Cina Sebar Mata-mata, Intai Muslim Uyghur yang Berpuasa

Reporter

Tempo.co

Jumat, 14 April 2023 07:00 WIB

Demonstran etnis Uighur menggelar aksi protes di depan konsulat Cina di Istanbul, Turki, 30 November 2022. REUTERS/Dilara Senkaya

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Cina telah menggunakan mata-mata untuk memastikan bahwa Muslim Uyghur tidak berpuasa selama bulan suci Ramadan. Mata-mata, yang oleh pejabat Cina disebut "telinga", berasal dari warga biasa, polisi, hingga anggota komite lingkungan.

Adanya mata-mata Cina ini disebutkan dalam laporan Radio Free Asia yang mengutip seorang petugas polisi dari daerah dekat Turpan, atau Tulufan dalam bahasa China, di Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang timur. "Kami memiliki banyak agen rahasia," ujar seorang petugas polisi kepada Radio Free Asia.

Cina mulai melarang Muslim di Xinjiang untuk berpuasa selama Ramadan pada 2017. Saat itu pihak berwenang mulai secara sewenang-wenang menahan warga Uyghur di kamp-kamp pendidikan ulang di tengah upaya untuk menghilangkan budaya, bahasa, dan agama mereka.

Pembatasan yang diumumkan oleh otoritas Cina sebagian dilonggarkan pada 2021 dan 2022. Orang yang diizinkan berpuasa adalah para lansia di atas 65 tahun. Polisi bahkan mengurangi jumlah penggeledahan rumah dan kegiatan patroli jalan.
Namun tahun ini pemerintah Cina telah melarang semua orang berpuasa tanpa memandang usia, jenis kelamin atau profesi. Radio Free Asia mengutip seorang pejabat politik di Kantor Polisi Kota Turpan.

Selama minggu pertama Ramadan, pihak berwenang Cina memanggil 56 warga Uyghur dan mantan tahanan untuk menanyai tentang kegiatan mereka. Sebanyak 54 dari mereka melanggar hukum dengan berpuasa.

Advertising
Advertising

Kantor polisi di Turpan menaruh dua atau tiga mata-mata dari setiap desa untuk mengawasi orang-orang yang sebelumnya diinterogasi dan ditahan untuk berpuasa selama Ramadan. Mereka telah dibebaskan dari penjara.

"Telinga kami berasal dari tiga bidang yaitu warga biasa, polisi dan komite lingkungan," kata petugas polisi dari daerah dekat Turpan kepada Radio Free Asia.

Dia mengatakan bahwa mereka merekrut orang Uyghur untuk mengawasi komunitasnya karena kendala bahasa. "Di tempat kerja saya, ada 70-80 polisi Uyghur yang secara langsung bekerja sebagai telinga atau memimpin telinga sipil lainnya."


Polisi akan menyelidiki mereka yang sebelumnya melanggar hukum karena berpuasa selama Ramadan. Seorang staf di Biro Kepolisian Prefektur Turpan mengatakan pihak berwenang memiliki mata-mata yang bekerja di dalam kepolisian untuk memeriksa apakah petugas Uyghur berpuasa selama satu hari penuh.

Dia mengatakan bahwa tidak ada petugas yang terdeteksi berpuasa. Seorang petugas polisi dari kantor polisi di Kota Turpan mengatakan bahwa kebijakan tahun ini meliputi penggeledahan rumah, patroli jalan, dan penggeledahan masjid. Pihak berwenang telah menanyai keluarga Muslim Uyghur untuk memeriksa apakah mereka bangun sebelum fajar untuk makan dan berkumpul setelah matahari terbenam.

RADIO FREE ASIA | NDTV

Berita terkait

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

2 jam lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

4 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

18 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

23 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

23 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

1 hari lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya