Soal Tenggelamnya Kapal Nelayan China yang Bawa 17 WNI, Pemerintah China Perintahkan Hal Ini

Reporter

Tempo.co

Kamis, 18 Mei 2023 15:55 WIB

Lupeng Yuanyu 028 (Dok.Globaltimes.cn)

TEMPO.CO, Jakarta - Kapal penangkap ikan Lupeng Yuanyu 028, milik Penglai Jinglu Fishery yang berbasis di Shandong, terbalik di Samudera Hindia sekitar 5.000 kilometer sebelah barat Perth, Australia, Selasa pagi, dengan 39 awak kapal hilang, termasuk 17 warga China, 17 warga negara Indonesia (WNI), dan lima warga Filipina.

Hingga Rabu siang, tim pencari belum menemukan korban. Pemerintah China juga ikut buka suara soal insiden ini, termasuk Presiden Xi. Begini kata mereka dirangkum Tempo.

Xi Jinping perintahkan upaya habis-habiskan dan aktifkan mekanisme tanggap darurat

Presiden China Xi Jinping memerintahkan upaya habis-habisan dalam penyelamatan awak kapal, termasuk 17 WNI, yang hilang setelah kapal penangkap ikan laut dalam Lupeng Yuanyu 028 terbalik di Samudera Hindia, Selasa, 16 Mei 2023.

Menurut Kantor Berita Xinhua pada Rabu, Presiden China itu mendesak departemen terkait segera mengaktifkan mekanisme tanggap darurat, guna memastikan keselamatan jiwa awak kapal.

PM China instruksikan tindakan penyelamatan

Perdana Menteri China Li Qiang di Beijing, Rabu 17 Mei 2023, mengeluarkan instruksi langsung kepada jajaran di bawahnya untuk melakukan tindakan penyelamatan terhadap para awak kapal yang tenggelam di Samudera Hindia, termasuk 17 WNI.

Advertising
Advertising

PM Li meminta tindakan tanggap darurat atas tenggelamnya kapal pencari ikan China di Samudera Hindia yang menyebabkan 39 awaknya hilang, termasuk 17 dari Indonesia, yang sampai saat ini masih belum diketahui nasibnya.

PM Li juga memerintahkan Kementerian Pertanian dan Kementerian Transportasi setempat untuk membantu proses pencarian para korban. “Kita juga harus memperkuat upaya penyelidikan atas kejadian tersebut,” katanya.<!--more-->

Kemlu China keluarkan mekanisme darurat

Kementerian Luar Negeri China telah mengeluarkan mekanisme darurat kekonsuleran dan pencarian para korban serta berkoordinasi dengan pihak Australia, Sri Lanka, Maladewa, Indonesia, dan Filipina. Kapal pencari ikan China hilang kontak sejak Selasa dini hari pukul 03.00 waktu setempat.

Belum ada laporan di mana tepatnya kapal nelayan China itu tenggelam. Media China hanya memberitakan bahwa kapal hilang di tengah Samudera Hindia yang membentang dari Asia Selatan dan Semenanjung Arab ke Afrika Timur dan Australia barat.

Penjaga Pantai Filipina mengatakan pada Rabu, 17 Mei 2023, bahwa pihaknya sedang memantau situasi dan berkoordinasi dengan Kedutaan Besar China di Manila. Mereka juga berkoordinasi dengan tim SAR yang beroperasi di dekat lokasi terakhir kapal tersebut berada.

Kapal yang hilang milik perusahaan perikanan besar China

Kapal Lupenglaiyuanyu No 8 berbasis di provinsi pantai timur Shandong dan dioperasikan oleh Penglai Jinglu Fishery Co. Ini adalah salah satu perusahaan perikanan besar milik negara China. Kapal tersebut diizinkan menangkap cumi-cumi terbang neon dan saury Pasifik, menurut data dari Komisi Perikanan Pasifik Utara.

Kapal nelayan China itu meninggalkan Cape Town, Afrika Selatan pada 5 Mei 2023, dan menuju Busan, Korea Selatan, menurut situs pelacakan MarineTraffic. Kapal tersebut terdeteksi pada 10 Mei 2023 di sebelah tenggara Reunion, sebuah pulau kecil Prancis di Samudera Hindia.

China disebut sebagai pemilik armada penangkap ikan laut dalam terbesar di dunia. Banyak kapalnya tetap berada di laut selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun yang didukung oleh badan keamanan maritim China dan jaringan kapal pendukung yang luas.

Tidak ada penjelasan penyebab kapal tenggelam. Kondisi cuaca dan laut disebut sering menjadi penyebab kapal hilang.

Direktur Perlindungan WNI sebut tengah komunikasi dengan Australia

Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha, dalam keterangan pers tertulis pada Rabu, 17 Mei 2023, mengatakan, pihaknya dan Basarnas, mengkomunikasikan ini dengan Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) sebab lokasi tenggelamnya kapal tersebut berada dalam koordinasi SAR Australia.

Australia, menurut Judha, mengerahkan pesawat dan kapal, juga meminta bantuan kapal niaga yang berlayar di sekitar lokasi. “Berdasarkan informasi AMSA, kapal telah ditemukan dalam keadaan terbalik. Operasi SAR masih terus dilakukan untuk mencari para awak kapal,” katanya.

YUDONO YANUAR | SITA PLANASARI

Pilihan Editor: Keganasan Topan Mocha, Angin Berkecepatan 210 Km per Jam yang Hantam Bangladesh dan Myanmar

Berita terkait

Kunci Tim Bulu Tangkis China Raih Gelar Piala Uber 2024, Titel Ke-16 Sepanjang Sejarah

9 jam lalu

Kunci Tim Bulu Tangkis China Raih Gelar Piala Uber 2024, Titel Ke-16 Sepanjang Sejarah

China meraih gelar ke-16 Piala Uber setelah mengalahkan tim putri bulu tangkis Indonesia dengan skor telak 3-0. Mengatasi tekanan adalah kunci.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

1 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

3 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

4 hari lalu

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

Luhut menawarkan kewarganegaraan ganda bagi diaspora Indonesia. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

4 hari lalu

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

Maarten Paes memiliki darah Indonesia dari sang nenek yang lahir di Pare, Kediri, Jawa Timur pada 20 Maret 1940.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

4 hari lalu

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

Duta Besar Achmad Ubaedillah mengunjungi tiga penjara di Maraburong dan Jerudong pada 30 April 2024. Di sana, dia menemui para tahanan WNI.

Baca Selengkapnya

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

5 hari lalu

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

Maarten Paes yang telah resmi menjadi WNI pada Selasa, 30 April 2024, mengaku tak sabar untuk bermain bersama timnas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

5 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

6 hari lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

7 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya