Korea Utara Ungkit Serangan ke Kedutaannya di Madrid 2019, Tuduh AS Rampok di Siang Bolong
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Selasa, 4 April 2023 10:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara mengungkit lagi serangan ke kedutaannya di Spanyol pada 2019, yang dilakukan bekas marinir AS. Mereka mengecam AS karena menolak mengekstradisi seorang pria yang dituduh melakukan pembobolan kedutaan, dengan mengatakan Washington melindungi terorisme.
Kedutaan Korea Utara di Madrid mengeluarkan pernyataan yang menandai ulang tahun keempat serangan itu, di mana sekelompok pria masuk kedutaan, mengikat dan membekap staf selama berjam-jam sebelum pergi dengan membawa komputer dan perangkat lain, demikian dilaporkan KCNA, Selasa, 4 April 2023.
Pyongyang mengecam insiden itu sebagai "pelanggaran berat kedaulatan dan serangan teroris" dan menuduh AS tidak menyelidiki kelompok itu secara menyeluruh serta menolak mengekstradisi pemimpinnya, Christopher Ahn, menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional.
Ahn, mantan Marinir AS yang pernah bekerja sebagai aktivis hak asasi manusia, ditangkap di Los Angeles pada April 2019 tetapi dibebaskan dengan jaminan $1,3 juta tiga bulan kemudian.
"Ahn harus dihukum berat karena dia menimbulkan kerusakan mental, fisik, dan material yang parah pada anggota staf diplomatik dan keluarga mereka," kata kedutaan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh KCNA.
“Tetapi AS secara terbuka melindungi dan mendorong tindakan terorisme terhadap warga negara kami di luar negeri berdasarkan klaim yang tidak berdasar,” kata kedutaan.
Kedutaan menyebut perilaku Washington sebagai "perampokan siang bolong" dan "gangster", menuntutnya memberikan permintaan maaf resmi dan kompensasi serta menangkap dan mengekstradisi para perampok.
Otoritas Spanyol mengidentifikasi para penyusup sebagai anggota kelompok yang disebut Pertahanan Sipil Cheollima, atau Free Joseon, yang berusaha menggulingkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dan meminta ekstradisi Ahn.
Kelompok tersebut telah mengakui berada di balik pembobolan tetapi mengatakan anggotanya diundang masuk.
Dokumen pengadilan AS menunjukkan bahwa perampok mengambil komputer, hard drive, dan ponsel dari kedutaan dan menyerahkannya ke FBI setelah melarikan diri ke AS. FBI memberikan barang-barang tersebut kepada otoritas Spanyol yang akhirnya mengembalikannya ke kedutaan.
REUTERS
Pilihan Editor Tentara Rusia di Ukraina Mengeluh Gaji Terlambat Dibayar