gagal 0,1%,” katanya. “Kemungkinan itu selalu ada di semua jenis sistem.”

Dia tidak menyebutkan pemasok atau produsen, atau usia sistem tersebut. Namun dikatakan itu digunakan di hampir seluruh jaringan kereta api India.

REUTERS

Berita terkait

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

1 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

1 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

1 hari lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

Kereta Api Indonesia Angkut 15,7 Juta Ton Barang di Triwulan Pertama 2024

1 hari lalu

Kereta Api Indonesia Angkut 15,7 Juta Ton Barang di Triwulan Pertama 2024

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat jumlah barang yang diangkut sepanjang triwulan pertama 2024 sebanyak 15.758.465 ton.

Baca Selengkapnya

Ini Kompensasi yang Seharusnya Diterima Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Kereta Api

3 hari lalu

Ini Kompensasi yang Seharusnya Diterima Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Kereta Api

Aturan kompensasi diatur dalam Permenhub Nomor PM 63 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang dengan Kereta Api.

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

3 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

3 hari lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Larangan Merokok Ganja di Stasiun, Mengenal Deutsche Bahn Perusahaan Kereta Jerman yang Mengumumkan Aturan Ini

5 hari lalu

Larangan Merokok Ganja di Stasiun, Mengenal Deutsche Bahn Perusahaan Kereta Jerman yang Mengumumkan Aturan Ini

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn atau DB mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun. Aturan ini berlaku mulai 1 Juni 2024

Baca Selengkapnya

Volume Penumpang Kereta Api di Triwulan Pertama 2024 Mencapai 11 Juta Penumpang

7 hari lalu

Volume Penumpang Kereta Api di Triwulan Pertama 2024 Mencapai 11 Juta Penumpang

KAI mengoperasikan sejumlah kereta api baru, di antaranya seperti KA Argo Merbabu relasi Gambir-Semarang Tawang Bank Jateng (pp).

Baca Selengkapnya