Dokumen Rahasia AS: Washington Intai Sekjen PBB, Terungkap Enggan Bertemu Zelensky

Reporter

Tempo.co

Rabu, 19 April 2023 15:00 WIB

Sekjen PBB Antonio Guterres menghadiri acara Welcoming Dinner and Cultural Performance KTT G20 2022 di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali, Selasa 15 November 2022. ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Fikri Yusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menguping percakapan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dan sejumlah pejabat PBB lainnya, menurut laporan Washington Post yang mengutip bocoran dokumen rahasia intelijen yang diperoleh surat kabar itu.

Guterres menyampaikan kepada para pejabat PBB dan para pemimpin dunia tentang "kemarahannya" atas penolakan yang dia terima saat ingin mengunjungi Tigray --wilayah di Ethiopia yang dilanda perang, kata surat kabar tersebut, Senin seperti dilansir Xinhua Selasa.

Washington Post menerbitkan artikel tersebut dengan mengutip empat dokumen, yang dua di antaranya sebelumnya tidak dilaporkan.

Menurut salah satu dokumen tertanggal 17 Februari yang ditinjau oleh The Post, Guterres bermaksud menemui Perwakilan PBB untuk Ethiopia Taye Atske Selassie Made, setelah menteri luar negeri negara itu, Demeke Mekonnen, mengirimkan surat kepada Guterres.

Surat itu disebutkan berisi penolakan terhadap rencana kunjungan sang sekjen ke Tigray di tengah negosiasi perdamaian.

Advertising
Advertising

Dokumen lain yang diperoleh Washington Post mengungkapkan bahwa Guterres "tidak senang" saat harus berkunjung ke Kyiv untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada awal Maret lalu.

Meskipun dokumen itu tidak menyebutkan alasan keengganan Sekjen tersebut, The Post mengutip pernyataan seorang diplomat PBB bahwa perjalanan internasional yang melelahkan selama berpekan-pekan dengan penerbangan komersial merupakan penyebabnya.

Bocornya dokumen rahasia berjumlah ratusan halaman membuat AS bergegas menilai kerusakan dan membatasi akses ke informasi rahasia bagi pegawai tertentu di Departemen Pertahanan.

Kebocoran itu berujung pada penangkapan seorang anggota garda nasional udara AS atas tuduhan mengungkapkan informasi rahasia pertahanan nasional tanpa izin.

Beberapa dokumen lain yang baru-baru ini diwartakan oleh media AS menunjukkan bahwa AS juga memata-matai para sekutu, seperti Korea Selatan, Israel, dan Ukraina.

Ketika ditanya oleh Xinhua di sebuah acara Brookings Institution, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS dari Partai Demokrat Abigail Spanberger menolak berkomentar tentang "apa pun, khususnya terkait dokumen yang bocor",

Spanberger ketika itu dimintai komentar soal tuduhan upaya mata-mata oleh AS dan tentang bagaimana Washington harus meredakan kekhawatiran yang dinyatakan oleh para sekutunya.

Sebelum menjadi anggota DPR, Spanberger merupakan pejabat operasi Badan Intelijen Pusat (CIA). Dia memuji "komitmen pemerintah AS dalam menjaga informasi yang kami kumpulkan dan komitmen kami untuk menjaga informasi yang dikumpulkan dan diberikan (sekutu AS) kepada kami."

Pilihan Editor: Kebocoran Dokumen Rahasia AS: China Siapkan Unit Drone Mata-mata Supersonik

XINHUA

Berita terkait

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

4 jam lalu

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

Hingga tahun terakhir menjabat, Presiden Jokowi tidak pernah hadir secara langsung dalam Sidang Umum PBB.

Baca Selengkapnya

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

6 jam lalu

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

7 jam lalu

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

Dua aktor pengisi suara menggugat salah satu startup kecerdasan buatan atau AI, yakni Lovo di pengadilan federal Manhattan, AS. Begini kasusnya.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

9 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Ini Respons Putin, Zelensky, dan Joe Biden

1 hari lalu

Percobaan Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Ini Respons Putin, Zelensky, dan Joe Biden

Perdana Menteri Slovakia Robert Fico alami percobaan pembunuhan. Begini respons pimpinan dunia seperti Putin, Zelensky, Joe Biden hingga Rishi Sunak.

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

1 hari lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

2 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

2 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

2 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya